PERINGATAN !
Kalau
mau membaca tulisan ini, hati anda harus tulus dan berpikiran netral !
Ingat
!
Tulisan
ini bukan bermakna
perbandingan dan
bukan
mencari kesalahan !
Fakta
adanya
“Hubungan tersembunyi”
“Hubungan tersembunyi”
antara
ayat-ayat Al
Quran terhadap Injil.
Maka
sudah saatnya untuk mengetahui hal tersebut.
Aneh tapi nyata !
Karena di dalam Injil: "Yesus
Kristus" tidak
pernah mengatakan
dengan gamblang bahwa :
"akulah Tuhan".
Dengan memahami ayat-ayat Mutasyaabihaat (samar-samar) di Al Quran maka menjadi lebih mudah untuk dimengerti bahwa sosok nabi yang berhubungan dengan Injil (yang tertulis memakai nama “Isa”) bertujuan membuktikan secara tertulis bahwa Yesus Kristus yang terlebih dahulu tertulis di dalam Injil adalah Tuhan!
Tulisan
ini adalah "Fakta" yang tidak pernah berubah
dan
bukan
untuk diperdebatkan !
Kalau
merasa berat atas penjelasan diatas.
Tinggalkanlah
Blog ini !
http://hubungantersembunyi.blogspot.com
Sekalipun
anda mau melanjutkan membaca, maka
alangkah bijaksana jika pribadi anda terlebih dahulu kembali pada fitrahnya.
BBB BBB BBB BBB BBB BBB
BB BBBBBBBBBBBBBBBB B
Tulisan
ini memberikan penjelasan bahwa perselisihan
pendapat antara umat Islam dan Kristen akibat
dari kekeliruan yang bersangkutan saja.
Oleh karena itu dilema tersebut bagaikan benang kusut yang harus dicari ujung dan pangkalnya !
Jadi tulisan ini berisi cuplikan ayat-ayat
tertentu
yang terdapat di Al Quran dan Injil.
Walaupun demikian maksud dari tulisan ini bukan
berarti
mengada-ada atau memaksakan hubungan antara Al Quran dengan Injil !
Akan tetapi supaya pembaca mengetahui jelas
adanya
"hubungan tersembunyi" yang jarang diketahui.
"hubungan tersembunyi" yang jarang diketahui.
Sehingga tulisan ini sangat penting untuk dipahami secara
pribadi.
Tulisan
ini
berdasarkan makna yang tersirat
di
ayat Al
Quran surat.12 YUSUF:111
Q.12 YUSUF : 111 yaitu;
Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang
yang
mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu,
dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Oleh karena itu isi dari
tulisan ini terdiri dari beberapa
ayat-ayat Al Quran dan kitab sebelumnya yaitu kitab Injil.
Jadi tulisan ini adalah fakta bukanlah dibuat-buat, dan untuk
membuktikan kebenaran dari isi yang tersirat pada ayat tersebut (Q.12:111).
Jadi tulisan ini menjelaskan bukti tentang kebenaran tersebut.
Yaitu: Ayat Injil yang mana dibenarkan oleh ayat di surat apa dalam Al Quran?Jadi tulisan ini menjelaskan bukti tentang kebenaran tersebut.
Karena pada dasarnya
pendapat orang beriman dari berbagai aliran adalah baik,
yaitu: menghendaki supaya semua orang di dunia ini tidak ada
yang “kafir”!
Oleh karena itu dengan
dilandasi pengaruh dari keyakinannya,
maka segala upaya telah
ditempuh oleh sebagian orang-orang beriman untuk melaksanakan hasil pendapatnya.
Tetapi:
Jika pendapat tersebut tidak didukung dengan pengetahuan yang lengkap,
ditambah lagi sifat manusia “aku-lah yang paling
benar”,
maka orang yang bersangkutan bisa beranggapan
bahwa orang lain adalah kafir sehingga pendapat
tersebut
berakibat fatal bagi hubungan sesama manusia di dunia ini.
Coba
perhatikan ayat dibawah ini:
Q.69:50
Dan sesungguhnya Al Quran itu
benar-benar menjadi penyesalan
bagi orang-orang kafir (di akhirat).
Jadi:
Siapakah “orang
kafir” yang akan menyesali Al Quran
di akhirat ?
Jawabannya:
Karena “Allah Maha Adil” : Maka tidaklah
mungkin Al Quran diturunkan
kemudian akan disesali oleh orang-orang yang bukan
pemegangnya.
Jadi jelas orang-orang yang menyesali Al Quran hanya para pembacanya saja, hal itu memang sudah ditegaskan di Q.5:68 kalimat terakhir.
Jadi jelas orang-orang yang menyesali Al Quran hanya para pembacanya saja, hal itu memang sudah ditegaskan di Q.5:68 kalimat terakhir.
Oleh
karena itu kalau pembaca Al Quran sudah meyakini bahwa
“Allah
Maha Adil” tetapi belum memahami
siapa yang di katakan “kafir” di akhirat
nanti seperti yang sudah tertulis dalam ayat Al Quran di Q.69:50, maka
segala
ayat-ayat yang bermakna “untuk menghukum orang
kafir” sangat riskan bagi pembacanya bahkan bisa “menjadi
boomerang” bagi yang bersangkutan.
Dengan
demikian tidak diherankan karena kekeliruan
tersebut, maka ayat Al Quran
yang bernada perintah: “untuk melenyapkan orang kafir” ditelan
mentah-mentah
tanpa disadarinya, kemudian terjadilah “eksekusi” diri sendiri
(bom
bunuh diri) yang artinya dirinya sendiri paling pertama dilenyapkan.
Itulah sebabnya mengapa sampai hari ini peristiwa "Bom bunuh diri” mayoritas para pelakunya
dari kaum “yang mempelajari Al Quran" ?
Hal itu akibat mereka tidak memahami sehingga
keliru “siapa yang disebut kafir ?"
Karena dasarnya sudah keliru dan mereka terlena, maka ayat Al Quran yang bernada
perintah: “bunuhlah orang kafir" menjadi boomerang bagi mereka
yang melaksanakannya disaat hidup di dunia.
Oleh karena itu setelah mereka "meninggal dunia" maka di akhirat nanti Al Quran menjadi penyesalan baginya!
Hal itu akibat mereka tidak memahami sehingga
keliru “siapa yang disebut kafir ?"
Karena dasarnya sudah keliru dan mereka terlena, maka ayat Al Quran yang bernada
perintah: “bunuhlah orang kafir" menjadi boomerang bagi mereka
yang melaksanakannya disaat hidup di dunia.
Oleh karena itu setelah mereka "meninggal dunia" maka di akhirat nanti Al Quran menjadi penyesalan baginya!
(Tersirat di Q.69:50)
Bacalah tulisan ini sampai tuntas dan dicermati dengan
pikiran “NETRAL”.
Sebagian dari ayat-ayat Al Quran mengandung makna
"Hubungan tersembunyi" terhadap Injil.
Mengapa disebut "kafir"
kalau orang mengatakan
"Al
Masih Isa putera Maryam" adalah Tuhan ?
Hal itu bertujuan agar pembaca
tidak tersesat oleh "nama"
tersebut.
Sebab tokoh pembawa Injil yang
diceriterakan dalam Al Quran
hanyalah figur "anak
manusia" yang suci saja.
.
Karena Allah Maha Tahu bahwa
sejak awal Injil beredar bahkan sampai dengan hari ini
"nama
asli" dari tokoh utama yang tertulis di dalamnya kurang
berkenan bagi hampir
semua orang Yahudi dizaman itu
kemudian orang mu'min / Islam sampai sekarang.
.
"Bacaan umum tentang akhirat"
Bacaan ini ringan tetapi sungguh
berat bagi mereka yang "tinggi hati".
Bacaan ini memberikan penjelasan
bahwa pertentangan antara Al Quran dan Injil dikarenakan kekeliruan dalam
pikiran manusia akibat pengaruh gangguan ghaib yang jahat !
Bacaan ini memberikan penjelasan
bahwa ayat-ayat Al Quran yang bermakna “peringatan”
tentang akhirat akibat menyangkal Tuhanmu "Yang menguasai hari pembalasan"
.
Tulisan ini adalah "Fakta"
yang tidak pernah berubah dan
bukan untuk diperdebatkan !
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
Tulisan ini merupakan hal biasa yaitu
membahas
hubungan antara ayat-ayat Al Quran terhadap Injil.
Tetapi maknanya supaya pembaca berpikir kembali bahwa
nasib masing-masing pribadi kelak di
akhirat merupakan
hasil pilihan semasa hidupnya.
|
||
.1113d
1
Misteri adalah sesuatu
yang masih belum diketahui, “suatu saat”
misteri itu bisa
terungkap!
.
Al Quran surat 38. SHAAD : 88 yaitu; Dan sesungguhnya kamu akan
mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi.
Ayat diatas sudah tertulis ribuan tahun yang lalu, sehingga
sudah dibaca dari generasi kegenerasi turun temurun.
Oleh karena itu ayat tersebut
mengisyaratkan bahwa kebenaran dari isi Al Quran belum diketahui bagi
pembacanya.
Itulah bukti bahwa isi dari surat 38.SHAAD : 88 merupakan sebuah alasan kuat bahwa kitab Al Quran
memang isinya harus “dikaji” dengan tujuan untuk
mendapatkan kesimpulan yang bermakna
positip dari hasil “pengkaji-an” tersebut, jadi jelas bukan
sekedar dilafalkan saja !
Kalau hal itu tidak dicermati
dengan baik maka dapat berakibat fatal yaitu hanya "pembenaran diri"
yang timbul bagi setiap pembaca Al Quran, karena sifat dasar dari manusia tanpa
terkecuali pada umumnya egois yaitu "akulah
yang paling benar !"
Akibatnya dapat menyalahkan
pendapat para pembaca kitab-kitab terdahulu, bahkan kitab-kitab terdahulu-pun
ikut disangkal / difitnah palsu dengan berbagai macam alasan !
.Tulisan
ini hanya memberikan penjelasan akan inti permasalahan yang menimbulkan "perdebatan panjang" dari
generasi ke-generasi yaitu masalah antara Al
Quran dan Injil !
Oleh karena itu blog ini hanya bertujuan agar pembaca mengerti / memahami:
Siapa Yesus Kristus dalam Injil ?
Siapa Isa Al Masih dalam Al Quran ?
Kalau
pembaca sudah memahaminya maka tidak akan lagi memperdebatkan antara Al
Quran dan Injil.
Walaupun kisah kehidupan Yesus
Kristus telah berlalu dan kisahNya hanya tinggal sejarah yang tertulis dalam
"kitab Injil". Maka
siapakah Yesus Kristus sesungguhNya ?
Dan yang lebih penting lagi
kita harus tahu siapa “Dia” / Yesus Kristus sekarang dan
nanti !
Sebab di dalam kitab
Injil hanya kisah tentang kehidupan Yesus Kristus diwaktu hadir ke dunia
sebagai "Anak Manusia utuh tanpa dosa", sehingga sulit untuk memahami siapa “Dia” yang sesungguhNya.
PEMBAHASAN:
Mengapa nama "Yesus Kristus" dalam Qur'an berubah menjadi Isa?
Kalau Isa sama dengan Yesus,
mengapa di dalam Al Quran tidak satupun
ayat yang menyebut lagi bahwa nabi Isa akan datang kembali kedunia untuk mengumpulkan semua manusia diakhir
zaman ?, seperti tertulis di Injil Matius 25:31-32.
Dalam Injil tertulis posisi / status
Yesus
Kristus sebagai "Anak
Manusia" diakhir
zaman
mempunyai wewenang akan mengumpulkan semua
orang tanpa terkecuali untuk diadili.
2
Akan tetapi (600 tahun kemudian setelah Injil) hanya
kitab Hadits saja yang menegaskan lagi hal tersebut hanya saja memakai nama Isa Almasih (yang akan datang diakhir zaman) , dimana nama
tersebut dalam Al Quran dikenal sebagai nabi "pembawa Injil".
Oleh karena sebelum ada Al
Quran dimana nama Yesus Kristus sudah dikenal
tertulis di Injil, maka para pembaca Al Quran tidak salah
dengan "anggapan"
bahwa nabi pembawa Injil bernama “Isa Al
Masih” adalah "Yesus Kristus !"
Dengan demikian bahwa nama "Isa" dalam Al Quran hanyalah
merupakan figur dari tokoh utama yang tertulis di Injil, yaitu sosok "Anak Manusia" yang bernama
asli Yesus Kristus.
Sedangkan "wewenang diakhir zaman" Al Quran tidak
menulis kembali posisi/status
dari figur nama tersebut sebagai "Anak Manusia" seperti
layaknya tertulis di Injil Matius 25:31-32.
Akan
tetapi dengan jelas di dalam Al Quran hal tersebut sudah berubah dengan tujuan menghimbau
semua orang mu'min / Islam di seluruh dunia agar jangan
lagi beranggapan bahwa Yesus Kristsus adalah "Anak Manusia"
melainkan, Katakanlah: "Tuhan kita" akan
mengumpulkan kita semua (Q.34:26).
Injil Matius
25:31-32
31; Apabila Anak Manusia datang
dalam kemuliaanNya......
32; Lalu
semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya.........
Setelah 600 tahun kemudian kitab Al Quran menegaskan kembali hal itu, tetapi
tidak lagi menyebut sosok “Anak manusia” ataupun
namaNya melainkan tertulis dengan
nada
menghimbau agar menyebut status dari wewenangNya saja.
Q,34:26 ; Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan
kita semua......
Jadi jelas
bahwa : “Anak manusia” di Injil = “Tuhan kita” di Al Quran !
Oleh karena itu kalau kita
mengkaji Al Quran dan membaca kitab Hadits disertai membaca “Injil Kristus” dengan teliti dan benar, maka akan
didapati keterangan yang lebih jelas tentang sosok nama
“Isa” yang
ditegaskan di dalama Al Quran sebagai
seorang nabi pembawa Injil, dan yang dikatakan oleh
rasul Muhammad di dalam Hadits bahwa “diakhir zaman
Isa seorang
nabi pembawa Injil akan datang kembali ke dunia”.
Maka jelas secara
tersamar dari awalnya Al Quran mendukung /
menegakan "kebenaran" Injil yang memang
"sudah benar", bahwa "Dia" Yesus Kristus (pembawa berita gembira/Injil) sesungguhnya
adalah Tuhan sendiri / "Ruh Allah" yang
pernah hidup menjelma dalam wujud sebagai "Anak
Manusia" (600 tahun
sebelum Al Quran ada / tersirat di Q19:17), dan sekarang telah
kembali ke-asalNya Sorga. Oleh karena sejarah telah mencatat hal
tersebut, maka sampai hari inipun manusia ada yang percaya adapula yang
menyangkal / kafir.
Jadi tidak heran karena dalam sejarah kehidupan di bumi “sosok Tuhan” pernah dilihat oleh manusia maka “sosokTuhan” tersebut diperdebatkan dari generasi ke-generasi, dan oleh karena “sosok Allah” tidak
pernah terlihat manusia maka “Allah” tidak akan pernah diperdebatkan !
3
Dengan demikian bisa
disimpulkan bahwa sejak awal ayat tersebut (Q.34:26)
diturunkan merupakan sebuah penegasan
tersamar bagi orang mu'min / Islam yang sudah pernah membaca atau
mendengarkan berita “Injil Kristus” supaya berpikir bahwa
kalau nanti diakhir zaman "Anak
Manusia" Yesus Kristus seperti tertulis di Injil jadi datang kembali kedunia ini, maka semua orang mu'min / Islam dan semua orang tanpa
terkecuali disaat itu (hari kiamat) harus
mengakui dengan mengatakan bahwa: "Yesus
Kristus itu adalah Tuhan !"
Sebab "Dialah" yang mengumpulkan kita semua !
Kenyataannya semua orang Kristen sekarang ini tidak
lagi menyebut: “Yesus
Kristus manusia” melainkan dengan sebutan :“Tuhan Yesus Kristus” hal itu sesuai dengan saran Allah di Q.34:26 !
Oleh karena
itulah tujuan Al Quran diturunkan dizaman itu untuk memberikan penjelasan
kembali kepada pembacanya secara tersamar agar mengerti bahwa sosok
“Anak manusia” yang tertulis di Injil sesungguhnya adalah “Tuhanmu!”, itulah sebabnya Q.34:26 isinya bermakna sebuah himbauan : Katakanlah:
"Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua
!
(Dengan tujuan untuk memisahkan manusia antara golongan kiri dan kanan /Matius 25:33 & tersirat di Q.90:17-19)
(Hal itu tidak akan bisa dimengerti kalau tidak membaca “Injil Kristus”).
(Hal itu tidak akan bisa dimengerti kalau tidak membaca “Injil Kristus”).
Ket: Itulah sebabnya begitu pentingnya Al Quran diturunkan setelah Injil
beredar di jazira arab, sebab tanpa Al Quran semua orang awam yang “berpikiran
kritis” akan sulit untuk membuktikan secara
tertulis bahwa Yesus Kristus (di Injil) adalah Tuhan!
Karena sampai dengan hari ini belum juga
tiba hari kiamat !
Maka semua orang mu'min / Islam sampai hari inipun terserah mau percaya atau tidak (tanpa paksaan) kepada Tuhan Yesus Kristus yang
akan datang kembali diakhir zaman.
Akan tetapi bagi mereka yang semasa hidupnya menyangkal sosok Tuhan yang akan “mengumpulkan
kita” maka di dalam Al Quran itu
sendiri Allah pun memberikan gambaran hukuman ("ayat peringatan") yang merupakan konsekuensi akibat
dari penyangkalan tersebut .
( Hal tersebut tidak akan bisa
dimengerti kalau tidak membaca Injil dengan benar >penjabaran dibawah).
Itulah bukti dalam Al Quran segala
kesimpulan dari hasil “pengkajian” terserah bagi si-pembacanya tanpa paksaan, oleh karena itu
masuk Islam-pun tidak ada paksaan !
Akan tetapi kita harus ingat
bahwa orang berIman harus mengimani adanya "hari kiamat !"
Dengan demikian kalau semua orang
mu'min / Islam yang sedang mengkaji Al Quran telah membaca atau mendengarkan
berita Injil Kristus dan menyimaknya dengan benar sehingga dapat menyadari
adanya hubungan ayat Injil dengan ayat tersebut dalam Al Quran yang bermakna
himbauan : Q.34:26
(Katakanlah:
"Tuhan kita)
Ket: Bahwa sebagian dari
ayat-ayat Al Quran yang diawali dengan
“suku kata
himbauan” pasti secara
tersamar sedikitnya makna dari isi
ayat tersebut berhubungan / menyinggung tentang Injil
Kristus, oleh karena itu ayat
tersebut secara tersamar menghimbau pembaca agar memperhatikan makna yang tersirat
di dalamnya. Hal inilah yang tidak disadari bagi semua pembaca Al Quran karena tidak
memahaminya, apalagi bagi yang
tidak pernah membaca Injil Kristus dengan tulus.
Contoh beberapa ayat yang
diawali dengan kata-kata himbauna
: Q.3:55> “Ingatlah”,
Q.23:29> “berdo’alah”,
Q.5:68 -
Q.34:26> “Katakanlah” dan lainnya. (Penjabaran dibawah)
4
Maka dapat dipastikan sejak awal Al
Quran diturunkan kalau saja semua orang mengkajinya dengan teliti dan disertai
membaca Injil, dengan demikian apa yang selalu "diperselisihkan" tentang keTuhanan Yesus Kristus seharusnya
sudah selesai !
.
Jadi
kalau merujuk kepada kitab Injil maka bisa disimpulkan ayat Q.34:26 bermakna :
"Sudah basi" kalau orang masih beranggapan Yesus Kristus bukan Tuhan !
.
Oleh karena itu sekarang ini keraguan tentang Tuhan Yesus
Kristus di Injil tidak perlu timbul kalau kita meyakini Al Quran adalah Firman
Allah !
Karena Allah sudah berpesan dengan kalimat; Katakanlah: "Tuhan kita!"
"Tuhan kita"
artinya Tuhan milik semua orang yang percaya kepadaNya !
Dengan demikian jelas status Yesus waktu ada di dunia nyata “Dia” 100% manusia, dan setelah “Dia” bangkit dari antara
orang mati, (600 tahun kemudian) Al Quran dalam ayatnya menegaskan kembali bahwa “Anak Manusia” yang tertulis di Injil ternyata 100% Tuhan (katakanlah Tuhan kita / Q34:26).
Jadi pikiran kita “janganlah terpaku” pada status Yesus Kristus dalam gambaran Isa Putera Maryam saja, yang memang disaat dahulu berada di dunia hanya figur seorang manusia biasa !
Jadi pikiran kita “janganlah terpaku” pada status Yesus Kristus dalam gambaran Isa Putera Maryam saja, yang memang disaat dahulu berada di dunia hanya figur seorang manusia biasa !
Hal diatas tidak akan kita ketahui bahkan sulit sekali kalau kita
terlebih dahulu tidak membaca Taurat dan Injil dengan hati yang tulus dan
disertai dengan hikmat Allah.
Dengan membaca Injil Kristus maka
kita akan lebih mudah dalam hal mengkaji Al Quran untuk mengambil
kesimpulan-kesimpulan apa maksud dari ayat-ayat yang ada di dalamnya,
dan dengan catatan bukan untuk mencari
perbandingan atau kesalahan Injil terhadap Al Quran!
Dan disaat membaca Al Quran pun
harus dengan akal yang dilandasi dengan pikiran "netral" serta
kembali kepada fitrah diri masing-masing pembaca.
Sedangkan himbauan untuk
membaca kitab Taurat dan Injil-pun sudah tertulis di
Al Quran surat 5. AL
MAAIDAH:68
Q.5:68
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu
tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran
Taurat dan Injil yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan
kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan
kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu
bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
Keterangan :
-Jelas bahwa Kitab itu berbentuk buku
yang isinya tulisan, berarti untuk menegakkan ajaran- ajaran yang ada di dalamnya maka harus
dibaca.
Semua "Ahli Kitab saja dihimbau untuk membaca Injil apalagi orang awam!
- Pada kalimat akhir (Q.5:68); karena
“Allah Maha
Adil” maka tidaklah mungkin Al Quran membuat "mereka orang-orang yang bukan pemegangnya" menjadi “durhaka ataupun kafir”.
Perlu dipahami disini: Ayat
tersebut Q.5:68 sejak awal diturunkan dizaman itu tetap berlaku hingga kini,
dan maknanya jelas ditujukan untuk kaum Yahudi yang hanya membaca Taurat saja,
dan kaum yang lainnya termasuk kita yang hanya membaca Al Quran !, sehingga makna dalam ayat tersebut
menghimbau agar membaca Injil jangan dilupakan.
5
Jadi himbauan tersebut bukan untuk kaum Nasrani / Kristen, sebab mereka orang
Kristen sebelum ada Al Quran sampai kini selalu membaca Taurat dan Injil yang disebut "Al Kitab !" Karena
Al Quran untuk
umat manusia di dunia maka himbauan di ayat
tersebut ditujukan untuk semua orang yang berarti: “Supaya dipandang beragama
maka bacalah kitabnya orang Kristen!”
Dengan
demikian kita keliru mengatakan orang Kristen “Ahli Kitab”, hal itu tergolong fitnah.
Dan jika ada umat mu’min menjelek-jelekan isi dari AlKitab hal itu sama
saja menjelekkan Kitabnya sendiri, sebab ada tertulis di Q.43:4 yaitu; bahwa Al Quran dalam induk AlKitab.
Pada ayat tersebut (Q.5:68) dalam
bahasa aslinya memang tidak ada tertulis suku kata "Al
Quran", kalau sebagian kitab terjemahan ada tertulis suku kata "Al Quran", hal itu tidak masuk akal karena akan menimbulkan pertanyaan: Al Quran yang mana lagi? Sebab yang kita baca sudah kitab Al
Quran yang
membuat pembaca tahu akan anjuran / perintah tersebut untuk membaca "Taurat dan
Injil".
Oleh karena itu Al Quran yang
sudah diterjemahkan dalam bahasa apapun selalu disertai text aslinya (Arab),
dengan tujuan untuk mengklarifikasi segala kebenaran ataupun kesalahan / kekeliruan
dari hasil terjemahan, supaya cepat cek ulang terhadap text aslinya !
Contoh ayat pada kitab Al
Quran "terbitan/cetakan tertentu" yang diterjemahkan tidak sesuai
lagi dengan text aslinya (Arab).
Contoh
pada surat 1. AL FAATIHAH:7
Q.1 ayat 7 : (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau anugrahkan ni' mat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai (Yahudi), dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat
(Nasrani).
Ayat diatas jelas bahwa suku kata
di dalam kurung yaitu; suku kata "Yahudi" "Nasrani" tidak terdapat pada text aslinya.
Hal inilah yang sangat riskan
apabila di baca oleh seseorang, sehingga dapat menimbulkan fitnah bahkan bisa
mengganggu hubungan sesama manusia yang berbeda keyakinan !
Sedangkan kita tahu bahwa
"Yahudi" disebut-sebut dalam Al Quran adalah "Bani Israil",
dengan demikian sekalipun pembaca membenarkan kekeliruan pada Q.1:7 tersebut,
maka hal itupun menjadikan suatu yang bertentangan dengan Q.2.AL BAQARAH:47.
Q.2 ayat 47, yaitu; Hai Bani Israil, ingatlah akan ni'mat-Ku yang
telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingat pula) bahwasanya Aku telah melebihkan
kamu atas segala umat.
.
Jadi kalau kita mendapati
ayat-ayat dari terbitan kitab Al Quran terjemahan yang isinya sudah bertentangan
antara ayat-ayat yang lain, maka hal itupun tidak perlu diherankan, sebab
Allah Maha Tahu, sehingga dalam ayat Al Quran yang merupakan perkataan
Allah sudah memprediksikan kemungkinan kelak yang terjadi terhadap kekeliruan
atau ada unsur kesengajaan yang di lakukan manusia tertentu baik sadar maupun
tidak sadar dengan tujuan supaya terjadi pertentangan di dalamnya.
Oleh karena itu surat 4. AN NISAA' ayat
82, memberikan "peringatan" kepada mereka
pembaca Al Quran agar berhati-hati kalau mendapati Al Quran yang ayat-ayatnya bertentangan,
sebab hal itu dapat membingungkan karena nara
sumbernya sudah bukan lagi dari sisi Allah seperti "aslinya!".
6
Q.4.ayat 82, yaitu; Maka apakah
mereka tidak memperhatikan Al Quran ? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari
sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di
dalamnya.
Makna
yang tersirat di dalam ayat Q.4:82, yaitu ; siapa yang dimaksud “nara sumber” yang ber-ada di “sisis Allah” ? ( baca selanjutnya, penjabaran
dibawah).
Sekali
lagi diingatkan: Kalimat
terakhir pada Q.5:68 supaya pembaca berpikir
siapa yang menjadi durhaka dan kafir setelah Al Quran diturunkan?, sebab
pembaca sudah tahu bahwa "Allah Maha Adil", jadi tidaklah mungkin orang-orang yang tidak
membaca / tidak tahu menahu tentang Al Quran menjadi durhaka dan kafir !
.
Oleh karena itu kalau tidak membaca kitab
Taurat dan Injil (Alkitab) maka tidak
heran kalau pembaca Al Quran dari generasi kegenerasi mengakibatkan bertambahnya orang-orang yang melakukan kesalahan/kekeliruan sehingga menghujat Yesus Kristus atau paling tidak menyangkal Yesus Kristus Tuhan.
Ironisnya hal itu terjadi hingga
sampai pada hari ini, walaupun Yesus Kristus tidak pernah terlihat oleh semua
orang dan tidak pernah berhutang kepada setiap orang, tetapi mengapa hampir
sebagian orang mu'min yang membaca Al Quran dengan sengaja dan terbuka telah
menghujat Yesus Kristus ?
Dengan demikian orang yang
bersangkutan menjadi durhaka dan menyangkal atau menjadi kafir terhadap
keberadaan Yesus Kristus yang tertulis di Injil !
Jadi
mengapa hujatan hanya kepada nama
"Yesus Kristus" saja yang tertulis di Alkitab, walaupun ada nama-nama nabi yang lainnya,
seperti nabi kaum Yahudi yaitu "Musa" ?
Jadi ada pengaruh apa dengan "nama tersebut"???
.
Oleh karena itu kalau tidak
membaca kitab Injil Kristus maka para pembaca
tidak memahami bahwa kisah nabi Isa
yang tertulis di dalam Al Quran hanya figure
sosok manusia biasa saja tentang Yesus Kristus.
Oleh karena itulah hampir semua para pembaca Qur’an menjadi keliru sehingga terpaku dengan nama "Isa saja !", akibatnya beranggapan total bahwa sosok
dengan nama Yesus
Kristus di Injil sama dengan Isa Al Masih yang tertulis di Al Quran yaitu hanya
seorang manusia biasa saja yang tidak lain hanya seorang nabi !
Dengan demikian orang yang bersangkutan
karena sudah terlebih dahulu tertanam dibenaknya bahwa Isa manusia biasa,
dan bila kemudian hari yang bersangkutan membaca Injil
Kristus maka pikiran orang tersebut bisa beranggapan bahwa kisah Yesus Kristus di dalam Injil seakan menzalimi kisah
nabi-nabi yang lainnya telah berdosa.
Walaupun kenyataannya jelas bahwa manusia
Yesus Kristus saat berada di dunia hanya
"Dia" yang tidak berdosa, karena
diciptakan bukan dari "proses peranakan" seperti layaknya manusia biasa yang
terjadi dari pembuahan benih manusia yang ada di bumi !
7
Dengan demikian jelas barang siapa
yang menuduh "Dia" hasil dari hubungan
manusia maka orang tersebut disebut "kafir kepadaNya" (tersamar di Q.4:156), oleh karena
"Dia" / Yesus Kristus tidak ada Bapa duniawi maka tidak heran kalau
"Dia" selalu berkata : "BapaKu yang disorga !"
Contoh perkataan yang pernah
dikatakan Yesus Kristus pada saat berada di alam zhahir/nyata:
Injil Yohanes
3:13, yaitu; Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari
pada Dia
yang telah turun dari
sorga, yaitu Anak Manusia.
Injil Yohanes
6:38, yaitu; Sebab Aku telah turun
dari sorga bukan untuk melakukan
kehendakKu, tetapi
untuk melakukan kehendak Dia yang
telah mengutus Aku.
Injil Yohanes
14:31 , Tetapi supaya dunia tahu, bahwa
Aku mengasihi Bapa
dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu
seperti yang diperintahkan Bapa kepadaKu, ...
Oleh karena pengakuan dari anak
manusia Yesus sendiri bahwa kedatanganNya ke dunia diutus oleh Bapa yang di
sorga dan kebangkitanNya dari antara orang mati untuk kembali keasalNya sorga, oleh
karena bukti itulah maka "Dia"
disebut "anak Allah yang tunggal" (contoh:
seorang pemuda dari kota Jakarta datang ke kota Surabaya, maka pemuda tersebut
disebut "anak Jakarta", jadi
jelas bukan berarti kota Jakarta melahirkan
anak tersebut, melainkan anak tersebut
datang dari Jakarta !),
hanya sebatas bukti itu (masuk logika) maka kita sebagai manusia bisa
mengetahui alasan terhadap sebutan status "Dia"
/ Yesus pada saat datang ke dunia dizaman
itu, yaitu; mulai dari tempat asalNya kemudian kehadiranNya di dunia sampai
kembali ke-asalNya lagi !
Jadi oleh karena "Anak Manusia Yesus Kristus" waktu hadir di dunia hanya "Dia"
saja satu-satunya manusia (diantara manusia yang sudah ada) yang datang / berasal dari Allah , maka
"Dia" disebutnya "Anak Allah yang tunggal !". Jadi kita harus membedakan arti kalimat: “Allah mempunyai anak” dengan “anak yang datang / berasal dari Allah”.
Dengan demikian jelas Yesus Kristus adalah wujud
nyata yang mempunyai / berhubungan dengan unsur
“Kekekalan dan Hidup”.
Sebutan
tersebut tidak berlebihan dan tidak
melampaui batas terhadap Allah Yang
Maha Tahu!
Oleh sebab itu kalau kita
perhatikan semua nabi (laki-laki) selalu jelas asal usulnya yaitu dengan
menggunakan kata "bin" yang
mengacu kepada ayahnya, dengan demikian seharusnya kalau Isa dalam Al Quran
(figur Yesus) hanya seorang manusia biasa saja maka seharusnya memakai
keterangan "bin" ayahnya. Akan tetapi keterangan tersebut tidak
ada, hal itu menunjukan bahwa "Dia" bukan manusia pada umumnya, sebab lain
halnya dengan "Adam" walaupun manusia pertama yang diciptakan Allah
tanpa bapa duniawi, tetapi Yesus diciptakan "bukan dari tanah !".
Oleh karena itu Al Quran menegaskan kembali "dengan gamblang" kisah kehadiran sosok nabi pembawa Injil yaitu Isa
putera Maryam seorang laki-laki suci jelmaan
dari Ruh Allah sendiri, tersirat
di Q.19:17-19.
Jadi jelas "Dia" (Yesus Kristus) bukanlah manusia biasa, seperti
pengakuanNya.
Oleh
karena itu "Dia" (Yesus Kristus) dalam pesannya mengajarkan kepada
manusia agar menyebut bahwa Allah Sang Haliq adalah "Bapa yang ada di sorga".
8
Ketidak tahuan itulah
yang menyebabkan para pembaca Al Quran berpikiran bahwa orang nasrani salah
karena menyebut Yesus Kristus "Anak Allah" dan "memper-tuhankan
manusia", kekeliruan itulah
membuat pikiran mereka pembaca Al Quran beranggapan: kalau "Allah
mempunyai anak" berarti Allah mempunyai Istri !, maka dengan demikian para
pembaca Al Quran merasa tidak perlu lagi untuk membaca Injil karena beranggapan
bisa menjadi sesat !, sehingga membuat pembaca Al Quran selamanya tidak akan
tahu alasannya, seperti penjabaran diatas.
Kekeliruan itu bisa dibuktikan yaitu, walaupun pembaca tidak
mengakui Yesus Kristus Tuhan, berarti para pembaca
Quran berpandangan bahwa Yesus hanya seorang nabi saja seperti layaknya
nabi-nabi yang lain, ironisnya mengapa juga tidak ada
satupun para pembaca Al
Quran yang menyebut "nabi Yesus ?" (Itulah bukti memang setelah “Dia” bangkit tidak
lazim nama “Yesus Kristus” disebut nabi !).
Itulah bukti para pembaca terpaku pada
nama samaran (Isa) tersebut sehingga tidak mau mengakui kenyataan sejarah dari kitab
terdahulu tentang nama asli yang tertulis di Injil.
Jadi sampai saat ini timbulnya perdebatan tentang status Yesus Kristus disebabkan para pembaca Al
Quran memaksakan bahwa Yesus adalah Isa, sedangkan di dalam Al Quran tidak ada
satu ayatpun tertulis NAMA asli "Yesus Kristus".
Bahkan di dalam Al Quran pun
tidak ada ayat yang menegaskan bahwa nama "Isa" adalah Yesus Kristus
atau dengan penekanan kalimat "Isa alias Yesus !".
Hal itu suatu bukti bahwa Al Quran hanya
memberikan gambaran : bahwa nabi pembawa Injil
adalah anak Maryam yang bernama "Isa" !
Jadi kesimpulannya kalau nabi Isa sekedar disamakan dengan Yesus di Injil hal itu boleh-boleh
saja, karena
di Al Quran
tertulis bahwa Isa dengan Injilnya.
Akan tetapi nama asli "Yesus
Kristus" secara hakiki tidak bisa
disamakan dengan Isa Almasih, sebab
hanya dalam Nama asliNya
yaitu "Yesus Kristus" ada kuasa "di alam ruh", yang
mana Nama tersebut ditakuti oleh kuasa jahat
/ syaitan sehingga dibenci oleh syaitan dkk !
Oleh karena "Allah Maha
Tahu" bahwa sampai kapanpun nama
"Yesus Kristus" yang terlebih
dahulu tertulis di Injil akan dibenci orang tanpa ada sebabnya.
Maka dizaman itu Al Quran menggunakan nama
samaran tersebut yaitu "Isa Almasih", yang merupakan
figur dari sifat kemanusia-an Yesus Kristus
yang ada di Injil.
Oleh karena itulah nama tersebut di dalam
Al Quran
menceriterakan seorang nabi yang hanya
sosok ibunya saja yang diketahui secara zhahir, maka hal tersebut
dipertegas dengan kalimat : "namanya Isa putera Maryam
!"
Hal itu bertujuan untuk menghindari anti pati pembaca terhadap nama asliNya di Injil.
Walaupun maksud dan tujuan tersebut adalah
baik, akan tetapi semua tergantung dari orang yang membacanya, sebab kalau orang yang membaca / mengkaji Al Quran tidak teliti dan hati-hati,
9
maka Al Quran bisa menjadi "bumerang" terhadap Injil, hal itulah yang menyebabkan
kedurhakaan para pembaca karena bisa memfitnah / menghujat kitab Injil termasuk tokoh yang ada di kitab suci
tersebut ! (tersirat di Q.5:68 kalimat terakhir).
Ket: Dimana nama asli dari
seseorang pasti tidak akan pernah
berubah bunyinya walaupun ditulis dalam bahasa apapun!, apalagi orang
tersebut sudah meninggalkan dunia nyata / alam zhahir.
Jadi menyangkut nama seseorang tidak dapat
diterjemahkan kedalam suatu bahasa !
Oleh karena itu janganlah mengada-ada dengan
alibi bahwa nama Yesus
Kristus adalah dalam bahasa Ibrani atau Yunani dll, sebab siapapun
orangnya apabila dilahirkan dalam sebuah daerah/Negara maka “nama asli” orang tersebut tidak akan "drastis" berubah bunyinya sekalipun dia merantau ke
ujung dunia, begitu pula jika orang tersebut kelak ditulis kembali sejarah
kehidupannya maka namanya tidak lazim diganti.
(Kecuali: Untuk suku kata "Al Masih" bisa berubah
karena bukan nama orang tetapi nama "gelar" seperti "Imanuel”).
Contoh: Rasul
Muhammad lebih dari 1000 tahun sampai sekarang namanya tidak berubah !
Oleh karena Allah Maha Tahu bahwa setelah Yesus Kristus bangkit dari antara orang
mati kemudian terangkat (kembali)
kesorga, maka nama tersebut tidak lazim lagi disebut nabi, dengan demikian Al Quran
untuk menjelaskan kembali kisah para nabi dengan kitabnya masing-masing, maka
untuk menceritakan sosok
nama nabi pembawa Injil saja yang tidak lagi ditulis dengan menggunakan nama aslinya seperti nama-nama nabi yang lainnya.
Jadi jelas karena bukan nama asli “Yesus”,
maka kepada "Nama" yang ber-"Hak"
atas WewenangNya tidak
akan keliru!, dengan
demikian apa yang tertulis di dalam Al Quran tentang ceritera nabi dengan nama Isa
Al Masih tidak akan mungkin sama dengan "kisah
Yesus Kristus" !
Sehingga kisah nama
"nabi Isa" di dalam Al Quran tidak melampaui batas atas wewenang
terhadap sosok nama Yesus
Kristus seperti kisahNya yang
tertulis di Injil !
Jadi supaya tidak terjadi kekeliruan maka semua orang harus tahu!
Agar dapat membedakan kedua nama tersebut dari
sudut pandang yang "Hak".
Agar dapat membedakan kedua nama tersebut dari
sudut pandang yang "Hak".
Siapa nabi Isa dalam Al Quran ?
Siapa Yesus Kristus dalam Injil ?
Karena
Allah Maha Tahu “Yang HAK”.
Maka
tidak ada satupun ayat dalam Al Quran yang
menyatakan bahwa nabi Isa akan datang lagi
diakhir zaman, dan tidak satupun ayat Al Quran
yang menyatakan dengan tegas bahwa nabi Isa disalib !
Hal
itu disebabkan bahwa yang “berHak” atas peristiwa penyaliban sesungguhnya
yang telah terjadi dan yang “berHak” atas peristiwa
yang akan datang di hari Kiamat yaitu sosok yang
bernama Yesus
Kristus yang tertulis di Injil Kristus !
Ketidaktahuan itulah merupakan akar permasalahan yang
menimbulkan perselisihan atara umat Allah di dunia selamanya!
menimbulkan perselisihan atara umat Allah di dunia selamanya!
10
Jadi tidak mengherankan karena Allah
Maha Tahu, maka di dalam surat 5 AL MAAIDAH ayat 68 sudah diingatkan
kepada rasul Muhammad (kalimat terakhir) bahwa apa yang diturunkan kepadanya
akan menambah kedurhakaan dan kekafiran !
Hal itu
disebabkan pada kalimat sebelumnya dalam ayat tersebut sudah dihimbau untuk
membaca Injil, tetapi dengan
pengaruh issue yang tidak jelas tanpa ada bukti yang sah (“katanya Injil sekarang sudah
tidak asli !”) maka semua umat Mu’min tidak mau membaca Injil, jadi semua umat Muslim / Islam tidak akan
tahu karena tidak mau mencari tahu tentang yang “Hak” terhadap nama siapa yang berhak atas wewenang Allah dan
kisah nyata yang sebenarnya ?
Dengan demikian kebenaran Al Quran surat 5 ayat 68 sangat nyata dan jelas, karena dalam
ayat tersebut sudah memprediksikan keadaan di kemudian hari setelah Al Quran tersebar keseluruh dunia, hal itu terbukti: Bahwa mereka orang Nasrani dizaman itu (diawal Al Quran diturunkan) dan orang Kristen dimasa sekarang yang awalnya sudah percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhannya, kemudian setelah mereka membaca Al Quran maka terpengaruh menjadi sesat karena ayat-ayat mutasyaabihaat (Q.3 ayat 7). Akibatnya mereka menyangkal kembali Tuhannya sehingga disebut durhaka. Oleh karena itu dalam ayat tersebut
bertambahnya “kedurhakaan” lebih dahulu
di sebut.
Jadi jelas yang dimaksud orang durhaka : Yaitu para "pengikut Kristus" / orang-orang Kristen yang menyangkal kembali Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya karena terpengaruh Al Quran pada ayat-ayat Mutasyaabihaat. (Hal itu terjadi hingga saat ini)
(Contoh cerita legenda dari Sumatra Barat/Indonesia "Malin Kundang" disebut anak "durhaka" karena dia menyangkal ibunnya, apa lagi kalau manusia sampai menyangkal Tuhannya !).
Dengan demikian tidak heran bertambahnya orang-orang durhaka yaitu para "Mualaf" dan orang-orang kafir ternyata sudah tersirat dalam Al Quran (surat 5 ayat 68). Sedangkan yang disebut "orang kafir" dalam ayat tersebut yaitu orang-orang Mu'min yang terpengaruh ayat Mutasyaabihaat sehingga mereka menjadi "kafir" kepada Tuhan yang akan membangkitkannya dihari kiamat, yaitu kafir kepada Tuhan Yesus Kristus yang terlebih dahulu tertulis di Injil. Oleh karena itu rasul Muhammad bersedih hati kepada mereka yang menjadi "kafir". Dalam ayat tersebut rasul Muhammadpun tidak bersedih kepada "kaum durhaka" sebab mereka bukan pengikutnya melainkan mereka adalah pengikut Yesus Kristus yang melakukan desersi !
Jadi akar permasalahannya yaitu semua
pembaca Al Quran “tidak
tahu bedanya” siapa “Yesus Kristus” di Injil dan siapa “Isa” di Al Quran, sehingga jika
diperhatikan sekarang sulit untuk mempersatukan sudut pandang umat manusia di
dunia karena: Timbul pembicaraan tentang gambaran tokoh pada
satu Injil
dengan dua (2) nama yang berbeda !
Jadi pada "hakekatnya" nama Yesus Kristus tidak bisa disamakan dengan Isa.
Tetapi nama Isa boleh saja disamakan dengan Yesus, karena di dalam Al Quran ada tertulis: Isa dengan Injilnya (Q.5 ayat 46).
Jadi pada "hakekatnya" nama Yesus Kristus tidak bisa disamakan dengan Isa.
Tetapi nama Isa boleh saja disamakan dengan Yesus, karena di dalam Al Quran ada tertulis: Isa dengan Injilnya (Q.5 ayat 46).
Oleh karena itulah di dalam Al Quran salah satu ayat tentang kisah penciptaan
terhadap sosok dengan nama "Isa" ditegaskan dengan kata
"misal" / perumpamaan.
(di Q3.ALI'IMRAN
:59)
11
Q.3:59,yaitu:
Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di
sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari
tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang
manusia), maka jadilah dia.
.
Jadi jelas karena semua orang
yang membaca Al Quran tidak pernah mau membaca Injil, dan jika dikemudian hari
orang yang bersangkutan membaca Injil dengan tulus maka
sesudah itu berarti orang tersebut telah mendapatkan "ilmu pengetahuan" tentang nama tokoh
asli yang tertulis di dalamnya adalah "Yesus
Kristus".
Dengan
demikian orang tersebut akan tahu sehingga harus membenarkan dan bisa membedakan apa yang diketahuinya tentang "kisah Isa" di
dalam Al Quran dan apa yang diketahuinya
tentang "kisah Yesus" di dalam Injil, jadi yang
bersangkutan akan memahami
siapa "Isa" di dalam Al Quran
dan siapa "Yesus" di dalam Injil.
Maka yang bersangkutan pembaca Al Quran tidak boleh mendustai kenyataan tersebut, tersirat di Q.3:61
Q.3:61, yaitu: Siapa
yang membantahmu tentang kisah 'Isa sesudah datang ilmu
(yang meyakinkan kamu), maka
katakanlah (kepadanya): "Mari kita memanggil anak-anak kamu, isteri-isteri
kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian mari kita
bermubahala kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan
kepada orang-orang yang dusta.
Ayat diatas (Q.3:61) menegaskan
secara tersamar bahwa yang dimaksud “ilmu”
adalah kitab Injil yang telah dibaca,
hal itu jelas sebab semua orang
mu’min / Islam berpedoman pada kitab Al Quran,
dimana sejak lahir bahkan sampai dewasa yang bersangkutan tidak akan mungkin membaca Injil !
Dengan demikian "kisah Isa di Al
Quran" sudah lebih dahulu diketahuinya, kemudian apabila
yang bersangkutan melaksanakan himbauan membaca
Injil (tersirat di Q.5:68) maka
yang bersangkutan sesudah itu mendapat ilmu ("sesudah datang ilmu") menjadi
tahu sehingga yakin bahwa “kisah Isa”
di Al Quran hanyalah kisah sekilas dari sosok nabi pembawa Injil yang
merupakan figur Yesus Kristus dari sudut pandang manusia biasa saja, bukan dari sudut pandang “Ke’Illahian Yesus Kristus” yang sesungguhnya seperti tertulis secara rinci di dalam
kitab Injil
!
Jadi
tentang ilmu pengetahuan itulah yang tidak boleh didustai bagi orang mu'min yang
sudah tahu isi kitab "Injil dengan benar !" dan bagi mu'min yang
belum tahu karena tidak membaca Injil lebih baik jangan membantah , oleh karena
itu apabila terjadi perbantahan diantara sesama mu'min tentang hal tersebut,
maka lebih baik bermubahala yaitu
masing-masing pihak saling berdo'a kepada Allah Yang Maha Tahu agar la'nat
Allah ditimpakankan kepada orang yang dusta !
Dengan
demikian jelas bahwa yang dianjurkan
bermubahala adalah sesama mu'min yang
diantaranya ada yang pernah membaca "Injil
Kristus" sehingga membuat yang
bersangkutan sudah mendapatkan "ilmu
pengetahuan" tentang tokoh asli pembawa
Injil dengan rinci.
Karena semua orang mu'min / Islam
di anjurkan membaca Taurat dan Injil, hal itupun baru akan diketahui kalau
mereka / mu'min mau membaca / mengkaji / meneliti ayat-ayat Al Quran di
dalamnya ! (Q.5:68).
12
Jadi
jelas dalam ayat tersebut (Q.3:61) dari awal
diturunkan dizaman itu bukan kaum nasrani yang
diajak bermubahala, karena mereka tidak tahu menahu tentang kisah "Isa"
sebab mereka nasrani tidak membaca Al Quran,
maka apa yang mau dibantah kalau mereka nasrani tidak tahu !, karena dalam kitab Injil yang mereka baca tidak ada himbauan untuk membaca Al Quran.
Contoh salah satu ayat Al Quran yang
didustai pembacanya jika mengacu pada kenyataan nama
asli yang tertulis di Injil, yaitu Q.19-17-19.
Ingat !
Tulisan ini bukan ditinjau hanya dari
satu sisi saja !
Karena dasar dari
tulisan ini untuk menjelaskan bahwa
Al Quran membenarkan kitab sebelumnya yaitu kitab Injil
(tersirat di Q.12:111) .
Al Quran membenarkan kitab sebelumnya yaitu kitab Injil
(tersirat di Q.12:111) .
Coba
kita teliti kenyataan dari ayat tersebut, walaupun sudah jelas dan nyata di
dalam Al Quran (Q19:17-19) ditegaskan
dengan gamblang bahwa Isa Al Masih sosok
nabi pembawa Injil yang tidak lain
menjurus kepada Yesus Kristus
adalah “jelmaan” dari Roh Allah sendiri
yang artinya sudah jelas bahwa “Dia” merupakan
gambaran Allah yang pernah dilihat / hidup bersama manusia dizamannya, tetapi hampir semua para pembaca Al Quran tetap saja
tidak mau mengakui / menyangkal hal itu, dengan demikian pendapat tersebut tanpa sadar bisa berarti
meragukan kemampuan "Allah Yang Maha Segalanya" untuk menjelma sebagai apa yang
dikehendakiNya.
Ket:
Jadi kenyataan sampai hari ini perdebatan “Siapa Tuhanmu?” tidak
diherankan sebab: Ada yang percaya dan adapula yang
tidak percaya
bahwa “sosok
Tuhan” dalam sejarah kehidupan pernah dilihat oleh manusia,
maka “Tuhan” selalu menjadi bahan perdebatan !
Oleh karena sejarah mencatat bahwa “sosok Allah” tidak pernah terlihat manusia
maka “Allah” tidak pernah
diperdebatkan karena tidak beralasan !
Perdebatan tentang "Tuhan" terjadi karena
yang bersangkutan
tidak memahami disaat membaca sejarah masing-masing kitab tentang "Sang Haliq",
sehingga sulit membedakan tentang gambaran "Allah Sang Haliq" dari sudut
pandang yang “Zhahir atau yang Bathin" ? Yaitu:
gambaran "Sang Haliq" dari sudut pandang "Zhahir" disebut "Tuhan" / Ilāhin-nās.
sedangkan dari sudut pandang "Bathin" disebut Allah “Tuhan semesta Alam.”
tidak memahami disaat membaca sejarah masing-masing kitab tentang "Sang Haliq",
sehingga sulit membedakan tentang gambaran "Allah Sang Haliq" dari sudut
pandang yang “Zhahir atau yang Bathin" ? Yaitu:
gambaran "Sang Haliq" dari sudut pandang "Zhahir" disebut "Tuhan" / Ilāhin-nās.
sedangkan dari sudut pandang "Bathin" disebut Allah
Kalau pembaca sudah memahami makna penjabaran tersebut,
maka hal itu bisa dibuktikan karena sudah tersirat di dalam kitab Al Quran.
Oleh karena itu pemahaman tentang sebutan bagi “Sang
Haliq” bisa
merupakan satu kesatuan :Tuhan adalah Allah adalah Tuhan !
13
Dengan
demikian jika menyangkut sosok nabi pembawa Injil yang sesungguhnya
pasti para pembaca Al Quran mendustai
kenyataan dari makna yang hakiki pada ayat tersebut (Q.19:17-19) yang mendukung / menegakkan kebenaran Injil bahwa sosok manusia Yesus Kristus yang pernah hadir dalam sejarah kehidupan manusia adalah
gambaran Allah yang sejati, yang ditinjau dari sudut pandang “Zhahir”!
Oleh
karena itu kalau dizaman sekarang ada kaum Kristen membantah "tentang Isa" di Al Quran
berarti kebodohan yang bersangkutan karena
tidak tahu duduk persoalan dasar "tentang siapa Isa dan siapa Yesus !".
Jadi jelas karena di Al Quran dikisahkan nabi
pembawa Injil dengan memakai "nama Isa"
dan bukan memakai nama Asli seperti tertulis di Injil yaitu "nama Yesus Kristus", dengan demikian nama Isa
tersebut adalah samaran, oleh karena itulah
jelas semua ayat-ayat tentang nabi Isa bersifat samar-samar atau disebut "Mutasyaabihaat".
Oleh
karena itu namaNya yang Maha Agung di dalam Al Quran sesungguhnya tersembunyi.
14
Kesimpul
dengan adanya perubahan nama
“Yesus
menjadi Isa”, maka menjadi :
“Dilema dari generasi ke generasi !”
Mengapa tokoh Injil di Al Quran
harus tertulis dengan memakai nama
: “Isa Al Masih ?”
Sebab disaat Al Quran diturunkan bahkan sampai hari ini
memang nama :
“Yesus Kristus”
yang terlebih dahulu
tertulis di Injil tidak lazim lagi disebut nabi !
Oleh karena itu Al Quran
untuk menceritakan kembali sejarah masing-masing nabi dengan kitabnya, maka tokoh Injil di
Al Quran memang harus memakai nama samaran yaitu : “Isa
putera Maryam !”
Disebut “nama samaran” karena nama asli seseorang tidak dapat diterjemahkan bahkan tidak akan drastis berubah bunyinya walau ditulis dengan bahasa apapun !
Dengan demikian semua
ayat-ayat tentang “nabi Isa” tergolong
samara-samar atau disebut
“ayat Mutasyaabihaat”, dimana jenis ayat
tersebut
jika tidak diteliti
dengan mendalam maka bisa menimbulkan fitnah
(Q.3:7).
Karena Al Quran diturunkan (600 tahun setelah Injil beredar) dimana cerita tokoh Injil tidak tertulis dengan nama asli (Yesus), jadi mulai disaat itu status “Yesus Kristus” diperselisihkan oleh orang yang hanya
membaca Al Quran saja tanpa diteliti sambil membaca Injil Kristus (Q.43:63).
Hal itu yang tidak dipahami
oleh hampir semua orang tanpa terkecuali.
Akibatnya menjadi sebuah dilema dari generasi ke generasi, sehingga sulit
memahami makna tujuan dari Al Quran yaitu secara tersamar untuk menegakkan
kebenaran terhadap kitab sebelumnya / Injil
! (Q.12:111).
Jadi bagi orang yang
“tinggi hati” sulit membuktikan Yesus adalah Tuhan
Sebab di dalam Injilpun Yesus tidak pernah mengatakan “akulah Tuhan !”
Tetapi mereka yang sudah
meneliti Al Quran
dan Injil dengan benar dapat
menyimpulkan bahwa: Tanpa Al Quran memang sulit untuk membuktikan secara tertulis bahwa Yesus Kristus (dalam Injil) adalah Tuhan!
15
Jadi
kita harus hati-hati dengan ayat Mutasyaabihaat sebab
Al
Quran surat 3 ALI 'IMRAN:7 sudah
memberikan rambu-rambu bahwa setiap pembaca Al Quran yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan maka mereka akan mengikuti ayat
Mutasyaabihaat dengan tujuan untuk menimbulkan
fitnah.
Oleh karena itu "Misteri ayat Mutasyaabihaat" tidak bisa
terungkap kalau sekedar dibaca tanpa menggunakan akal yaitu menguasai "Ilmu
Pengetahuan" kitab-kitab terdahulu / sebelumnya.
.
Q.3
ALI'IMRAN:7
Dia-lah yang menurunkan Kitab Al Quran kepada kamu. Di
antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al
Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapaun orang-orang yang
dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka
mengikuti ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk
menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang
mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya
berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu
dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
Contoh ayat "mutasyaabihaat"
yang dapat menimbulkan finah jika
tidak dikaji atau diselidiki dengan mendalam,
yaitu; ayat tentang penyaliban (Q.4:156-157).
Walaupun pembaca AlQuran sudah
membaca “Injil Kristus” maka tetap saja memfitnah Yesus Kristus tidak
disalib !
Hal itu disebabkan pembaca tidak menyimak dengan benar Q.4:156-157 sehingga tidak sadar dalam
ayat tersebut menunjukan dengan jelas isinya: "karena
ucapan mereka" sehingga ceriteranya hanya “bagi mereka saja” yang kafir terhadap Isa !
Jadi jelas dalam ayat di
Q.4:156-157, ditekankan bahwa suku kata "mereka"
menjelaskan adalah orang yang kafir terhadap 'Isa !
Dizaman itu bahkan sampai
sekarang, semua orang mu'min apalagi orang Kristen /Nasrani tidak ada yang
menuduh Maryam dengan keji (zina), dengan demikian jelas bahwa yang menuduh
dengan keji (zina) dizaman itu
adalah orang-orang yang terpengaruh Yahudi yang kafir
terhadap 'Isa.
Jika kita sudah teliti membacanya dari ayat
156 kemudian masih berlanjut dengan ayat 157, maka jelas tentang peristiwa penyaliban
dimasa lalu ayat Al Quran menerangkan kembali dengan
tegas bahwa: "mereka" tidak yakin yang dibunuh adalah 'Isa (ujung ayat 157), hal
itu disebabkan “mereka” dasarnya / awalnya sudah "kafir kepada Isa / nabi pembawa Injil
!" ( yang sudah jelas tertulis diawal
ayat 156).
Oleh karena itu dalam ayat 157
sudah ditekankan dengan kesimpulan bahwa:
“padahal ucapan diserupakan dengan Isa” hanya bagi mereka, jadi bukan
bagi Allah Yang Maha Tahu !
16
Coba kita perhatikan ayat-ayat yang menyinggung tentang penyaliban, Q.4:156-157.
Q.4:156 ; Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa), dan tuduhan
mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), (tanda koma indikasi masih adanya
hubungan kuat dengan ayat berikutnya )
Q.4:157 ; dan karena ucapan
mereka: "Sesungguhnya
kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka
tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh
ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu, Mereka
tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
perasangka belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah
'Isa.
Jadi
jelas karena peristiwa penyaliban (kisah
nyata kehidupan Yesus Kristus) sudah
terjadi 600 tahun yang lalu, maka isi dari ayat 157sangat masuk akal karena isinya hanya menceritakan pendapat "minoritas mereka yang percaya" dan "mayoritas mereka yang menyangkal / kafir".
terjadi 600 tahun yang lalu, maka isi dari ayat 157sangat masuk akal karena isinya hanya menceritakan pendapat "minoritas mereka yang percaya" dan "mayoritas mereka yang menyangkal / kafir".
Oleh karena itu pembaca harus “hati-hati”dalam mengambil
kesimpulan terhadap isi ayat
157, karena isi ayat tersebut "bukan menyatakan nabi Isa tidak
disalib!"
Kalaupun
pembaca sudah mengetahui bahwa "Isa" adalah figur dari "Yesus Kristus"
dan kemudian menyatakan pula nabi Isa tidak disalib
berarti
pembaca ikut terpengaruh isi ayat tersebut yaitu ucapan orang
Yahudi yang kafir
terhadap "Isa" seperti yang tertulis di dalamnya (Q.4;157), akibatnya pembacapun
menjadi ikut-ikutan menyatakan "Yesus Kristus" tidak disalib walaupun nama Yesus tidak terdapat di Al Quran.
Dengan demikian orang tersebut termasuk orang yang
mendustakan salah satu ayat Al Quran, tersirat di Q.69:49
Kalaupun pembaca menyatakan "nabi Isa disalib" hal itupun menjadi serba salah (karena ayat 157 isinya hanya gambaran
pengakuan dari " Yahudi yang percaya"
/ bukan dari saksi hidup), sebab Al Quran bukan
kisah nyata kehidupan
nabi pembawa Injil !
Yang lebih tepat lagi bahwa Allah Maha Tahu jadi kepada nama "yang Hak" yaitu
kepada nama Yesus Kristus yang sesungguhnya kisah penyaliban hanya tertulis di Injil, karena peristiwa tersebut sudah
terjadi sebelum ada Al Quran.
Hal itulah yang membuat semua orang Mu'min sulit untuk mengambil kesimpulan
yang pasti tentang "siapa yang disalib", kemudian yang
menjadi akar permasalahannya yaitu semua ayat-ayat yang menyinggung nabi pembawa Injil tertulis bukan memakai "nama asli" maka bersifat samar-samar yang disebut "mutasyaabihaat" sehingga sangat rawan bisa menimbulkan
"fitnah" terhadap peristiwa penyaliban Yesus Kristus yang telah terjadi sebelum Al Quran diturunkan. (tersirat di Q.3:7).
17
Oleh
karena itu masalah penyaliban menjadi sebuah "dilema
dari generasi ke generasi" bagi semua orang yang hanya membaca Al Quran
saja tanpa dikaji sambil membaca Injil Kristus.
Jadi supaya perdebatan
tentang penyaliban tidak terjadi lagi, maka kita harus tahu secara hakiki "siapa Yesus Kristus di Injil?" dan "siapa
Isa Almasih di Al Quran?".
Sebab walaupun kedua nama tersebut untuk satu tokoh yang sama karena masing-masing menyinggung tentang Injil, tetapi "Kharisma" dari masing-masing nama tersebut berbeda!
Karena penjelasan tentang penyaliban terbagi dalam 2 ayat
/156-157 , sehingga sekarang ini
orang yang
membaca tidak teliti akan
mudah terlena di ayat
157 !
Maka akibatnya menjadi keliru sehingga ikut menyangkal
sejarah peristiwa penyaliban Yesus
Kristus yang tertulis di Injil, 600 tahun sebelum ada Al Quran!
Ingat !
Disaat ayat tersebut diturunkan (Q4:156-157) hanya rasul Muhammad seorang diri saja yang pertama
menerimanya, jadi dalam ayat tersebut
tergambar bahwa yang kafir kepada "Isa" (nabi pembawa Injil) adalah orang-orang Yahudi yang asal usulnya kafir kepada Yesus Kristus, dan juga
yang percaya kepada "Isa" yaitu orang-orang Yahudi yang asal usulnya percaya kepada Yesus Kristus.
Dengan demikian disaat itu belum ada kelompok Islam
pemegang syariat karena belum terdapat kitab Hadits, tetapi dizaman itu yang ada
kelompok Mu'min yaitu
kelompok orang-orang yang berserah
total kepada Allah dan masih "berpikiran netral" tidak berpihak kepada Nasrani (percaya kepada Yesus) dan tidak pula berpihak
kepada Yahudi yang kafir kepada Yesus.
Oleh karena itu sejak awal dizaman itu ayat Al Quran yang menyinggung masalah penyaliban hanya bertujuan supaya
dipahami oleh setiap pribadi orang yang "berpikiran
netral" / "orang Mu'min", agar mengambil kesimpulan dari hasil "pengkajian" yang mana yang
benar tentang peristiwa penyaliban dimasa silam.
Karena semua adalah sejarah masa lampau maka Al Quran-pun menjelaskan bahwa sejarah peristiwa penyaliban masih juga diperselisihkan oleh orang-orangYahudi saja, yaitu antara Yahudi yang percaya vs Yahudi yang kafir terhadap Yesus Kristus.
Itulah makna dari isi Al Quran yaitu memberi hak kebebasan memilih bagi setipa orang dari generasi ke generasi, sehingga terserah mau percaya yang mana untuk diyakini.
Oleh karena itu Al Quran disebut “Kitab yang Sempurna”, sebab siapapun juga yang membaca / mengkaji akan mempengaruhi “ hasil kesimpulan pribadi ” terhadap penilaian isi kitab terdahulu / Injil, setelah membandingkan dengan ayat Al Quran yang diyakininya. Sehingga apapun hasil pilihan pribadinya (untuk percaya ataupun menyangkal akan kebenaran Injil ) menjadi sempurna karena tanpa paksaan.
Karena semua adalah sejarah masa lampau maka Al Quran-pun menjelaskan bahwa sejarah peristiwa penyaliban masih juga diperselisihkan oleh orang-orangYahudi saja, yaitu antara Yahudi yang percaya vs Yahudi yang kafir terhadap Yesus Kristus.
Itulah makna dari isi Al Quran yaitu memberi hak kebebasan memilih bagi setipa orang dari generasi ke generasi, sehingga terserah mau percaya yang mana untuk diyakini.
Oleh karena itu Al Quran disebut “Kitab yang Sempurna”, sebab siapapun juga yang membaca / mengkaji akan mempengaruhi “ hasil kesimpulan pribadi ” terhadap penilaian isi kitab terdahulu / Injil, setelah membandingkan dengan ayat Al Quran yang diyakininya. Sehingga apapun hasil pilihan pribadinya (untuk percaya ataupun menyangkal akan kebenaran Injil ) menjadi sempurna karena tanpa paksaan.
Jadi tidak heran kalau seseorang setelah
“mengkaji Al Quran” ada yang menyangkal dan ada pula yang mengakui
akan kebenaran isi kitab Injil.
Akan tetapi dapat dipastikan hampir semua orang setelah membaca Al Quran pasti akan menyangkal bahwa Yesus Kristus bukan Tuhan, hal itu akibat terpengaruh penjelasan bahwa nabi pembawa Injil adalah hanya manusia biasa saja!
Sehingga pembacanya lupa kalau manusia biasa setelah ajal pasti jasadnya masih ada di bumi !
Akan tetapi dapat dipastikan hampir semua orang setelah membaca Al Quran pasti akan menyangkal bahwa Yesus Kristus bukan Tuhan, hal itu akibat terpengaruh penjelasan bahwa nabi pembawa Injil adalah hanya manusia biasa saja!
Sehingga pembacanya lupa kalau manusia biasa setelah ajal pasti jasadnya masih ada di bumi !
18
Dengan demikian sesungguhnya bagi orang
yang berpikiran
masih netral / orang Mu'min, masalah Isa (nabi
pembawa Injil / figur Yesus) telah
disalibkan ataupun tidak disalibkan hal itu tidak ada untungnya bagi yang bersangkutan karena
tidak membaca
Injil !
Oleh karena itu peristiwa penyaliban Yesus Kristus di Injil mengapa harus diperdebatkan?
Oleh karena itu peristiwa penyaliban Yesus Kristus di Injil mengapa harus diperdebatkan?
Di Ingatkan sekali lagi!
Al Quran diturunkan pertama hanya kepada rasul Muhammad agar diberitakan kepada para pengikutnya dengan tujuan supaya tahu duduk persoalan peristiwa penyaliban yang sudah terjadi 600 tahun yang silam.
Bahwa sejak awal dizaman itu sebelum ada Al Quran hanya orang-orang Yahudi
saja yang memperselisihkan tentang peristiwa
penyaliban dimasa lalu !
Yaitu keturunan Yahudi yang percaya kepada Yesus mengatakan: "Sesungguhnya kami telah membunuh", sedangkan keturunan Yahudi yang
kafir kepada Yesus mereka mengatakan "diserupai". Itulah makna yang hakiki dari isi Al Quran surat 4:157
Jadi
sampai saat ini kalau masih ada orang memperdebatkan masalah penyaliban
setelah membaca Al Quran, maka isi
pikiran orang tersebut bisa diterka: Apakah
orang tersebut termasuk
mendukung / pro terhadap ucapan Yahudi " yang
percaya terhadapYesus / Isa" atau orang tersebut termasuk mendukung / pro kepada ucapan Yahudi "yang
kafir kepada Yesus / Isa".
Hal ini yang harus disadari !
Jadi jelas Al Quran tidak bertentangan dengan Injil dalam hal penyaliban yang telah terjadi dimasa lalu.
Dimana kitab Injil merupakan kisah nyata tentang peristiwa penyaliban Yesus Kristus (yaitu nama asli tokoh yang disalib) dan kitab Al Quran (Q.4:157) isinya menjelaskan
bahwa: kisah nyata tentang peristiwa penyaliban terhadap "tokoh asli" nabi pembawa Injil yang sudah terjadi 600 tahun yang lalu masih diperdebatkan
antara "mereka yang percaya dan disangkal oleh mereka yang kafir"
terhadap tokoh asli yang
disalib !
Jadi kalau sekarang peristiwa penyaliban Yesus Kristus masih juga
disangkal oleh sebagian orang mu'min, penyebabnya adalah
hanya pikiran
pribadi yang bersangkutan saja, karena sudah di dasari adanya unsur yaitu: antipati atau penolakan bahkan ada rasa kebencian tanpa ada sebabnya
terhadap nama asli tokoh yang disalib, yaitu nama: Yesus
Kristus.
Sehingga tanpa sadar maupun sadar menjadi ikut-ikutan
tidak mau mengakui bahwa Yesus Kristus telah disalib !
19
Harus di
pahami!
Ket:
Suku kata “Mereka” dalam ayat tersebut (Q.4:157) menggambarkan orang-orang di zaman itu adalah (minoritas) keturuna yahudi yang percaya dan ada pula (mayoritas) yang menyangkal / kafir.
Suku kata “Mereka” dalam ayat tersebut (Q.4:157) menggambarkan orang-orang di zaman itu adalah (minoritas) keturuna yahudi yang percaya dan ada pula (mayoritas) yang menyangkal / kafir.
Sedangkan mereka yang
percaya adalah mayoritas dari keturunan (saksi hidup) yahudi yang
berasal dari Nazaret, sehingga disebut kaum “Nasrani”.
Jadi sebutan “Nasrani”: untuk kaum yang percaya Yesus “Kristus” dijazira arab di zaman
itu yang menyangkut dengan nama daerah "Nazaret".
(Kaum "Nasrani" pertama dikenal sebagai penentang adat
istiadat Yahudi dimasa itu)
Mengapa sekarang kaum Nasrani siapaun
orangnya di seluruh dunia disebut “Kristen” apapun kelompoknya?
Sebab mereka adalah orang-orang "pengikut" ajaran Yesus
“Kristus” sehingga disebut “Kristen” apapun
kelompoknya.
Hal itupun sudah di jelaskan secara tersamar dalam Al Quran, Q.
3:55 yaitu “pengikut Isa” (nabi pembawa Injil), jadi tidak lain adalah orang-orang
yang mengikuti “Yesus” hingga hari kiamat.
Jadi sejak ayat tersebut (Q.3:55) diturunkan, maka tidak layak lagi kalau sekarang orang "Kristen" masih disebut "Nasrani", karena mereka bukan keturunan dari "Nazaret".
Oleh karena itu sebutan "Nasrani" hanya untuk di wilayah jazira arab dizaman itu saja!
Jadi tidak diherankan kalau sampai hari ini hampir semua orang Mu'min / Islam masih ada yang menyebut kaum Kristen adalah "Nasrani", sebab mereka tidak pernah membaca Injil sehingga tidak tahu asal usul dari sebutan suku kata: "Nasrani"!
Oleh karena itu di Al Quran surat 3:55 pengikut Isa tidak ditulis “Nasrani”, secara tidak langsung menegaskan bahwa: nabi Isa yang tidak lain adalah figur Yesus Kristus yaitu untuk semua orang suku bangsa di seluruh dunia yang mau percaya kepadaNya (sampai hari kiamat).
Jadi jelas kalau kita mengatakan: Yesus Kristus untuk orang Kristen saja, hal itu keliru!
Q.3:55
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai
'Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan
mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang
mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah
kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu
berselisih padanya".
20
Dengan demikian tidak diherankan kalau di dalam Al Quran para pembaca
dihimbau untuk membaca Injil ! Supaya tahu duduk persoalan yang sesungguhnya
(tersirat di Q.5:68)
Oleh karena itu terjadinya pertentangan sudut pandang
penyaliban akibat dari ketidak telitian dalam mengkaji, karena tujuan akhirnya
sama ? : kisah di Injil Lukas 24:51; bahwa Yesus naik ke Sorga! dan cerita di
Al Quran; (Q.4:158) Isa diangkat Allah!
Jadi tidak heran pula kalau para pembaca Al Quran yang tidak teliti dan tidak membaca Injil, akan mudah terlena pada saat membaca ayat 157 di surat 4 !, sehingga ikut
berpendapat bahwa “nabi pembawa Injil
tidak disalib tetapi diserupai”.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa nabi pembawa Injil
diangkat Allah supaya tidak disalibkan!
Ironisnya tidak ada satupun ayat dalam Al Quran yang menegaskan bahwa :
Allah mengangkat “Isa” untuk menghindari dari penyaliban !
Walaupun jawaban
akhirnya sama bahwa Yesus Kristus kembali ke
Allah di Sorga!
Timbul pertanyaan: Untuk apa Yesus Kristus hadir ke
dunia kalau hanya kembali lagi?
Disinilah kita harus paham dan teliti dimana Al Quran menekankan
bahwa “Isa dengan Injilnya!”, artinya
bahwa manusia Isa (figure Yesus) waktu hadir ke dunia untuk memberitakan “kabar gembira” yang disebut “Injil kerajaan Allah kepada semua orang di wilayah
itu dan dizaman itu, kemudian Dia
berpesan supaya Injil diberitakan keseluruh
dunia bagi semua orang sampai sekarang bahkan hingga akhir zaman tiba, supaya orang yang telah mendengar dan percaya maka orang
tersebut akan selamat!
Jadi dari mulai Yesus
bangkit yaitu 600 tahun sebelum ada Al Quran sampai sekarang apabila orang telah
mendengarkan berita Injil kemudian percaya maka orang tersebut
akan selamat karena terhindar dari alam kubur / penyiksaan azab kubur!
Itulah sebabnya Injil Kristus disebut Injil keselamatan.
Sekarang timbul pertanyaan: Bagaimana nasib orang-orang sebelum zaman Yesus ?
Itulah sebabnya Yesus Kristus harus mati
di kayu salib sebagai
manusia kemudian dikuburkan dan pada hari yang ketiga Dia bangkit dari antara orang mati !
Hal itulah yang
tidak disadari oleh orang Mu’min (karena tidak baca Injil)
dimana selama Dia berada di alam kubur Dia
turun ke “alam maut / azab kubur / penyiksaan”
untuk memberitakan Injil keselamatan kepada orang-orang mati yang dahulu
pernah hidup di dunia (dizaman Nuh), tetulis
di Al Kitab, 1PETRUS 3:18-19.
Itulah bukti “Allah Maha Pengasih” kepada umatNya dari dulu hingga kini,
bahwa kehadiran Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia yang
percaya kepadaNya, di dunia nyata dan manusia yang
sudah dahuluan berada di dunia orang mati / alam maut !
Kalaupun anda
sudah membaca Al Kitab, dalam ayat tersebut tidak
dijelaskan orang-orang tersebut apakah keluar dari “alam penyiksaan” setelah mendengarkan berita Injil.
21
Kalau kita
meng’Imani adanya “azab kubur” maka kita harus mengakui bahwa Yesus sebagai manusia harus
mati dengan tujuan turun ke alam kubur untuk memberitakan
“Injil keselamatan”, maka "disaat itu" mereka yang sedang mengalami azab setelah mendengar tawaran
keselamatan dari Yesus dapat
dipastikan bahwa orang-orang tersebut akan mengikuti Yesus
keluar dari tempat itu, sejak itu mereka tidak
ada lagi di alam maut.
Oleh karena itu Al Quran diturunkan setelah Injil untuk membenarkan apa yang tertulis di 1PETRUS 3:18-19 pernah
terjadi, yaitu Al Quran memberikan hasil gambaran
bahwa di “alam maut” sudah kosong dari orang-orang zaman dahulu. Tersirat
di Q.38:62.
Q.38:62; Dan
(orang-orang durhaka) berkata: “Mengapa
kami tidak melihat orang-
orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang
yang jahat (hina).
Jadi kalau anda
tidak membaca Injil dengan benar maka tidak
akan tahu dasar alasan mengapa di Q.38:62 tertulis bahwa orang-
orang dahulu sudah tidak ada lagi ?
Itulah bukti kebenaran salah satu pengakuan “Iman
rasuli” Kristen: Bahwa Yesus telah turun ke “Alam maut” untuk menyelamatkan orang-orang ‘dizaman Nuh’ yang ditawan.
Jadi Al Quran merupakan penyempurna jawaban bagi yang kurang yakin atas kejadian dahulu.
Dan kalau anda membaca Al Quran dengan tetiti disertai baca Injil dengan
didasari hati yang tulus, maka anda akan tahu bahwa Al Quran memberikan
kebebasan kepada pembacanya untuk memilih ayat mana yang anda yakini, semua
terserah pada pemikiran anda yang membacanya.
Salah satu contoh ayat
yang merupakan pelajara yang harus dipilih yang mana yang benar dan
yang mana yang salah, yaitu ayat tentang nabi Isa (figur nabi pembawa Injil /
Yesus) Q.19:33-34
terhadap ayat di Q.4:156-157. Ayat-ayat tersebut jika asal dibaca
tanpa dikaji dengan mendalam, maka ayat-ayat tersebut bisa saling bertentangan!
Akan
tetapi pembaca supaya memilih apakah percaya kepada ucapan orang kafir (di Q.4:156-157)
atau
percaya kepada pengakuan yang bersangkutan (pengakuan Isa tersirat di Q.19:33-34).
Yang lebih penting lagi ayat Al Quran yang menyinggung tentang
peristiwa penyaliban dimasa silam terhadap “nabi pembawa Injil” yaitu: bahwa ayat (Q.4:156-157)
tersebut diturunkan dengan tujuan "memberikan
Peringatan" kepada semua pengikut rasul Muhammad (dari
pengikut yang pertama sampai dengan hari ini) agar
jangan sampai tertipu oleh "karena
ucapan mereka" yang kafir
terhadap Isa / nabi
pembawa Injil / yang tidak lain adalah kafir terhadap Yesus Kristus !
Yang perlu diketahui: bahwa semua orang yang percaya Yesus Kristus adalah Tuhan karena memandangnya setelah Dia
bangkit.
Dengan demikian kalau orang tidak percaya bahwa Yesus Kristus telah mati di
kayu salib dan dikuburkan, maka jelas tidak
akan mungkin percaya Yesus Kristus telah bangkit dari
kuburNya, karena mati saja tidak apalagi
dikuburkan kemudian bangkit !
Untuk lebih jelas tentang
sudut pandang penyaliban, lihat penjabaran di nara sumber:
22
Kalau anda sudah memahami penjabaran
diatas, maka tidaklah mungkin memperdebatkan soal penyaliban. Oleh karena itu bagi orang Mu'min pemahaman akan makna isi ayat di Q.4:156-157
merupakan “kunci awal percaya atau tidak” (Yesus disalib) / terhadap isi dari pada Injil kristus !
Ringkasan
/ kesimpulan tentang kisah penyaliban di Al Quran.
Jadi sungguh
jelas isi Al Quran surat 4 ayat 157 dan 156, dalam
ayat tersebut hanya ada dua kubu keturunan Yahudi yang percaya dan yang kafir, sedangkan
pembaca (kaum Mu’min) diluar kubu tersebut sehingga jelas pada posisi netral !
"karena
ucapan mereka", jadi mereka
dalam ayat tersebut hanya orang-orang Yahudi yang
berselisih paham yaitu antara keturunan Yahudi yang percaya dengan Yahudi
juga yang tidak percaya / disebut kafir. (di jazirah Arab dizaman AlQuran diturunkan).
Oleh karena
itu tergantung pembaca Al Quran untuk memilih salah satu dari ucapan mereka ! Apakah mau ikut ucapan mereka Yahudi yang percaya penyaliban 600
tahun sebelum ada Al Quran (mereka Yahudi yang percaya penyaliban berkata : "sesungguhnya kami telah membunuh"), atau
mau ikut ucapan mereka Yahudi yang tidak percaya (mereka Yahudi
yang tidak percaya / kafir terhadap penyaliban masa lalu berkata: "diserupai”).
Dengan
demikian terserah pembaca yang menyimak ayat tersebut, sebab dari awalnya
sebelum Al Quran diturunkan bahwa yang meributkan tentang peristiwa penyaliban adalah mereka
orang-orang keturunan Yahudi saja (oleh karena itu kalimat awal "karena ucapan mereka"), jadi untuk apa kita ikut-ikutan
mereka!
Kalau kita
ikut mengatakan: "tidak disalib" artinya
kita ikut dukung Yahudi yang kafir, dan kalau kita mengatakan: "disalib"
berarti kita mendukung keturunan saksi hidup Yahudi yang berasal dari daerah nazaret
(tempat awal masa kehidupan Yesus Kristus) yaitu
orang-orang yang disebut Nasrani dizaman itu atau sekarang disebut kaum Kristen apapun kelompoknya.
Jadi mulai dizaman itu (600 tahun setelah zaman/era Yesus Kristus) kitab
Al Quran merupakan kitab
yang hak dari Allah untuk diberikan hak
kebebasan kepada umat manusia yang berserah diri kepada Allah (orang Mu’min) yaitu orang-orang yang berpikiran “netral” /
tidak berpihak kepada Yahudi kafir ataupun kaum
Nasrani, untuk memilih mana yang benar
diantara keduanya ?
Oleh karena itu sampai dengan hari
ini apapun hasil pilihan
pribadi para pembaca Al Quran akan "sempurna"
karena tanpa paksaan !
pribadi para pembaca Al Quran akan "sempurna"
karena tanpa paksaan !
Jadi kitab Al
Quran adalah kitab yang “sempurna” dalam
hal untuk memilih:
Apakah mau mendukung kubu yang percaya ataukah mau mendukung kubu yang menyangkal / kafir, tentang peristiwa penyaliban dimasa lalu ?
Ingat sekarang terserah anda setelah membaca Al Quran mau mengikuti
yang mana?
23
Jadi
kesimpulan penyaliban dari sudut pandang
masing-masing Al Quran dan Injil:
"Salah besar" kalau orang mengatakan nabi Isa disalib !
"Salah yang lebih besar" kalau orang mengatakan Yesus Kristus tidak disalib !
Maka orang bijak yang sudah memahami Al Quran dan Injil berkata:
Bukan nabi Isa yang disalib, tetapi
Yesus Kristus !
Ket: Kalaupun
diantara kita ada yang berpendapat “Isa bukan Yesus”
tetapi kita tetap mengatakan Yesus tidak pernah disalib,
berarti kita tidak mempunyai pendirian atau disebut bimbang,
karena kita memaksakan sesuatu yang “sudah kita anggap lain”.
tetapi kita tetap mengatakan Yesus tidak pernah disalib,
berarti kita tidak mempunyai pendirian atau disebut bimbang,
karena kita memaksakan sesuatu yang “sudah kita anggap lain”.
Oleh
karena itu janganlah mengartikan mentah-mentah segala ayat-ayat Al Quran yang
menyangkut tentang "nama Isa", sebab ayat tersebut tergolong “Mutasyabihat”,
apalagi kalimat yang berbunyi: "kafirlah orang yang mengatakan Al Masih Isa putera
Maryam adalah Tuhan!"
Dimana kalimat tersebut bertujuan supaya pembaca Al Quran jangan tersesat karena belum
memahami kepada "Nama siapa ?" yang berhak atas sebutan
tersebut (Tuhan), karena menyangkut dengan wewenag ke-Illahian !
Dengan demikian ayat "Mutasyaabihaat"
di dalam Al Quran bertujuan untuk dikaji secara mendalam serta dengan tersamar
mengarahkan orang-orang mu'min
yaitu orang-orang yang berpikiran "netral" belum
terpengaruh paham Yahudi maupun Nasrani dizaman itu
supaya lebih tahu tentang siapa tokoh di dalam Injil yang sesungguhnya.
Kalau pembaca Al Quran tidak mau
membuka pikiran dan hatinya, maka sampai kapanpun akan sulit untuk menemukan
jawaban siapa sebenarnya Tuhan itu!
Hal ini tidak diherankan karena hampir semua orang Mu,min sudah tersegel dengan pengertian apa adanya
yaitu kalimat “Tidak ada Tuhan selain Allah”.
(penjabaran
di hal berikut)
Contoh ayat di Al Quran surat 7 AL
A’RAAF : 206 yang bermakna supaya manusia harus tahu bahwa ada
Tuhan yang punya pasukan malaikat dan
dimana malaikat-malaikatNya menyembah dan bersujud kepada Allah. (Jadi Siapa Tuhan dan Siapa Allah? Hal ini yang sulit dipahami jika tidak
mau membuka hati dan pikiran, sehingga menolak Tuhan yang hakiki, sebab Allah adalah Sang Haliq Yang Maha Diatas Segala Maha tidak akan terjangkau oleh pikiran manusia sepintar
apapun.)
Q.7:206
; Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka
mentasbihkan-Nya dan hanya
kepada-Nya-lah mereka bersujud.
Jadi makna ayat di atas: Siapa Tuhan
yang disertai malaikat ? dan siapa Allah
yang disembah ?
Dengan demikian supaya pembaca Al Quran sadar ada Tuhan atas manusia di bumi !
24
Satu hal yang tidak diperhatikan oleh hampir semua orang.
Disaat Yesus Kristus diatas
palang salib maka Ia berseru:
“Eli,
Eli, lama sabakhtani ?”
Artinya:
AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?
Seruan
tersebut bukan sekedar asal seruan tetapi mengandung makna “isyarat” yang harus dipahami oleh saksi
hidup pada peristiwa penyaliban dizaman itu, dan kitapun yang membaca kisahNya sekarang agar berpikir dengan kesimpulan:
disaat Yesus
Kristus disalib ragaNya tetap berada di tiang salib sedangkan yang
ditinggal kan oleh Allah adalah “RohNya”.
Jadi
jelas bahwa Yesus sebelum disalibkan, sewaktu masih hidup “sebagai manusia” bahwa Roh Allah/ RohulKudus telah
bersemayam di dalam diriNya!
Oleh karena itu apapun perkataan yang keluar dari mulut Yesus Kristus adalah suara Allah.
Contoh:
Sampai hari ini apabila seorang manusia kerasukan “roh syaitan” maka
segala perkataan yang keluar dari mulut orang tersebut adalah suara syaitan / kalimat
yang keluar dari orang kerasukan “roh syaitan” adalah kemauan syaitan.
Dengan demikian jelas pada
saat Yesus Kristus hidup di dunia sebagai manusia karena “Roh Allah”
mendominasi diriNya, sehingga
segala “kalimat” / “sabda” yang
diucapkan dalam khotbahNya adalah “Suara Allah / kalimat-kalimat Allah!”.
Oleh karena itu seruanNya merupakan “Isyarat”
bahwa diriNya adalah:
“Manusia
Illahi / Ilaahin naas” (tersamar di Q.114:3)
Hal
itulah yang harus dipahami oleh semua manusia di bumi !
Jadi tidak heran kalau Kitab Injil hanya satu yaitu "Injil Kristus" yang merupakan “Firman Allah”.
Sebab isinya adalah kumpulan sabda Yesus Kristus, karena "Dia" merupakan corong suara Allah, jadi yang dicatat oleh para murid-muridNya adalah kalimat yang keluar dari "mulut" Yesus Kristus padasaat Dia masih berada di bumi sebagai manusia.
Dengan demikina hal itu
membuktikan nubuat yang tertulis di kitab Ulangan 18:18
Jadi bisa dikatakan bahwa semua orang kristen yang sering membaca Injil dan
menghayatinya maka orang tersebut
tergolong “Kaya Akan FIRman”.
Oleh
karena itu Al Quran menegaskan kembali secara tersamar, siapa sesungguhnya manusia Yesus Kristus itu yang terlebih dahulu tertulis di Injil!
(Tersirat di dalam Al Quran Q.4:171, bahwa Isa adalah :
(Tersirat di dalam Al Quran Q.4:171, bahwa Isa adalah :
“kalimat-Nya dan roh daripada-Nya”).
Maka disimpulkan bahwa Isa yang tertulis di Al Quran adalah figur dari Yesus Kristus diwaktu sebagai manusia dengan sebutan "nabi pembawa Injil", karena segala perkataan yang keluar dari mulutnya mengandung kabar baik (yang disebut "Injil").
Jadi jangan salah sangka yaitu: Bukannya kitab Injil yang dibawa-bawa oleh Isa / Yesus !
25
Jadi “seruan dari mulut Yesus
Kristus”
pada peristiwa penyaliban sangat penting
untuk membuktikan kebenaran:
- Kebenaran
bahwa Yesus Kristus manusia Illahi (Illaahin naas).
Sehingga jelas bahwa perkataan yang
keluar dari mulut
Yesus Kristus adalah
Firmann Allah / Kalimat Allah karena diriNya
adalah Roh
Allah!
- Kebenaran
bahwa “Injil Kristus” merupakan firman Allah.
- Kebenaran tentang nubuat yang tertulis di Ulangan 18:18, akan kehadiran
sosok “Anak
Manusia” (yang bernama
Yesus Kristus).
Ulangan 18:18 yaitu; seorang nabi akan Kubangkitkan
bagi mereka dari
antara
saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firmanKu
dalam mulutnya, …
Jadi perlu di perhatikan lagi !
Karena Allah Maha Tahu, maka kepada nama siapa yang berhak
atas peristiwa sesungguhnya telah terjadi.
Oleh karena itu di dalam Al Quran surat 4 :157, tidak ditegaskan bahwa Isa
telah disalibkan maupun tidak disalibkan, tetapi Q.4:157
hanya menggambarkan perdebatan antara orang-orang yang percaya dan orang-orang yang
menyangkal!
26
Ironisnya sampai pada hari ini hampir semua pembaca Al Quran beriman kepada ayat-ayat mutasyaabihaat tanpa diselidiki lebih mendalam sehingga hal itu bisa memfitnah nama Yesus Kristus walaupun nama tersebut tidak terdapat dalam Al Quran.
Hal itupun tidak diherankan
karena memang sudah merupakan pilihan yang sesuai dengan isi hatinya,
tersirat di Q.3 ALI'IMRAN : 7 . Disinilah
kita semua harus tahu duduk persoalan yang menyangkut masing-masing dari kedua "Nama" tokoh tersebut
yaitu:
Siapa nama Isa dalam Al Quran ? dan siapa nama Yesus Kristus dalam Injil
?
Kalau kita tidak memahami hal tersebut
maka merupakan sebuah dilemma yang tanpa disadari bagi semua orang di dunia,
sehingga sampai kapanpun akan menimbulkan perdebatan panjang tanpa akhir antara
Al Quran dan Injil !
Contoh: Makna dari ayat-ayat tentang "Isa" di dalam Al
Quran yang "bertujuan
mengarahkan" pembacanya supaya cari tahu siapa tokoh pembawa Injil yang sesungguhnya ?
Quran surat 31. LUQMAN:34
Sesungguhnya Allah hanya
pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang
Hari Kiamat;........
Quran surat 43 AZ ZUKHRUF: 61
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu
tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
Jadi makna
dari ayat Q.43:61 bertujuan
mengarahkan agar pembaca mencari tahu akan nara sumber "tentang pengetahuan hari kiamat" yang
sudah pernah diberikan oleh nabi Isa saat hidup di dunia / alam nyata.
Sebab tidaklah mungkin pengetahuan tersebut ada di dalam Al Quran !
Karena Al Quran itu "bukan sabda Isa !"
Oleh karena ayat
di dalam Al Quran telah memberi "isarat" bahwa Isa dengan Injilnya, maka mau tidak mau pembaca harus
membaca "Injil
Kristus" sebab kenyataannya
memang tidak pernah ada "Injil Isa" di dunia ini !
Jadi jelas kalau semua orang
mu'min / Islam tidak mau membaca Injil Kristus karena termakan isu bahwa Injil
yang sekarang sudah palsu atau dengan berbagai macam alasan tanpa bukti yang
sah, maka sampai kapanpun tidak akan tahu pengetahuan tentang hari kiamat itu, serta
tidak akan tahu siapa tokoh "ASLI" sesungguhnya pembawa Injil /
berita gembira !
Itulah tujuan Al Quran yaitu secara
tersamar "mengarahkan" umat mu'min dizaman itu supaya membaca Injil Kristus, ironisnya hal itu yang tidak disadari
sampai saat ini !
Akan tetapi kalau
orang sudah membaca Injil dengan benar dan mengkaji Al Quran dengan teliti, maka orang tersebut akan tahu
lebih jelas tentang siapa-siapa saja yang akan kena
azab Allah nanti dihari itu (kiamat) ! (Penjabaran dibawah).
Oleh karena itu melalui penjabaran ini
bertujuan supaya pembaca akan tahu siapa
yang disebut "Kafir" pada hari itu (kiamat),
sehingga pembaca yang sudah mengerti, kelak tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi !
27
.
Catatan :
Kalau disimak hubungan ayat tersebut Q.31:34 dan Q.43:61 menyimpulkan bahwa Isa berada disisi Allah.
Dengan demikian kalau Isa
adalah figur Yesus
dan jika dikaji antara Al Quran dan Injil maka kenyataannya
bahwa hubungan antara Q.31:34 dan Q.43:61 secara tersamar mendukung kebenaran yang terlebih dahulu sudah
diyakini para kaum Kristen sampai saat ini.
Yaitu salah satu kalimat "pengakuan Iman rasuli" setiap orang Ktisten yang berbunyi: ....aku percaya.........kepada Yesus Kristus...... naik
ke surga duduk disebelah / disisi kanan Allah ......
Karena orang Nasrani / Kristen sudah
terlebih dahulu meyakini Yesus Kristus berada disisi Allah,
kemudian Al Quran memperkuat lagi apa yang
diyakini oleh mereka, hanya caranya dengan
memberikan gambaran bahwa tokoh pembawa Injil
itu (Isa) tahu tentang hari kiamat karena "Dia" berada
disisi Allah !
Itulah
sebabnya kalau ada orang yang meninggal dunia,
maka kita selalu memohon “semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah”, (mengapa harus disisi?), hal itu tidak
lain diterima oleh “Dia” Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang umatNya.
Mengapa kita
tidak mengatakan semoga diterima oleh Allah?
Hal itu supaya berpikir!
Jadi kalau
kita menyangkal “Dia” yang berada disisi Allah, akibatnya tersirat
di Q.25:23
Jadi tidak heran kalau kaum nasrani / Kristen
meyakini bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang
berada disamping Allah !
Hal itupun Al Quran menegaskan
kembali bahwa yang boleh disembah oleh siapa pun hanya Tuhan yang berada disamping
Allah saja !, tersirat di Q.26:213
Bahkan pembaca Al Quran pun di
uji sampai sejauh mana pengenalannya kepada Tuhan tersebut yang berada
disamping Allah ?, tersirat Q.27:64
Q.26:213, yaitu; Maka
janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di'azab.
Q.27:64, yaitu; . ............Apakah
di samping Allah ada tuhan (yang lain)?....................
. .
Dari kedua makna ayat tersebut
secara tersamar bertujuan menegaskan serta memicu nalar pembaca bahwa:
Disamping Allah ada sosok Tuhan yang resmi, yang harus diketahui oleh pembaca
supaya jangan salah menyembah tuhan yang lain !
Jadi Al Quran kalau diteliti
dengan akal sehat dan dilandasi ilmu pengetahuan ALKITAB (Taurat, Zabur, Injil)
maka kita akan tahu bahwa banyak didapati ayat-ayat yang mendukung akan
kebenaran injil. Dimana ayat-ayat
tersebut yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya termasuk "mutasyaabihaat / samar-samar",
sehingga Al
Quran hanya dengan secara tersamar saja mendukung
akan kebenaran tersebut.
Kalau tidak membaca
"ALKITAB" maka hal itu merupakan "misteriquran" selamanya
bagi pembaca, sebab pembaca tidak akan mengerti alasan dasar dari hubungan
ayat-ayat tersebut dan ditambah lagi bahwa jenis ayat-ayat tersebut letaknya
tidak berurutan / tidak teratur.
28
Oleh karena itu sekali lagi
diingatkan bahwa untuk mengetahui "misteri" dari ayat-ayat tersebut
diharuskan dengan akal yaitu menguasai "Ilmu pengetahuan" tentang
kitab-kitab terdahulunya (ALKITAB).
Jadi tidak heran kalau Kitab Al Quran harus "dikaji" bukan
sekedar asal dibaca saja.
Dengan demikian ayat "Mutasyaabihaat"
dalam Al Quran merupakan "kebenaran
tersembunyi" bagi orang bebal dan orang yang tinggi hati
!
Disinilah yang harus di mengerti oleh kita semua, bahwa prinsip
dasar untuk memahami segala perkara yang ada di dalam
Al Quran berbeda
dengan yang ada di dalam Injil.
Kalau untuk memahami perkara yang
ada di dalam Al Quran dibutuhkan "akal",
oleh karena itu hanya orang pintar / pandai "berakal
sehat" dapat memahami dengan benar.
Akan tetapi segala perkara
yang ada di dalam Injil tersembunyi bagi
orang-orang pandai (bersifat tinggi hati),
maka mereka tidak akan bisa atau sangat sulit untuk memahami perkara yang
ada di dalamnya!
Oleh
karena itu membaca Injil harus dengan hikmat Allah / bukan mengandalkan pikiran
kita manusia semata.
.
Sekedar bacaan lihat nara sumber di alamat tersembunyi : http://kebenarantersembunyi.blogspot.com/
.
Oleh karena ayat Al Quran sudah
memberikan isarat bahwa "Isa dengan Injilnya" maka pembaca bisa
menggunakan "akal" untuk mencari Injil Kristus guna mencari tahu apa
saja yang disabdakan Yesus Kristus tentang hari kiamat, dan dengan catatan
membacanya secara sembunyi-sembunyi ditempat yang aman supaya
jangan dimarahi syaitan (yang mempengaruhi manusia!) (Pembahasan selanjutnya: Syaitan pasti mengganggu dan mencegah orang
agar tidak mengenal Tuhannya)
Kalau pembaca Al Quran sudah
membaca Injil Kristus maka pembaca akan tahu
siapakah yang disebut "Aku" dalam
kalimat di surat 43:61, yaitu
kalimat yang berbunyi; "ikutilah Aku. "Inilah jalan yang lurus".
Kalimat tersebut merupakan cerminan dari sabda Yesus Kristus diwaktu hidup sebagai Manusia diantara
orang-orang dizaman itu, "Dia"
berkata di Injil Yohanes 14: 6
Injil Yohanes
14:6
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Jadi jelas "Aku" yang
tertulis di dalam Quran surat 43:61 mencerminkan sosok
utuh dari Yesus Kristus yang ada di Injil, karena Isa gambaran tokoh / figur
dari Yesus Kristus.
Oleh karena itulah segala ayat
yang bermakna agar pembaca berjihad "di jalan" Allah, hal itu tidak
lain agar pembaca melaksanakan anjuran apa yang pernah nabi Isa ajarkan. Dengan
demikian pembaca harus mencari tahu ajaran-ajaran yang telah diberikan Isa
selama "Dia" berada di dunia ! Dengan kata lain ajaran nabi pembawa
Injil (kabar gembira), tersirat di Q.5:35.
29
Q.5:35,
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada
jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Itulah salah satu tujuan ayat Al Quran
kepada orang-orang mu'min yang berpikiran "netral" dizaman itu yang belum terpengaruh paham Yahudi
maupun Nasrani.
Supaya dengan mempelajari Al Quran
(berikut petunjuknya/ baca Injil), maka pembaca
yang bingung menjadi tahu mengapa kaum Yahudi (yang kafir terhadap Yesus) menolak kaum Nasrani, dengan beranggapan
bisa-bisanya orang nasrani percaya kepada " Yesus
Kristus adalah Tuhan" ?
Akan tetapi kenyataannya akan ada kendala juga yang timbul bagi
orang awam apalagi mereka yang membaca Injil
Kristus hanya untuk perbandingan atau mencari kesalahan, yaitu
mereka akan sulit untuk memahami bahwa tokoh Anak Manusia Yesus
Kristus itu adalah Tuhan !
Hal itu disebabkan
apa yang tertulis di dalam Injilpun adalah
"hanya kisah" kehidupan Yesus Kristus sebagai manusia biasa saja tetapi Suci total, yang telah berjanji tentang Hak / wewenangNya
akan kuasa keIllahian terhadap Bumi berikut "roh jiwa manusia"
yang hidup di dalamnya.
Disinilah harus disimak baik-baik bagi pembaca Injil, bahwa setelah Yesus
Kristus bangkit dan menampakan diriNya
secara utuh, serta "Dia" berpesan
akan janji-janji pribadiNya yang menyangkut
dengan kuasa keIllahian, maka jelas sejak saat itu mulai-lah orang percaya
bahwa Dia adalah Tuhan.
Akan tetapi setelah 600 tahun kemudian masih banyak orang yang
berselisih paham akan ke-Tuhanan Yesus sebagai "Juru selamat".
Bahkan bertambah banyak kaum yang tetap membangkang tentang hal itu,
jadi tidak heran kalau Q.34:26 secara
tersamar menghimbau para kaum "Mu'min" / kaum yang masih berpikiran
netral dan berserah diri kepada Allah (tetapi belum mengenal siapa Tuhanmu),
dengan kesimpulan bahwa sekarang ini kita harus menyebut Yesus Kristus yang
tertulis di Injil bukan lagi manusia biasa akan tetapi, "Katakanlah;
"Tuhan kita".
Oleh karena itu kalau kita sudah membaca Injil dengan benar dan meneliti ayat-ayat Al Quran yang membenarkan kitab Injil seperti sudah ditegaskan di Q.12:111, maka kita akan mendapatkan jawaban tertulis untuk sebuah pertanyaan
yang sering kali timbul yaitu:
Sejak kapan Yesus Kristus
diangkat menjadi Tuhan?
Jawabannya yaitu: Secara tertulis
dengan nyata sejak Al Quran diturunkan !
Sebab Al Quran
surat 34:26
maknanya “melegalisasikan kembali”
dengan menegaskan bahwa yang mengumpulkan kita dihari kiamat ternyata adalah Anak Manusia Yesus Kristus (yang tertulis di Injil
Matius 25:31-32 dan
tersamar di dalam Al Quran
dengan “nama Isa”)
yang sekarang dihimbau bahwa status /
gelalarNya harus dikatakan / disebut Tuhan
kita !
Itulah salah satu kebenaran berita Al
Quran yang sekarang kamu
sudah mengetahuinya !
(tersirat di Q.38:88).
30
.Hal itu supaya semua orang
tahu sebab di dalam Injil tidak ada
pengakuan yang tegas dari Yesus yang menyatakan diriNya Tuhan !
Karena pada saat Yesus hidup di dunia
"sebagai manusia" maka tidaklah mungkin "Dia" berkata dengan terus terang "Akulah Tuhan !”
Pernyataan tentang keTuhanan
Yesus Kristus bukan saja hanya bisa dilihat dari segala mujizat yang
dilakukanNya saat hidup sebagai manusia akan tetapi yang lebih utama adalah
janji yang berhubungan dengan wewenang diriNya terhadap keselamatan Dunia dan
Akhirat, yang dimaksud keselamatan Akhirat yaitu menyangkut keberadaan dari
setiap bathin / roh jiwa setelah lepas dari raga orang yang pernah hidup di
dalam dunia ini.
Supaya keberadaan jiwa dari yang bersangkutan di akhirat nanti berada pada tempat yang layak yaitu "bukan di api neraka yang kekal" akan tetapi selamat dari pada api penyiksaan.
Janji tentang hal itu sudah
diucapkan pada saat Yesus Kristus hidup sebagai Anak Manusia dan tertulis di Injil Yohanes 14 : 3.
Injil Yohanes
14 : 2-3, yaitu; Dirumah BapaKu banyak tempat
tinggal. ........ . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat dimana Aku berada, kamupun berada.
Karena janji tentang hal itu
menyangkut kuasa keIllahian, maka "Dialah"
Yesus Kristus adalah Tuhan yang
sebenar-benarnya Tuhan yang mempunyai kuasa untuk membawa banyak semua
roh jiwa orang-orang yang percaya kepadaNya, sehingga "Dia"
adalah "bahtera keselamatan."
Oleh karena itu tidak heran kalau
Al Quran menjelaskan kepada pembacanya bahwa hanya Tuhan saja yang memberikan
tempat yang layak di akhirat.
Hal itu tersirat di surat 23. AL
MU'MINUUN : 29.
Q.23:29 ;
Dan berdo'alah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku
pada tempat yang diberkati, dan Engkau
adalah sebaik-baik Yang memberi tempat."
Kalau semua orang mu'min
meyakini Al Quran adalah
firman Allah / perkataan Allah, maka para pembaca harus sadar bahwa Allah sendiri menyarankan semua pembacanya
agar berdo'a meminta
kepada Tuhanmu yang mempunyai wewenang
atas tempat yang diberkati.
Dengan demikian ber-do’a berbeda dengan shalat, karena shalat
merupakan ketaatan ritual alam zhahir,
tetapi ber-do’a adalah ritual alam bathin untuk berhubungan dengan Tuhanmu, karena dalam ritual shalat ada juga do'a, jadi makna tujuan shalat supaya manusia di-ingatkan / untuk ber-do,a, yaitu minta kepada Tuhanmu seperti yang Allah anjurkan dalam ayat Q.23:29.
31
Jadi ayat di Q.23:29 merupakan permohonan supaya terhindar dari “siksa kubur”, ironisnya kita semua orang Mu’min meng’imani hal itu , padahal bukan itu yang Allah kehendaki (Q.23:29).
Oleh karena itu semua orang Kristen tidak meng’imani adanya “siksa kubur” karena mereka percaya akan janji Tuhan Yesus Kristus pada
saat hidup di bumi sebagai manusia.
Jadi janji yang berhubungan
dengan wewenang keIllahi-an yang merupakan "Hak" dari seorang Yesus Kristus diucapkan
sewaktu "Dia"
masih di alam nyata / Zhahir dan diucapkanNya
juga setelah "Dia"
bangkit dari antara orang mati dan hidup kembali, pesan tersebut disampaikan
disaat penampakan diriNya secara total yaitu keadaan zhahir dan bathin tercatat
di dalam Injil Matius 28:18, Kitab Wahyu 22:13 dan
Matius 28:20.
Kemudian ucapanNya tersebut
dipertegas lagi di dalam ayat-ayat Al Quran:
PesanNya
di Injil
Matius 28:18 (keadaanNya zhahir)
......KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi.
Setelah 600 tahun kemudian Al Quran
menegaskan kembali hal tersebut !
.
Al Quran
surat 3. ALI
'IMRAN:45
......... , namanya Al Masih 'Isa putera Maryam seorang terkemuka di
dunia dan akhirat ........
PesanNya
di Kitab
Wahyu 22:13 ( keadaanNya bathin)
Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan
Yang Akhir."
.PesanNya di Injil Matius 28:20 (keadaanNya zhahir)
........, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Setelah 600 tahun kemudian Al Quran menegaskan kembali
Al Quran surat 57.AL
HADIID: 3-4
Dialah Yang Awal dan Yang
Akhir Yang Zhahir dan Yang
Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
.
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam massa :
...... .
.......... .
Dia bersama kamu di
mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
32
Jadi jelas inisial “Dia”
yang tertulis di Q.57:3-4, menunjukan
figur dari “Yesus Kristus”.
Dengan demikian kalau anda mengakui bahwa nabi Isa dalam Al Quran adalah figur dari Yesus Kristus
dan “Dia”yang
akan datang kembali diakhir zaman sebagai hakim yang adil.
Maka anda
harus percaya bahwa "Dialah Yesus Kristus" adalah "Tuhan
kita".
Sebab sudah jelas bahwa Yesus
sendiri telah berkata bahwa Allah telah memberikan kuasa atas Sorga dan bumi
kepadaNya, sehingga Al
Quran pun menegaskan kembali di Q.3:45
bahwa sososk nabi pembawa Injil dengan nama Isa
adalah seorang saja yang terkemuka di
dunia dan akhirat, dengan
demikian secara tersamar Al Quran memberikan penerangan supaya manusia
sadar jangan melampaui batas wewenang atas dunia dan akhirat yang telah Allah
berikan kepada seorang yang tidak lain adalah Yesus
Kristus. ( Hal itu tidak akan diketahui kalau tidak pernah membaca
"ALKITAB" )
Jika kita sebagai umat mu'min / Islam telah membaca Injil
dan meyakini bahwa Al Quran adalah wahyu
Allah, sehingga dengan logika jelas Allah sendiri
yang mengatakan di Q.57:3 , dengan
tujuan menerangkan untuk menegaskan kembali bahwa "Dia" adalah sosok Yesus Kristus
yang pernah bersabda tentang pengakuan jati diriNya yang tertulis di Alkitab / kitab Wahyu : "Akulah Yang Awal dan Yang Akhir”.
Jadi itulah
salah satu "misteri" dalam Al Quran,
dimana surat 57. Al HADIID ayat
3-4 yang letaknya tepat di tengah-tengah urutan
surat Al Quran
yang jumlahnya 114 surat, sehingga
surat tersebut merupakan "penengah" terhadap apa-apa yang selalu “diperselisihkan” oleh
semua orang bahkan oleh penafsir Al Quran tentang "siapa Tuhan itu !"
Kesimpulan:
Untuk membuktikan secara tertulis bagi orang-orang yang keras kepala, bahwa Yesus adalah
“Tuhan” maka
harus dengan dukungan kitab Al Quran, sebab di dalam Injil Yesus tidak pernah berkata secara gamblang “Akulah
Tuhan”.
Oleh karena itu semua orang yang
mengkaji Al Quran harus
berpikir bahwa suku kata
"Tuhan" adalah untuk
sebutan status / jabatan atas wewenang ke-Illahian dari pada "Dia" yang tertulis di dalamnya, dan
begitu pula suku kata “Allah” untuk sebutan bagi “Sang Haliq”.
Jadi kalau kita meyakini Al Quran
adalah wahyu Allah / perkataan Allah, maka jelas suku kata "Dia"
yang selalu disebut-sebut oleh Allah
sendiri di dalam Al Quran, hal itu suatu
petunjuk kepada pembaca bahwa "Dia" adalah sosok seorang yang
pernah dikenal dalam sejarah kehidupan manusia di bumi ! tersirat di Q.19:65
Q.19:65, Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di
antara keduanya, maka sembahlah Dia
dan berteguh hatilah dalam beribadat
kepadaNya. Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?
Ayat diatas jelas jika disimak
dengan baik maka maknanya menghimbau para pembaca yang belum tahu harus mencari
tahu tentang sosok seorang yang sama dengan "Dia"
yang patut disembah seperti layaknya kamu menyembah Tuhan !".
(jawabannya tidak lain: Seorang
Anak Manusia Yesus Kristus yang pernah melawat Bumi / KisahNya di Injil).
33
Jadi ayat tersebut (Q.19:65) dalam Al Quran merupakan umpan
balik untuk cross chek bagi mereka yg sudah membaca atau mendengar
berita Injil tapi masih ragu akan ke-Tuhanan Yesus, agar berpikir kembali untuk
meyakinkan bahwa "Dia" Yesus
Kristus adalah Tuhan !
Ket: Oleh karena itu sekarang
ini yang harus diperhatikan : Kalau kita mau
membahas / mengkaji ayat-ayat Al Quran tentang sosok nabi
pembawa Injil, maka kita harus teliti: Apakah ditinjau dari sudut pandang Zhahir ataukah dari sudut pandang Bathin :
Kalau kita perhatikan sosok nabi pembawa Injil
dalam kitab
Al Quran dari sudut
pandang “Zhahir” maka jelas memakai inisial nama “Isa” yang tertulis di dalamnya.
Akan tetapi kalau
kita perhatikan sosok nabi pembawa Injil dalam
kitab Al
Quran dari
sudut pandang “Bathin” maka hampir semua tersamar dengan memakai inisial “Dia” yang tertulis di dalamnya, dimana inisial “Dia” adalah sosok yang statusNya disebut “Tuhan”.
Hal itu tidak lain mengacu untuk gambaran dari sosok dengan
nama “Yesus” sesungguhnya yang terdapat dalam kitab Injil, sebab jelas bahwa Yesus
Kristus
selama hidupNya sebagai manusia pernah berkata satu kali dengan
terang-terangan, yaitu ucapanNya tertulis di Injil
Yohanes.8:24, yaitu:
; sebab jikalau
kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam
dosamu,
( Hal ini tidak akan bisa dipahami
kalau meneliti Al
Quran tidak membaca Injil
dengan benar )
Oleh karena itu semua ayat-ayat
Al Quran yang mengandung kata dengan memakai
inisial “Dia”
ataupun “Tuhan”
selalu bermakna KeIllahian yang berhubungan dengan masalah “Bathin” / “Iman” yaitu maknanya menyinggung tentang kehidupan kelak setiap manusia di alam akhirat.
Jadi jelas bahwa surat . 57 Al HADIID :3-4
sebagai dasar untuk memahami suku kata yang berhubungan
tentang inisial:
sebutan “Dia” dan
“Tuhan”, yang tertulis hampir disemua
ayat-ayat Al Quran.
Kalau anda sudah membaca atau
mendengar berita Injil tentang Yesus Kristus, kemudian membaca Al Quran 19:65
serta menyangkal akan kebenaran bahwa Dia dalam ayat tersebut bukan sosok dari
gambaran / figur Yesus Kristus, berarti anda sendiri tanpa sadar telah
mendustai ayat Al Quran 34:26 yang menegaskan hal tersebut !
-Jadi tidak heran kalau sampai
saat ini hampir semua para pembaca Al Quran masih menyangkal "Tuhan Yesus
Kristus", hal itu berarti mereka tidak mempelajari dengan modal / bekal
"ilmu pengetahuan" terkait yaitu tentang kitab-kitab terdahulu, untuk
mendukung pengkajian terhadap kitab Al Quran dengan sebenar-benarnya, hal itu
tersirat di Q.69:48.
Q.69:48, Dan sesungguhnya
Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa.
34
Bagi mereka yang tidak
benar-benar mempelajari Al Quran sehingga tanpa
sadar ayat Al Quranpun didustainya seperti satu contoh di ayat 34:26 yang bertujuan "Mulia" supaya pembaca
tahu siapa yang disebut "Tuhan kita".
Kejadian pendustaan tersebut
tidak diherankan sebab sudah tersirat di Q.69:49.
Q.69:49, Dan sesungguhnya
Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang
mendustakan(nya).
Jadi bisa dipastikan hanya mereka
para pembaca Al Quran yang mendustai ayat-ayat tertentu (kamu: si'pembaca
surat), karena ayat-ayat tersebut setelah diselidiki mendalam dengan membaca
kitab terdahulu, ternyata ujung-ujungnya menuju kepada Yesus Kristus yang
tertulis di Injil yang disebut "Tuhan kita", oleh karena sudah ada
rasa antipati terhadap nama tersebut, maka mereka dengan sadar atau tanpa sadar
telah menyangkalNya sehingga kafir terhadap Tuhannya sendiri !
Jadi akar permasalahan yang membuat pembaca mengingkari /
mendustai ayat tertentu.
Yaitu karena ujung-ujungnya jenis ayat-ayat tersebut
menyangkut / menyinggung figur wewenang dari
Nama
Yesus Kristus yang dibencinya walaupun tanpa sebab !
Kebencian nama tersebut terjadi tanpa
disadari oleh hampir semua pembaca, dan hal itu bisa dibuktikan bahwa dizaman sekarang
semua orang mengetahui nama-nama nabi hanya dari tulisan yang ada di dalam
kitab-kitab yang sudah ada ribuan tahun yang lalu, Jadi mengapa hanya nama
Yesus Kristus saja yang kurang berkenan ?
Apalagi nama tersebut disebut
berikut posisi / status /jabatanNya : "Tuhan Yesus Kristus !"
.
Jadi apabila ada orang atau
mungkin anda sendiri ada rasa anti pati terhadap nama "Yesus Kristus"
bahkan membenci "kaum Kristen" (sebutan untuk para pengikut
"Kristus" apapun kelompoknya) hal itu tidak membuat mereka geram,
akan tetapi mereka kaum kristen semakin yakin terhadap
"Kristus"dikarenakan anda membenci mereka.
Itulah sebabnya jika ada kaum Kristen dizolimi, mereka pada umumnya
diam saja !
Contoh kenyataan
dalam kehidupan ini, apabila ada rumah ibadah umat Kristen di rusak
atau di "bom" oleh kelompok orang-orang tertentu, maka hal itu
tidak diherankan sebab ujung-ujungnya pasti
akibat kebencian terhadap nama "Yesus Kristus". Jadi
kalau di selidiki dengan mendalam maka "misteri bom bunuh diri" yang terjadi terhadap
rumah ibadah kaum Kristen, hal itu berhubungan erat dengan kekuatan
jahat dari "dunia lain / alam ruh" yang mempengaruhi kehidupan rohani setiap pribadi pelakunya sehingga
beranggapan keliru yang mengakibatkan timbul niat
buruk untuk merugikan diri sendiri dan orang lain.
Oleh karena itu “bom bunuh diri” tersebut
merupakan sebuah
misteri yang
berhubungan dengan “misteri
akan sebuah nama” yang dibenci tanpa alasan, dan hal
itu nyata.
Sebab apa yang pernah dikatakan Yesus
Kristus di Injil sejak dahulu adalah benar !
Tersirat di : Injil Yohanes 15:18 & 25.
35
Injil Yohanes
15:18 & 25.
ayat 15; ..........
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih
dahulu membenci Aku dari pada
kamu.
Ayat 25; ....... Mereka
membenci Aku tanpa alasan.
Sekalipun
kalau ada umat mumin / Islam membenci orang Kristen
/ Nasrani, hal itu disebabkan kecerobohan pada saat membaca Al Quran, sehingga
pembaca Al Quran tidak menyadari bahwa kaum beriman / mu'min
hanya mendapati persahabatan dari orang- orang
"Nasrani"
( sebutan sekarang
Kristen), tersirat di :
Q.5:82,
yaitu; Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang
paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang
Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling
dekat persahabatannya dengan orang- orang
yang beriman ialah orang-orang yang
berkata: "Sesungguhnya kami ini
orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu
(orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib,(juga) karena
sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.
Oleh karena itu jika ada
orang-orang mu'min / Islam yang semasa hidupnya membenci Yesus Kristus bahkan
menyangkalNya akibat dari salah / keliru dalam menafsirkan ayat Al Quran, maka
mereka akan sadar setelah di akhirat nanti sehingga mereka akan menyesali Al Quran
yang diyakini itu, sebab diwaktu masih hidup di dunia mereka tidak mau
mempelajari arti dari makna ayat-ayat yang ada di dalamnya tetapi hanya
melafalkan saja, sehingga tidak sadar akan tujuan "Mulia" Al Quran
yang sesungghunya yaitu memperkenalkan siapa Tuhanmu yang tersamar dalam ayat-ayat Mutasyaabihaat.
Penyesalan tersebut pasti terjadi karena hal itu sudah tersirat di Q.69:50.
Q.69:48
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu
pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa.
69:49
Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di
antara kamu ada orang yang mendustakan(nya).
Q.69:50
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi
penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).
Q.69:52
Maka
bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang Maha Besar.
36
Kesimpulan dari ketiga ayat
tersebut jelas seperti penjabaran diatas, yaitu membuktikan bahwa ayat-ayat
Mutasyabihat yang bertujuan supaya pembaca cari tahu mengenai tokoh pembawa
Injil sesungguhnya adalah Tuhan sendiri yang menjelma dalam rupa manusia, karena
"Dia" berwujud manusia pasti
memiliki nama yaitu: Yesus Kristus. (Oleh karena itu Q.69:52, bukan nama Allah tetapi nama Tuhan).
.
Akan tetapi semua pembaca Al
Quran tidak mau percaya hal itu karena sudah terjebak dalam ayat-ayat
"Mutasyabihat". Sehingga para pembaca nanti diakhirat baru menyadari
bahwa mereka diwaktu hidup di dunia termasuk
orang-orang yang kafir terhadap Tuhannya sendiri, yang ternyata bahwa "Dia"
Yesus Kristus adalah Tuan diatas
segala tuan atas manusia di bumi dengan
nama lain yaitu Raja diatas segala raja sehingga "Dia"
disebut "Raja Manusia" dan di dalam nama "Dia"
ada kuasa untuk menghardik kuasa jahat / syaitan yang selalu menggangu manusia,
hal itu tersirat di dalam ayat Al Quran surat terakhir AN NAAS (MANUSIA) dengan
sebutan:"Malikin
naas". ( "Raja manusia"
)
Jadi jelas bahwa yang disebut kafir
dalam ayat Q.69:50 adalah orang yang
diwaktu masih hidup di dunia kafir terhadap Tuhan
yang berHak membangkitkannya,
yang tidak lain kafir atau menyangkal
bahwa Tuhan adalah “Yesus Kristus”, dan kenyataannya sampai hari ini hampir semua
orang mu’min / Islam memang kafir terhadap “Tuhan Yesus”.
Kalau anda tidak memahami penjabaran diatas
maka selamanya anda akan keliru (dalam
menafsirkan “kafir”) kepada siapa sesungguhnya julukan “kafir” ditujukan ?
Kalau
pembaca berpendapat bahwa yang menyesali Al Quran
nanti bukan
orang mu'min / Islam, berarti pembaca “mendustakan” ayat-ayat Al Quran yang
menyatakan bahwa “Allah Maha Adil !”
orang mu'min / Islam, berarti pembaca “mendustakan” ayat-ayat Al Quran yang
menyatakan bahwa “Allah Maha Adil !”
Sebab bagaimana mungkin orang-orang bukan pemegangnya yang tidak tahu menahu
bahkan tidak pernah menyentuh Al Quran bisa menyesalinya ???
Jadi jelas hanya pemegangnya saja yang akan menyesali Al Quran!
Jadi jelas hanya pemegangnya saja yang akan menyesali Al Quran!
Oleh karena
itu selama masih hidup di dunia kita harus mempelajari Al Quran dengan disertai membaca Injil Kristus, kalau
hal itu tidak dilakukan maka kita akan memfitnah orang lain kafir, sedangkan kita baru sadar setelah diakhirat ternyata
kitalah yang disebut kafir, sebab hanya kitab Al Quran saja yang kita imani (pemegangnya) sehingga akan menyesalinya,
Hal itu sudah tersirat di Q.69:50.
Hal itu sudah tersirat di Q.69:50.
Jika
seseorang membaca Al Quran tanpa diteliti dengan hati-hati, sehingga tidak tahu siapa yang dikatakan “kafir” kemudian menelan
mentah-mentah ayat-ayat yang bermakna perintah:
“untuk melenyapkan orang kafir”, maka tanpa disadari ayat tersebut akan menjadi boomerang bagi yang bersangkutan, oleh karena itu kekeliruan tersebut merupakan salah satu akar permasalahan yang mendorong terjadinya peristiwa "bom bunuh diri" oleh yang bersangkutan.
Hal itupun terjadi karena yang bersangkutan tergiur imbalan janji akan masuk ke Sorga
Hal itupun terjadi karena yang bersangkutan tergiur imbalan janji akan masuk ke Sorga
Karena manusia lahir akan mati dengan harapan ke sorga,
jadi sekarang kita tinggal memilih :
Janji ke Sorga dengan perintah: menyakiti orang lain berikut membunuh diri sendiri !
Ataukah janji ke Sorga dengan perintah; mengasihi orang lain seperti mengasihi diri
sendiri!
Jadi semua terserah setiap pribadi, sebab hidup ini pilihan bagi setiap individu manusia.
Oleh karena itu apapun pilihannya merupakan Hak Asasi Manusia,
yaitu: tanpa paksaan !
Jadi semua terserah setiap pribadi, sebab hidup ini pilihan bagi setiap individu manusia.
Oleh karena itu apapun pilihannya merupakan Hak Asasi Manusia,
yaitu: tanpa paksaan !
37
Jawabnya: Kenyataannya
sampai pada hari ini hampir semua orang mu'min selama hidupnya di dunia tidak
pernah membaca Al Quran, dan walaupun mereka pernah mendengar nama Yesus
Kristus melalui " berita gembira / Injil" tetap saja mereka tidak mau
percaya bahkan menyangkal "Tuhan kita" yang tidak lain adalah "Yesus Kristus", yang akan mengumpulkan semua orang di hari pembalasan
/ sesuai dengan Q.34:26.
Hal itu disebabkan mereka selama hidup di dunia hanya mendengarkan dari para Pemimpin / Ulama / Imamnya
yang mengajarkan mereka bahwa "orang Kristen sesat !"
Oleh karena itu mereka nanti di akhirat tidak
akan menyesali Al Quran karena mereka
tidak tahu menahu tentang isinya.
Dengan demikian mereka kelak di hari pembalasan nanti hanya menyesali para Pemimpin / Ulama / para Imam-imam
mereka saja, sebab para Imam /
pemimpin / ulama mu'min / Islam tidak memberikan keterangan tentang kebenaran
yang hakiki, (yaitu; Isa Al Masih dalam Al Quran
adalah "kisah manusia yang tidak berdosa" yang dikenal sebagai figur
manusia pembawa Injil, sedangkan Yesus Kristus yang tertulis di Injil sebenarnya
adalah "Tuhan kita").
Kekecewaan umat terhadap pemimpinnya sudah tersirat di surat. 33 AL AHZAB :67.
Q.33:67
Dan mereka berkata: "Ya
Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin
dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka
menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
Jelas ayat diatas tertulis di dalam Al
Quran yang merupakan kitab yang diyakini oleh semua orang mu'min / Islam.
Dalam ayat tersebut tergambar jelas mereka (umat
mu'min / Islam) mengeluh kepada Tuhan yang ber "Hak"
mengadilinya.
Mungkin sewaktu masih hidup di dunia mereka pernah mendengar dari
“orang Kristen” bahwa yang berjanji
akan "mengumpulkannya / menghakimi"
adalah Tuhan Yesus. Akan tetapi mereka tetap menyangkal Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan juru
selamat dikarenakan menta'ati ajaran
dari para pemimpinnya.
Jadi kesimpulannya: bahwa kita
/ mereka umat mu'min / Islam yang tidak pernah membaca
Al Quran / tidak tahu menahu tentang isi Al Quran, maka kita / mereka
kelak bukan menyesali Al Quran akan tetapi akan menyesali para pembesar dan
pemimpin yang kita / mereka ta'ati.
Oleh karena itu ayat tersebut
(Q.33:67) "merupakan
peringatan" bagi kita semua
pembaca Al Quran terutama para pemimpin
dan pembesar mu'min / Islam yang tidak memberikan keterangan yang benar
tentang hal itu.
Coba kita pikirkan apa yang disesatkan
oleh para pemimpin kita mu'min / Islam ?
Sedangkan hingga sampai saat ini tidak ada satupun para pemimpin mu'min / Islam yang
mengajarkan bahwa Yesus Kristus yang tertulis di Injil adalah
Tuhan !
38
Akan tetapi kenyataannya kebalikan,
yaitu ajaran-ajaran yang mereka (ulama) berikan
kepada umat mu'min / Islam menyangkal Tuhan
Yesus Kristus, dan secara langsung maupun tidak, melarang umatnya untuk
membaca Injil
dengan berbagai alasan.
Jadi karena ajaran pemimpin /
ulama maka hampir semua umat mu'min / Islam
berpendapat bahwa umat Kristen "sesat" karena mempertuhankan manusia..
Oleh karena itu
kalau sekarang ini anda telah membaca penjabaran diatas, dan kalau anda
merasa sebagai seorang imam dalam keluarga bahkan Imam atas ribuan atau jutaan
umat mu'min / Islam, maka kelak mereka itu menjadi tanggung
jawab anda !
Sebab sudah tertulis di Q.33:67 bahwa semua umat mu'min / Islam
disaat pengadilan nanti akan kena azab, hal itu disebabkan karena anda
sebagai pemimpin / panutan yang dita'ati ternyata telah
menyesatkan mereka yaitu menyangkal Tuhan
Yesus Kristus yang kelak "berHak" mengadili kita semua.
Jadi
tidak heran kalau umat mu'min / Islam di akhirat nanti akan kena azab (satu kali
lipat) karena disesatkan
oleh anda sebagai pemimpinnya, sehingga mereka akan mengutuk dan menuntut anda supaya di azab dua
kali lipat dari mereka, tertulis di Q33:68
Q.33:68
Ya Tuhan kami, berilah
kepada mereka azab dua kali
lipat dan kutuklah mereka dengan
kutukkan yang besar".
Apakah anda sebagai Ulama siap atas tuntutan para umat kepada
"Tuhan kita" ?
Jadi agar tidak terjadi bertambahnya
kedurhakaan dan kekafiran terhadap "Tuhannya" (Q.5:68), maka anda
sebagai Ulama / Pemimpin umat mu'min / Islam adalah sebagai kunci awal pembuka "misteri
kebenaran" yang kenyataannya jelas
merupakan “Hubungan
tersembunyi antara Al Quran dan Injil”, yang selama ini
tidak di hiraukan !
Karena sebagian besar umat mu'min
/ Islam tidak membaca bahkan tidak tahu menahu tentang Al Quran apalagi
kitab Injil yang memang anda larang untuk dibaca dengan berbagai macam alasan
walaupun tanpa bukti yang sah !.
Ket: Sedangkan Q.5:68 menghimbau
untuk membaca Taurat dan Injil.
Jika mengacu pada isi ayat tersebut (Q.5:68)
dan kalau kita menuduh Injil yang sekarang adalah
palsu sehingga tidak mau dibaca !,
maka timbul sebuah pertanyaan: Sampai
kapan semua orang mu'min / Islam bisa menjalankan himbauan Allah dalam ayat
tersebut untuk membaca Injil agar dipandang beragama ?
39
Bahkan bisa
diartikan secara luas bahwa semua orang tanpa terkecuali (Islam / Kristen)
adalah sia-sia kalau
Injil yang
ada "Palsu !", jadi dengan
kata lain semua manusia di dunia tanpa terkecuali adalah munafik karena tidak
dipandang beragama sedikitpun !
Oleh karena itu pendapat:
“katanya Injil sekarang palsu” adalah suatu
kekeliruan !
Sebab tulisan inipun berdasarkan “Al Quran dan Injil” yang sekarang beredar
!
Karena seperti sudah ditegaskan dalam Q.33:67
bahwa mereka hanya menta'ati anda sebagai pemimpinnya.
Oleh karena itu mulai saat ini kalau anda merasa sebagai Imam besar
ataupun kecil
anda harus bertanggung jawab memberikan penjelasan tentang :
"siapa Isa dalam Al Quran"
dan "siapa Yesus Kristus sesungguhNya di dalam
Injil".
Hal itu supaya mereka para umat mu'min / Islam memahami
duduk persoalan yang tersamar sehingga tidak terkecoh karena masalah tersebut !
Kalau semua
umat mu'min / Islam tidak terkecoh lagi tentang hal itu maka mereka semua akan
menyadari : bahwa memang tidak boleh
mengatakan Isa adalah Tuhan, sebab yang "ber hak"atas
sebutan tersebut adalah "nama Yesus Kristus” yang tertulis
di Injil Kristus.
Hal itu sesuai dengan anjuran tersamar tersirat di Q.34:26
: Katakan-lah "Tuhan
kita".
.
Sekalipun anda sebagai pemimpin
mu'min / Islam tidak mau mengakui penjabaran diatas, hal itu tidak masalah
sebab kita tahu bahwa masuk Islam tidak ada paksaan begitu pula menyimpulkan
ayat-ayat Al Quran tidak ada paksaan bagi setiap pribadi yang bersangkutan.
Karena semua itu tanggung
jawab masing-masing pribadi setelah meninggalkan dunia ini.
Jadi kalau anda mengajarkan yang salah
kepada banyak orang maka anda harus bertanggung jawab lebih berat lagi !.
Kita
harus ingat tujuan semua umat mu'min / Islam sejak kecil harus diajarkan
mengkaji, supaya setelah mereka dewasa dapat menyimpulkan sendiri ayat-ayat
yang "dikaji."
Oleh karena itu mulai saat ini
kalau anda sebagai Imam besar ataupun kecil maka anda harus menguasai Ilmu
pengetahuan terkait yaitu tentang kitab-kitab terdahulu.
Jadi mulai saat ini carilah "Injil
Kristus" dan bacalah dengan pikiran tenang dan bukan untuk mencari perbandingan apalagi mencari
kesalahan !.
Kalau kita sebagai pemimpim
umat mu'min / Islam tidak membaca Injil dengan benar, maka di-ibaratkan kita
sebagai orang tua yang "buta penglihatan"
harus menuntun anak atau cucu kita yang masih balita ! Maka Apa jadinya
?
40
.
Contoh ilustrasi dalam kehidupan nyata kita:
Kalau kita seorang kakek yang buta penglihatan kemudian kita harus
menuntun cucu-cucu kita untuk melintasi sebuah jalan maka kita sebagai pemimpin
/penuntun pasti berada pada posisinya terdepan dalam barisan tersebut.
Kemudian
dalam perjalanan kita menghadapi sebuah lubang yang kita tidak bisa lihat
(karena buta) akan tetapi cucu-cucu kita yang masih balita melihat lubang
tersebut, sekalipun mereka masih kanak-kanak tapi mereka punya naluri akan
bahaya! Kemudian salah satu cucu yang melihat bahaya tersebut protes terhadap
sikakek yang buta itu, kenyataannya dalam protes tersebut tidak ditanggapi
bahkan sikakek marah, karena sikakek merasa dirinya benar sebagai orang tua
yang harus dihormati.
Jadi
apa yang terjadi kemudian ?; mau tidak mau karena keangkuhan sikakek semua
harus ikut masuk terpelosok ke lubang tersebut, akan tetapi diantara
cucu-cucunya pasti ada yang cerdik dan “pandai” sehingga menolak dan
membangkang kemauan sikakek yang buta agar terhindar dari bahaya itu, maka
cucu tersebut keluar dari barisan yang dipimpin kakeknya demi "keselamatan pribadinya".
Itulah sebuah ilustrasi yang
menggambarkan kehidupan nyata antara umat mu’min terhadap pemimpinnya /
Ulama mereka dalam hal mengkaji tafsir Al Quran.
Dimana para umat harus
menta'ati para pemimpin / Ulama mereka, sehingga umat mu'min sulit bahkan
dilarang untuk menentukan pengertian ayat-ayat secara pribadi, karena
mereka didoktrin bahwa Al Quran merupakan otoritas dan posisi tertinggi dari
kitab yang lainnya.
Hal itulah yang tidak disadari
oleh kita, sebab segala keputusan yang diambil oleh seseorang maka kelak akan
menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan saja, akan tetapi apabila
keputusan tersebut akibat dipengaruhi oleh orang lain, maka orang yang mempengaruhi akan ikut bertanggung jawab
atas pribadinya dan pribadi orang yang dipengaruhinya, (jadi tidak heran di dalam Q.33:68, ada tertulis " azab dua
kali lipat").
.
Oleh karena Allah Maha Tahu
maka Q.33:67 -68 merupakan "peringatan" bagi semua orang yang
tidak teliti disaat mengkaji / mempelajari Al Quran
kemudian mengajarkannya kembali kepada orang lain.
Sehingga orang tersebut harus bertanggung jawab atas
pengajarannya !
.
Jadi mulai saat ini kalau ada
seorang mu’min membaca kitab Injil dan menjadi Kristen karena kemauan
pribadinya hal itu tidak dapat dipersalahkan. Maka sebagai pemimpin / Imam yang
berjiwa besar serta mengerti makna "peringatan" dalam Al Quran dan
menyimak ilustrasi tersebut diatas maka anda tidak boleh menghalangi niat
mereka itu.
Perlu diketahui juga bahwa seorang mu'min sangat sulit sekali bisa
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus
"sebagai jalan yang lurus" kalau
bukan kemauannya sendiri dengan didasari kepasrahannya kepada Allah supaya
dikehendakiNya !
Hal itu sudah tersirat di Q.76:3,
Q.81:28-29.
41
.
Q.76:3, Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
.
Q.81:28, (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.
Q.81:29, Dan kamu tidak
dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki
Allah, Tuhan semesta alam.
Jadi makna dari ayat-ayat
tersebut menjelaskan semua orang mu'min / Islam masih belum menempuh jalan yang
dimaksud yaitu "jalan yang lurus itu !".
Sebab dalam Al Quran pada ayat
tersebut Q.81:29 Allah sudah menegaskan bahwa; siapapun juga yang mau menempuh
jalan yang lurus pasti tidak bisa, hal itu juga sudah ditegaskan di Q.24:46 bahwa hanya kehendak Allah menuntun manusia kepada jalan
tersebut.
Q.24:46
yaitu: Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat
yang menjelaskan. Dan Allah memimpin
siapa yang dikehendaki-Nya kepada
jalan yang lurus.
Kalau anda
pembaca Al Quran sudah membaca "Injil
Kristus" maka anda akan tahu bahwa ayat tersebut Q.76:3 -
Q.81:28-29 dan Q.24:46 sebenarnya penegasan secara tersamar bahwa Yesus
Kristus yang tertulis di Injil itulah yang disebut "jalan
yang lurus" dan tidak
sembarangan orang dapat menempuh jalan itu kecuali dikehendaki Allah Tuhan semesta alam.
Sebab hal itu
jelas pernah disabdakan oleh Yesus sendiri diwaktu hidup sebagai manusia yang
dicatat oleh muridNya (yang bernama Yohanes), hal
itu tertulis di:
Injil Yohanes
14: 6, yaitu;
Kata Yesus kepadanya:
"Akulah jalan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.
Dimana
“jalan kebenaran dan hidup” yang dikatakan Yesus adalah penjelasan bahwa “Dia” Yesus merupakan gambaran sarana jembatan menuju kepada Allah
Sang Haliq, oleh karena itu tidak sembarangan
orang dapat percaya kepadaNya / Yesus. seperti
sudah dikatakanNya di:
Injil
Yohanes 6:65.
Injil Yohanes
6:65 yaitu;
Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak
ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
Injil
Yohanes 15:16 yaitu;
Bukan kamu yang memilih Aku,
tetapi Akulah yang memilih kamu, ………..
42
Sedangkan
600 tahun kemudian Al Quran memberikan gambaran kembali tentang hal itu, supaya
pembaca tanggap siapa nabi pembawa Injil itu !, tersirat di Q.43:61 dan Q.81:29
Quran surat 43 AZ ZUKHRUF: 61
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberi pengetahuan
tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
Q.81:29, Dan kamu tidak
dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila
dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.
Jadi makna Injil Yohanes 14:6
tersirat di Al Quran surat 43:61, dan
makna Injil Yohanes 6:65 tersirat
di Al Quran surat 81:29.
Ket: Kalau
pembaca memahami makna hubungan antara ayat Injil dan
Al Quran seperti penjabaran diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa kalau ada berita / isu tentang terjadinya kristenisasi
hal itu tidak mungkin !
Sebab bukan karena kemampuan atau usaha manusia yang membuat
setiap orang bisa percaya Yesus Kristus / “jalan yang lurus” ! Akan tetapi karena dikehendaki / dipilih Allah, Tuhan semesta alam.
Hal itulah yang harus dipahami!
Ironisnya kalau merujuk pada
ayat-ayat tersebut berarti sampai pada hari ini hampir semua orang mu'min /
Islam keliru karena sudah merasa pada jalan yang lurus !
Kekeliruan tersebut pasti, karena
Allah sudah mengatakannya bahwa semua orang mu'min / Islam tidak dapat
menghendaki jalan itu ! (Q.81;29 .... kamu tidak dapat menghendaki).
Kekeliruan tersebut bisa
dikoreksi yaitu; kalau memang kita sudah berada pada posisi jalan yang lurus,
mengapa harus diulang-ulang membaca isi dari Q.1:6 agar diberikan jalan
tersebut?
Jawabnya: Supaya pembaca sadar bahwa kalimat "jalan yang
lurus" itu
merupakan "sandi" yang harus dipecahkan bagi orang mu'min pembaca Al Quran !
Maka kalau bukan kemauan anda
sendiri yang didasari hati yang tulus untuk mengetahui makna yang hakiki dari "jalan yang lurus itu", kelak
anda akan menjadi orang-orang yang merugi, sebab Al Quran sudah menjelaskan
dengan tersamar tentang hal itu (jalan yang lurus).
Jadi kalau anda yang sudah merasa
benar harus bertanya dalam diri masing-masing;
“Jalan
yang lurus” seperti apa yang saya tidak dapat kehendaki ?
Oleh karena itu semua ayat Al Quran
yang bermakna “peringatan” berikut
konsekuensinya, bertujuan supaya pembaca mengerti makna yang hakiki dari jalan yang lurus itu!
43
Hal itulah supaya semua orang yang meneliti Al
Quran dan disertai membaca Injil akan tahu bahwa "Yesus
Kristus'lah jalan yang lurus itu !", yaitu jalan menuju kepada
Allah Sang Haliq.
Jadi tidak heran pengertian hakiki kalimat “membela
jalan Allah” banyak yang tidak memahaminya.
Dengan demikian kalau anda sudah
mengerti tentang kalimat "jalan lurus"
yang hakiki dalam Al Quran, maka sekali lagi diingatkan bahwa harus kemauan
anda sendiri untuk datang ke jalan itu yang tidak lain datang untuk percaya
kepada Yesus Kristus !
Oleh
karena itu Yesus Kristus sudah mengatakan, tertulis di Injil Yohanes 6:37, yaitu;
............ dan barang siapa yang datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang.
Jadi jelas karena “jalan yang
lurus itu adalah Yesus Kristus”
maka makna yang tersirat di Al Quran surat
81:29 membuktikan bahwa setiap orang tidak
akan bisa percaya kepada Yesus Kristus
kecuali dikehendaki Allah.
Dengan demikian Q.81:29 merupakan
penegasan dari sabda Yesus, di Injil Yohanes 6:65.
Jadi Al Quran diturunkan setelah
Injil dengan tujuan untuk memperingati mereka yang masih membangkang terhadap
Yesus Kristus yang merupakan jalan satu-satunya menuju kepada Allah, sebab
sebelum ada Injil, Allah sudah berFirman dalam kitab Taurat yaitu:
"Ada jalan yang disangka lurus tetapi "ujungnya
menuju maut !"
Dengan demikian semua orang harus
hati-hati dalam memilih jalan untuk kembali kepadaNya.
Kalau tulisan dalam blog ini dibantah dengan segala macam alasan/
argumen, hal itu tidak heran. Sebab ayat-ayat
tertentu dalam Al Quran yang diyakini saja kalau
isinya mendukung kebenaran Injil walaupun
secara tersamar kerap kali dibantah bahkan didustai oleh para pembacanya, apalagi tulisan ini
!
Kalaupun ada pembaca Al Quran yang tidak mau mengakui bahwa nabi
Isa adalah gambaran/figur dari Yesus
Kristus, sehingga mereka berpendapat yang akan datang nanti diakhir
zaman bukan Yesus
tetapi nabi Isa,
hal itu sah saja
!
Sebab pendapat tersebut boleh saja karena mempunyai arti tentang "yang
Hak", dengan demikian jikalau nanti
nabi Isa datang diakhir zaman maka nabi Isa
"tidak akan berhak" mengadili umat Nasrani sebab umat
nasrani secara hakiki adalah pengikut Yesus “Kristus", oleh karena itu mereka disebut umat "Kristen"
(apapun kelompoknya).
Sekali lagi diingatkan: Itulah
sebabnya kita harus tahu duduk persoalan yang mendasar yaitu;
Siapa NAMA
Yesus Kristus di dalam Injil ? dan siapa NAMA Isa Al Masih dalam
Al Quran?
Oleh karena itu jelas Allah Yang
Maha Tahu tidak akan keliru menulis ayat-ayatNya kepada NAMA siapa yang berHAK
diberikan atas wewenagNYA .
Karena arti dari
"bunyi" sebuah NAMA dalam Alam "ruh / ghoib" sangat penting !!!
.
Ingat ! Tidak
ada satu dalih-pun dalam dunia ini yang bisa merubah Aqidah, kecuali "Dia-lah"
Yang Awal dan Yang Akhir.
44
Dari penjabaran diatas jelas
bahwa Al Quran bertujuan memberikan penjelasan tersamar kepada orang-orang
"Mu'min" dizaman itu diwilayah Al Quran pertama diturunkan agar mengenal
siapa sesungguhnya Tuhanmu itu.
Oleh karena itu di dalam Al
Quran jarang bahkan tidak pernah dijumpai suku kata yang berbunyi : "Allahmu !"
Jadi kalau
orang mengkaji Al Quran tidak disertai dengan
membaca Injil dan hanya
sekedar tahu bahwa Isa sama dengan Yesus,
maka hal itu akan bisa berakibat fatal !
Sebab apabila orang yang bersangkutan menelan mentah-mentah arti bunyi
dari kalimat : "Kafirlah
orang yang mengatakan Isa adalah Tuhan", maka orang tersebut bisa berpendapat keliru sehingga akan
menyamakan bahwa orang Kristen adalah sesat
!
Akan tetapi jika orang tersebut mengerti
arti bunyi dari sebuah "nama",maka
jelas bahwa kaum Nasrani / Kristen tidak ada yang menyebut "Tuhan Isa !" tetapi kaum Kristen menyebutnya : "Tuhan Yesus
Kristus!"
Oleh karena itu juga orang
tersebut (pembaca Al Quran) yang tidak mengerti akan keliru menafsirkan surat
109. AL KAAFIRUUN, sehingga isi dari ayat-ayat yang ada di dalamnya seakan
ditujukan kepada kaum nasrani !
Ironisnya sampai pada hari ini
hampir semua pembaca Al Quran berpendapat keliru dalam penerapan ayat-ayat
tersebut, sedangkan ayat-ayat di surat
tersebut Q.109:1-6 dari awal ditujukan untuk kaum Quraisy yang sudah sejak
dahulu dari zaman leluhur mereka (sebelum ada Al Quran) telah menyembah
Tuhannya yang memiliki rumah itu, tersirat di Q.106:1-4.
.
Dalam ayat Al Quran selalu
ditegaskan berulang-ulang bahwa "Allah Maha Tahu".
Jadi tidak heran dizaman itu
Al Quran diturunkan hanya untuk diwilayah kaum yang telah membangkan terhadap berita gembira/kabar
baik atau disebut Injil.
Hal itu jelas sudah tersirat di surat 19. MARYAM : 97
Q.19:97
Maka
sesungguhnya telah kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu, agar kamu dapat
memberi kabar
gembira dengan Al Quran itu kepada
orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi
peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang.
Dalam ayat tersebut / Q19:97 , tersirat
bahwa kabar gembira tersebut sudah
lebih dahulu ada sebelum Al Quran ada, dan dalam ayat tersebut
ditegaskan memang sudah ada orang-orang yang menolak kabar
gembira tersebut, sehingga orang-orang tersebut disebut kaum yang membangkang.
Jadi jelas sebelum ada Al
Quran memang sudah ada kaum yang menolak Injil.
Keterangan:
Injil artinya:
"kabar gembira" atau "kabar
baik".
Kitab
Injil artinya: Kitab yang berisi "kabar
gembira / kabar
baik"
45
Jadi jelas Al Quran dengan
ayat-ayat tentang nabi yang bernama Isa, dengan tujuan menceriterakan kembali
secara tersamar akan sosok / tokoh pembawa Injil, oleh karena membahas
sosok/tokoh tersebut maka semua ayat-ayat Al Quran tentang nabi "Isa"
mencerminkan adanya hubungan dengan kitab
Injil, yaitu kitab yang berisi tentang kabar
gembira/baik.
Oleh karena itu Al Quran sejak awal ada yaitu untuk kaum
"Mu'min" yang berserah diri kepada Allah dan masih berpikiran
"netral" (yaitu tidak berpihak kepada Yahudi maupun Nasrani) agar
dipelajari supaya mengetahui siapa sesungguhnya "Tuhanmu
/ Tuhanku / Tuhannya / Tuhan kami / Tuhan kita."
Hanya saja di dalam Al Quran
tidak menyebut "nama" yang
sesungguhnya dari Tuhan yang pernah hadir dalam rupa manusia, yaitu "Yesus Kristus," seperti contoh di
Ket: Makna dari sebuah "nama" adalah sesuatu sebutan untuk
yang bersifat zhahir yang pernah dikenal / dilihat manusia atau
dapat dibuktikan dengan akal manusia dan fungsi nama
untuk membedakan dan menyapa / memanggil sosok yang bisa me-respon.
Oleh karena itu
begitu pentingnya membaca kitab terdahulu "Taurat"
dan "Injil" sebagai nara
sumbernya (tersirat Q.43:4 bahwa Al Quran terkandung
dalam “Al Kitab”) dan Al Quran sebagai
petunjuk serta umpan balik bagi pembacanya yang sudah menguasai "ilmu pengetahuan" terkait yaitu
kitab sebelumnya/Taurat, Injil (Al Kitab).
Dengan
demikian para pembaca menjadi tahu bahwa Al Quran
suatu kitab yang membuat / membangkitkan / memancing pikiran para pembacanya
agar berpikir kritis supaya tahu tentang misteri Allah di dalamnya.
.
Akan tetapi bagi pembaca yang
tidak membaca Injil dan kitab Wahyu kemudian meng-kaji / mempelajari Al Quran
saja, maka akan berakibat fatal yaitu akan mempersalahkan kitab-kitab
terdahulu bahkan akan membantah tentang Allah yang seharusnya sudah diketahui
oleh para pembaca Al Quran yang sudah membaca semua kitab-kitab terdahulu /
sebelumnya.
Yaitu sebuah "misteri"
yang disebut dalam namaNya adalah: "Yesus Kristus" Yang mempunyai
sifat "Maha Pengasih dan Penyayang."
Gambaran akibat yang fatal
tersebut sudah tertulis di : surat 22 AL HAJJ : 8
surat 22 AL
HAJJ : 8, yaitu; Dan di antara manusia
ada orang-orang yang membantah
tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab
(wahyu) yang bercahaya..
Dalam ayat tersebut jelas kitab Wahyu harus dibaca
oleh semua orang karena merupakan "kunci!",
sebab dalam kitab tersebut isinya sabda Yesus setelah di alam ruh, dengan memberikan
wahyu kepada Yohanes, dimana sabdaNya yaitu : "Akulah Yang Awal dan Yang Akhir"
dan Al Quran menegaskan kembali sabda tersebut di surat AL HADIID :
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir.... .(seperti penjabaran diatas)
.
Dimana kitab Wahyu adalah kitab tersendiri
yang terdapat dalam susunan "ALKITAB."
46
Keterangan: ALKITAB terdiri dari
:
- Kitab Taurat atau disebut "Perjanjian Lama",
- Kitab Zabur atau disebut "Mazmur",
- Kitab Injil atau disebut "Perjanjian Baru",
- kitab "kisah para rasul" dan
terakhir – “Kitab Wahyu”.
.
Sekedar untuk
diketahui !
Mengapa AlKitab kususnya di Indonesia terbitan mulai tahun
1974 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya?
Sejak tahun 1974 memang AlKitab yang dipakai umat Kristen
di Indonesia
mengalami perubahan tata bahasa, hal itu dikarenakan ditahun 1972 adanya
penyempurnaan “ejaan lama Bahasa Indonesia” menjadi ejaan baru.
mengalami perubahan tata bahasa, hal itu dikarenakan ditahun 1972 adanya
penyempurnaan “ejaan lama Bahasa Indonesia” menjadi ejaan baru.
( contoh: untuk awalan kata - “Dj” menjadi “J”, “TJ”
menjadi “C”, “J” menjadi “Y” )
Dengan adanya penyempurnaan “ejaan” tersebut maka sejak
tahun 1974 AlKitab (ejaan baru) yang sudah dicetak ulang diberikan cuma-cuma kepada umat Kristen tanpa
menarik kembali AlKitab lama dari pemiliknya.
Perubahan / revisi
tersebut memang terjadi dalam hal tata bahasa dan
“istilah sebutan” saja, dimana AlKitab bahasa Indonesia dengan “ejaan lama”
terdapat beberapa istilah / ucapan dalam bahasa “Arab”,
sedangkan edisi / cetakan baru sudah bahasa Indonesia.
“istilah sebutan” saja, dimana AlKitab bahasa Indonesia dengan “ejaan lama”
terdapat beberapa istilah / ucapan dalam bahasa “Arab”,
sedangkan edisi / cetakan baru sudah bahasa Indonesia.
Beberapa contoh
istilah dalam AlKitab bahasa Indonesia
ejaan lama / baru :
“Allah-Taala” ( sekarang tertulis: “Allah Yang Mahatinggi” / di Kejadian
14:18 )
“KITAB ZABUR jaitu segala Mazmur” (sekarang tertulis hanya: “ MAZMUR” )
“Kitab jang bernama ALCHATIB” ( sekarang tertulis hanya: “PENGKHOTBAH” )
“roh si Dadjal” ( sekarang
tertulis “roh anti Kristus” )
“Alif dan Ya” ( di kitab Wahyu 22:13 sekarang tertulis “Alfa dan Omega” )
Dengan adanya
perubahan tersebut maka menimbulkan dampak isue bahwa Injil-pun telah di-ubah-ubah !
Hal itupun tidak diherankan karena bahasa aslinya bahasa "Ibrani", jadi lumrah saja jika suatu
kitab diterjemahkan kedalam bahasa setiap negara seperti layaknya Al Quran
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Adapun tujuan dari
revisi terjemahan yaitu agar lebih mudah dipahami bagi pembaca sesuai perubahan
zaman, karena AlKitab dengan ejaan lama tata
bahasanya agak kaku sehingga agak sulit dipahami.
Walaupun demikian semua isi ayat-ayat
AlKitab dengan ejaan baru
tidak ada yang berubah maknanya terhadap AlKitab cetakan lama
(edisi terdahulu tahun 1960-an)!
tidak ada yang berubah maknanya terhadap AlKitab cetakan lama
(edisi terdahulu tahun 1960-an)!
Contoh perbedaan tata bahasa AlKitab cetakan
tahun 1962 dengan cetakan tahun 1974 sampai sekarang :
tahun 1962 dengan cetakan tahun 1974 sampai sekarang :
Cetakan tahun 1962 (ejaan lama), Judul: “KITAB ZABUR jaitu segala Mazmur” pasal 1 ayat 1-2 yaitu;
Ayat
1. Berbahagialah orang jang tiada
berdjalan dalam bitjara
orang fasik atau
berdiri pada djalan orang
berdosa, atau duduk dalam
perhimpunan orang pengolok;
Ayat
2. Melainkan jang suka akan hukum
Tuhan dan jang memikirkan
hukum itu baik
siang, baik malam;
Cetakan tahun 1974 sampai sekarang (ejaan baru), judul: “MAZMUR”
pasal 1 ayat 1-2 yaitu;
Ayat 1. Berbahagialah orang yang
tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
Ayat 2. Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat
TUHAN, dan yang merenungkan
Taurat itu siang
dan malam.
Itulah
perbedaan tata bahasa antara AlKitab ejaan lama (tahun <1972) dan AlKitab
ejaan baru (sekarang)
47
Pembahasan Ayat-ayat Al Quran membuktikan bahwa :
"Allah
Maha Tahu !"
.
Karena Allah maha Tahu maka
ayat-ayat Al Quran yang tidak akan pernah
berubah hingga kini bertujuan memberi peringatan
bahkan ancaman bagi mereka yang tetap membangkang terhadap berita
gembira yaitu "Injil keselamatan."
Oleh karena itu kalimat "Allah Maha
Tahu" banyak tertulis dalam Al Quran, hal itu supaya
pembaca sadar bahwa ayat-ayat yang bermakna peringatan ditujukan kepada semua
orang yang tetap menyangkal bahwa Yesus
Kristus adalah "Tuhanmu" yang telah membawa berita gembira tentang ke-Rajaan Allah, yaitu
tentang anugrah keselamatan bagi setiap manusia yang
merasa berdosa !
Karena Allah Maha Suci, jadi tidak ada kompromi dengan dosa sekecil
apapun, dan karena semua manusia telah
berdosa jadi secara mutlak harus ada perantara menuju kepada Allah. Perantara tersebut
haruslah manusia juga yang mutlak "suci
total", tersamar
di Q.53:38.
Q.53:38
; bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,……..
Isi ayat diatas sederhana, jika dibaca seadanya semua orang pasti
sudah tahu !
Akan tetapi ayat tersebut (Q53:38) merupakan pelajaran / tekateki, dimana
tekateki tersebut hanya bisa dijawab bagi mereka yang sudah membaca kitab-kitab
terdahulu / sebelumnya dan menyimak dengan benar tata bahasa yang ada dalam
ayat tersebut (Q.53:38).
Oleh karena itu kalau anda sudah membaca Injil
Kristus dan kemudian meneliti Al Quran ayat
Q.53:38, maka anda akan tahu bahwa ayat tersebut bertujuan untuk
memancing pikiran pembaca yang kritis yaitu dengan kesimpulan: Bagaimana
jika ada seorang yang suci dalam dunia ini? Sebab
dalam dunia ini semua anak Adam berdosa !
Dengan
demikian anda akan tahu bahwa maksud Allah dengan mudahnya menciptakan "Isa" (figur Yesus
Kristus) seperti menciptakan nabi adam tanpa
bapak duniawi, agar terwujud seorang laki-laki yang suci dengan tujuan yaitu akan memikul dosa orang lain.
Jadi harus diingat: Bahwa Isa /figur Yesus satu-satunya manusia
“bukan turunan adam”
Maka penciptaan Isa (figur Yesus) merupakan penciptaan kedua yang sangat penting dan harus
di perhatikan oleh pembaca Al Quran seperti sudah di ingatkan di Q.56;62.
Q.56:62: Dan sesungguhnya kamu
telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu
tidak mengambil pelajaran untuk penciptaan yang kedua?
Oleh karena itu 600 tahun kemudian setelah
Injil, maka Al Quran menegaskan lagi (di Q.53:38) supaya semua
orang tahu alasanya “Yesus Kristus di Injil disebut
juruselamat”.
Itulah jawabannya bahwa Yesus
Kristus “dapat memikul dosa” setiap orang yang mau percaya kepadaNya, supaya tidak
menyesal di hari kiamat. Semua terserah
anda !
Contoh:
Bagaimana anda disebut dapat mengampuni orang yang bersalah kalau
yang bersangkutan tidak mau datang untuk
minta ampun ! Jadi bagaimana Yesus Kristus dapat
mengampuni orang kalau orang tersebut jangankan datang percaya
saja tidak mau!
48
Jadi ayat tersebut Q.53:38 sebagai kunci
dasar pemahaman bagi semua orang untuk mendapatkan jawaban bahwa:
“Seorang Yesus Kristus
adalah penebus dosa manusia yang percaya
kepadaNya" (Jadi begitu
pentingnya himbauan dalam Q5:68 supaya
membaca Injil!)
Itulah
sebabnya Al Quran menekankan “sosok nabi
pembawa Injil adalah
orang Suci !”.
Ket:
Tentang peringatan hari "NATAL".
Tentang peringatan hari "NATAL".
Kehadiran Yesus Kristus membuktikan bahwa Allah Maha Pengasih !
Sebab semua orang telah
berdosa jadi begitu pentingnya kehadiran seorang yang
suci ! (tersirat di Q.53:38).
Q.53:38.
(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak
akan memikul
dosa orang lain,
Oleh karena itu di dalam Al Quran ditegaskan kembali bahwa penciptaan Isa (Figur Yesus) merupakan "rahmat dari Allah" yang
sudah terjadi sebelum Al Quran diturunkan, sehingga
di Al Quran surat 19 MARYAM ayat 21 tertulis dengan keterangan :
“suatu perkara yang sudah
diputuskan”.
Jadi jelas jika
penciptaan Isa (figure Yesus) merupakan “rahmat
dari Allah”, maka timbul sebuah pertanyaan: rahmat tersebut
untuk apa? Dan untuk siapa ?
Jawabnya: Untuk
memikul dosa dan untuk semua orang yang mau percaya kepadaNya.
Itulah sebabnya kehadiran Yesus Kristus (kelahiran sebagai manusia “suci”) ke dalam dunia
diperingati (pada hari Natal) setiap
tahun bagi mereka yang percaya kepadaNya.
Oleh karena itu “Natal” (kehadiran manusia suci) tidak
dirayakan oleh setiap orang.
Tetapi sesungguhnya makna “ Natal” (kehadiran seorang manusia suci)
Tetapi sesungguhnya makna “ Natal” (kehadiran seorang manusia suci)
untuk semua orang di dunia ini !
Jadi jika sampai saat ini sebagian para pemegang Al Quran kaum Mumin / Islam (terutama para pemimpin atau pembesar)
Jadi jika sampai saat ini sebagian para pemegang Al Quran kaum Mumin / Islam (terutama para pemimpin atau pembesar)
tidak mau mengucapkan "Natal" bagi
yang sudah percaya, dengan demikian jelas bahwa yang bersangkutan menolak akan makna “Natal” tersebut !
Apabila para pemimpin/pembesar tersebut mengajarkan hal itu kepada umatnya berarti tanpa disadarinya telah menyesatkan mereka !
Oleh karena itu nanti pada "hari azab" para pemimpin/pembesar tersebut akan dituntut pertanggung
jawaban (karena keliru atas
pengajarannya) oleh
para pengikutnya di hadapan Tuhan yang "berHak" mengadili manusia (tergambar/tersirat di Q.33:67-68).
49
Contoh ayat Al Quran yang membuktikan "Allah Maha Tahu!" bahwa setiap pembaca Al Quran tidak akan mungkin mau membaca Injil, bahkan yang sudah membacapun tetap tidak mau percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhanmu, artinya sama saja mereka dengan sengaja tidak menghiraukan apa yang pernah dikatakan Tuhan Yesus yang tercatat di dalam "Injil ."
Oleh karena itu beberapa ayat Al Quran
menggambarkan keadaan diakhirat nanti, bahwa konsekuensi
yang harus diterima bagi para pembaca Al Quran
yang tetap berkeras hati tidak mau mengakui Yesus
Kristus yang tertulis di Injil
adalah "Tuhanmu" yang
akan menghukum siapa saja yang menyangkalNya !
Contoh
: surat.19
MARYAM :71
Dan tidak ada seorangpun daripadamu, malainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
Ayat diatas jelas ditujukan
kepada pembaca Al Quran ("daripadamu"), dimana makna dari
ayat tersebut sebuah vonis (suatu kemestian) yang sudah ditetapkan oleh Tuhan
kita.
Walaupun demikian bunyi ayat
tersebut, hal itu supaya setiap orang mu'min / Islam sadar!
Ironisnya tidak ada satupun ayat Al Quran yang
menyuruh pembaca ke neraka !
Jadi mengapa dalam ayat tersebut (Q.19:71)
ditegaskan bahwa dengan sengaja neraka "didatangi" oleh orang mu'min / Islam ? /“dari
padamu” artinya
ditujukan kepada kita yang membaca surat
Oleh karena itu kalau anda
hanya membaca Al Quran dan tidak membaca Injil dengan hati tulus, maka anda tidak akan
dapat memahami makna penting yang menyangkut keselamatan jiwa anda dari hukuman neraka di akhirat,
karena anda tidak akan bisa keluar dari lingkaran ayat-ayat Al Quran yang pasti bagi
anda penuh dengan misteri !
Hal itupun sudah disinggung oleh rasul Muhammad yang
tercatat dalam Hadits Shahih Bukhari 1577 pada kalimat
terakhir yaitu: ................Tiadalah tinggal dalam Neraka kecuali orang yang dipenjarakan Qur'an dan mesti kekal di dalamnya.
Jadi pemahaman tersebut tidak
akan anda tahu kalau anda tidak membaca Injil dengan benar.
Sebab
di dalam Injil
Markus 16 :16, Tuhan Yesus pernah bersabda ;
Siapa yang percaya
dan dibabtis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
50
Jadi ayat Al Quran 19:71 yang
bermakna ancaman membuktikan :"Allah
Maha Tahu !"
Bahwa sampai pada hari ini hampir semua umat mu'min / Islam dengan sengaja menolak
membaca "Injil Kristus", dengan demikian dengan sengaja menantang konsekuesi
(hukuman) apa yang pernah disabdakan Tuhan
Yesus di Injil Markus 16:16.
Oleh karena itu tidak heran kalau dalam ayat Q.19:71 menegaskan dengan
sengaja orang mu'min / Islam mendatangi konsekuensi tersebut yaitu hukuman "neraka."
Jadi tidak diherankan
kalau ada orang-orang yang mengatakan bahwa orang Nasrani/Kristen disebut “Ahli Neraka” hal itu benar !
Sebab: Apabila
seseorang disebut “Ahli BOM” berarti orang tersebut sangat tahu
bahwa “BOM” itu membahayakan, sehingga orang tersebut sangat mahir
untuk menjinakkannya, dan dengan pasti seorang "ahli BOM" tidak akan mau tinggal selamanya di dalam gudang BOM.
Begitupula kalau
orang Nasrani / Kristen disebut “Ahli Neraka” mereka sadar bahwa neraka kekekalan yang menyakitkan, sehingga dengan pasti mereka tidak akan mau tinggal di dalam neraka, oleh karena itu orang Kristen sudah tahu dan percaya kepada siapa “juruselamatnya!”.
Jadi tidak
diherankan kalau Allah menurunkan Al Quran
dengan beberapa surat supaya ditujukan kepada pembacanya, salah satu surat
yaitu surat 19 Maryam ayat 71; yang memberikan gambaran pasti di akhirat
nanti kepada orang-orang yang " bukan Ahli
neraka!".
Contoh lagi ayat Al Quran yang membuktikan (secara
samar) "Allah
Maha Tahu !", bahwa :
Nanti semua orang mu'min setelah
berada di alam kubur baru mengakui Tuhan Yesus serta mengakui juga
kebenaran yang pernah dikatakan oleh rasul Paulus (selain Muhammad) tentang yang punya kuasa pada hari berbangkit, yang disangkalnya waktu masih hidup di dunia
!
Contoh surat 36. YAA SIIN
: 51-52
Judul: Keadaan semua orang-orang mu'min di
hari kiamat.
51 : Dan ditiuplah
sangkakala , maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju)
kepada Tuhan mereka.
.
52 : Mereka berkata: "Aduhai
celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat-tidur
kami (kubur)?" Inilah yang
dijanjikan (Tuhan) Yang Maha
Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).
Ayat diatas (Q.36:51-52) selalu
dibacakan apabila ada kerabat / famili yang meninggal dunia, hal itu bertujuan
agar para hadirin yang masih hidup di alam zhahir supaya sadar !
Apakah anda siap keadaannya
nanti akan celaka diakhirat ("Aduhai celakalah kami").
Mengapa dalam ayat tersebut menggambarkan bahwa di hari kiamat nanti
semua keadaan orang mu'min akan celaka karena tidak ada yang membangkitkan dari
kuburnya ?
51
Dalam surat
tersebut ayat 52 menimbulkan dua pertanyaan:
Tuhan siapa
yang pernah berjanji ?
Rasul siapa
lagi selain rasul Muhammad yang membenarkan tentang hari berbangkit ?
Dalam ayat tersebut
(Q.36:51-52) tersirat bahwa orang-orang mu'min baru
mengakui memang ada Tuhan Yang Maha Pemurah pernah berjanji
membangkitkan semua orang yang percaya kepadaNya ("Inilah janji Tuhan"), dan mengakui bahwa ada rasul yang
lain selain rasul Muhammad ("benarlah Rasul-rasulNya") yang
membenarkan tentang hal itu, akan tetapi pengakuan tersebut sia-sia karena
sudah terlambat ! (pengakuannya sudah di alam kubur).
Jadi mulai sekarang kita harus tahu dan
sadar bahwa ayat tersebut sesungguhnya ancaman bagi siapa saja yang kafir terhadap Tuhan yang telah berjanji tentang hal tersebut !
Oleh karena itu dalam ayat tersebut (Q.36:51-52)
ditekankan dengan suku kata "mereka",
yang jelas mereka itu adalah orang-orang yang diwaktu hidup di dunia tidak mau
mengakui bahwa Tuhan Yesus Kristus
adalah "Tuhan kita !”
Sekarang timbul pertanyaan apakah kita mau seperti "mereka" kelak ?
Jadi surat 36. YAA SIIN ayat 51-52
merupakan salah satu contoh "peringatan"
untuk
orang-orang mu'min yang masih "berpikiran netral" supaya terjaga sehingga
berpikir kembali untuk mencari tahu siapa yang dimaksud Tuhan
yang telah berjanji, dan siapa yang dimaksud
rasul yang lain lagi yang kita tidak ketahui
selama ini ?, seperti yang dikatakan
Allah dalam ayat tersebut ?
Pengakuan tersebut
menggambarkan bahwa diwaktu mereka masih hidup di dunia mungkin pernah membaca
atau mendengar berita Injil, memang hanya Yesus
Kristus saja yang pernah berjanji akan membangkitkan orang yang percaya
kepadaNya (tertulis di Injil Yohanes
6:37-39) dan mereka sudah mendengar bahwa ada rasul lain selain Muhammad yaitu rasul
Paulus yang sudah terlebih dahulu membenarkan tentang hari berbangkit
(tertulis di Tesalonika 4:16).
Yohanes 6:37
yaitu; Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu,
dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang.
Yohanes 6:38
yaitu; Sebab
Aku telah
turun dari sorga bukan untuk
melakukan kehendakKu, tetapi
untuk melakukan kehendak Dia yang telah mungutus Aku.
.
52
Yohanes 6:39 yaitu; Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari
semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang
hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
1 Tesalonika :
16, yaitu ;
Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang
mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
Kesimpulan dari ayat-ayat
tersebut diatas jelas bahwa hanya Allah yang menghendaki orang datang kepada
Yesus Kristus, jadi barang siapa yang masih hidup di dunia dan mau datang
(percaya) kepada Yesus, maka orang tersebut tidak
akan dibuang tetapi dibangkitkan untuk
"dikumpulkan" dengan tujuan menghadapi "pengadilan akhir" agar mendapatkan
kesempatan hak keadilan dari Allah atas amal perbuatannya.
Oleh karena itu Q.34:26
menegaskan bahwa disaat itu / hari kiamat semua harus mengakui,
Katakanlah: "Tuhan kita
akan mengumpulkan kita semua....... .
Jadi jelas barang siapa yang
diwaktu hidupnya menyangkal Tuhan Yesus , maka di hari kiamat orang tersebut
akan mengakui dirinya celaka ("Aduhai
celakalah kami") karena tidak ikut dikumpulkan sebab tidak "dibangkitkan" dari kuburnya, tergambar di Q.36:52.
Kalau anda sudah menyimak semua
penjabaran diatas maka anda harus mengakui bukti kebenaran Al Quran yang
mendukung kebenaran Injil Kristus, yaitu dengan cara menyajikan ayat-ayat
tentang peringatan yang berakibat buruk dikemudian hari bagi siapa saja yang menyangkal wewenang dari Tuhan Yesus Kristus
di akhir zaman terhadap semua orang tanpa terkecuali termasuk anda dan saya
juga bila ikut menyangkalNya.
Kesimpulannya jelas bahwa di hari kiamat Yesus
Kristus akan membangkitkan semua orang yang percaya kepadaNya dari
"tempat tidur" (kubur) untuk dikumpulkan semua, kemudian semua orang
yang percaya tersebut akan dibawa untuk menghadapi pengadilan Allah supaya
mendapatkan pahala sesuai amal perbuatannya dari Allah
Yang Maha Adil.
Sedangkan orang-orang yang
“kafir” kepada Yesus Kristus akan tetap tinggal di alam bawah/siksa kubur dimana
mereka keadaannya "celaka" walaupun tiba hari
berbangkit.
Dengan demikian jelas karena Isa adalah figur Yesus, maka Al Quran pun menegaskan
secara tersamar tentang hal itu : bahwa semua orang pengikut Isa tidak akan berada di alam bawah (siksa kubur) tetapi ditinggikan sampai hari
kiamat, tersamar di Q.3:55.
Kesimpulan dalam Q.3:55 jelas tidak tertulis dengan sebutan “orang-orang
Nasrani” tetapi tertulis
dengan sebutan “pengikut Isa”
hal itu menegaskan bahwa “Isa” (figure Yesus)
bukan hanya untuk orang Nasrani/Kristen saja tetapi untuk semua orang yang
percaya kepadanya.
53
Itulah sebabnya kalau kita
hanya membaca Al Quran dan tidak membaca Injil
dengan benar, maka tidak akan mungkin tahu makna dari ayat Q.36:51-52, apalagi untuk percaya
bahwa Yesus Kristus itu Tuhan!
Oleh karena itu ayat di Q36:52
merupakan gambaran kelak bagi mereka yang tidak mau tahu apa yang pernah
dipesankan Yesus Kristus di : Injil Yohanes 14: 6.
Injil Yohanes
14: 6, yaitu;
Kata Yesus
kepadanya: "Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.
Jadi kalau anda sudah mengerti
penjabaran diatas maka anda akan tahu bahwa semua ayat Al Quran tentang hari
berbangkit dengan tersamar memberikan gambaran supaya semua orang mu'min
berpikir : Bahwa pada saat hari kiamatlah seorang
baru bisa dinyatakan "kafir" kalau orang tersebut selagi masih hidup di dunia "menyangkal
Tuhan" yang akan
membangkitkannya !
Ket: Orang disebut kafir kepada Tuhannya yaitu orang yang menyangkal / menolak
setelah diberi tahu. Kalau sejak lahir selama hidupnya orang tersebut tidak pernah tahu /
mendengar tentang “siapa Tuhanmu”, maka orang tersebut tidak bisa dibilang kafir kepada Tuhannya, sebab apa yang mau disangkal
kalau tidak tahu karena belum
pernah mendengar “berita" tentang siapa Tuhanmu yang akan membangkitkanmu !
Kalau anda tidak membenarkan Al Quran tentang hal tersebut, maka segala
amal perbuatan anda akan sia-sia pada hari kiamat, karena
siapa yang menyangkal Tuhan Yesus Kristus
tidak akan "dibangkitkan"
olehNya.
Sehingga
orang tersebut tidak akan sampai ke hadapan
Allah untuk menghadapi pengadilan akhir, oleh karena itu orang tersebut (apapun
agamanya) “tidak ada pengharapan lagi” untuk mendapatkan haknya atas keadilan
dari "Allah Yang Maha Adil" yaitu “Pahala” sesuai
pertimbangan amal ibadah yang telah diperbuat semasa hidup di dunia.
Dengan demikian apapun amal / ibadah yang telah diperbuat
akan sia-sia ! Tersirat di surat.25 AL FURQAAN:23
Itulah
sebabnya semua orang beriman harus percaya hari berbangkit, karena Allah Maha
Adil bahwa semua orang apapun agamanya
(tersirat di Q.5:69) akan mendapatkan pahala dikemudian hari, tetapi
harus di ingat siapa yang telah diberi kuasa
membangkitkan semua orang untuk dikumpulkan?
Surat.25 AL FURQAAN :23, yaitu;
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami
jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
54
Jadi ayat tersebut menggambarkan keadaan orang
mumin di hari kiamat, diwaktu
hidup di dunia tidak mau mengakui ayat-ayat Al Quran
yang mendukung kebenaran Injil, sehingga menyangkal
Yesus Kristus sebagai “Tuhan
dan juru selamatnya”.
Oleh karena itu yang perlu
diketahui oleh pembacanya bahwa sejak awal dizaman itu Al Quran hanyalah
pelajaran dan peringatan bagi semua orang yang berserah diri kepada Allah
tetapi belum percaya kepada Yesus Kristus yang sudah dikenal 600 tahun sebelum
ada Al Quran.
Maka
melalui Al
Quran-lah yang memberikan peringatan serta
ancaman-ancaman yang sebenarnya ditujukan kepada orang yang tetap
menyangkal Tuhannya
walaupun sudah mendengar berita Injil.
Jadi semua terserah anda mau
percaya Tuhan Yesus atau tidak yang tertulis di Injil.
.
Oleh karena itu kesimpulannya: bahwa gambaran akan "Sorga" yaitu suatu konsekuensi yang diterima bagi orang yang selagi
hidup di dunia percaya kepada Tuhannya (yang berkuasa membangkitkan) disertai
perbuatan baik / menjauhi dari kejahatan !
Sedangkan
gambaran akan "Neraka" yaitu
konsekuensi yang diterima bagi orang
yang selagi hidup di dunia menyangkal Tuhannya (yang berkuasa membangkitkan)
walaupun sudah melakukan amal kebaikan, dan bagi mereka yang sudah percaya
tetapi tidak bertaubat dari dosa!
Akan tetapi kalau anda tetap tidak
percaya sosok Tuhan yang telah berjanji !, maka segala "konsekuensinya" sudah jelas dan nyata di dalam ayat-ayat Al Quran itu sendiri.
Ironisnya sampai pada hari ini
semua umat mu'min tidak menghiraukan peringatan-peringatan dalam ayat-ayat Al
Quran yang sesungguhnya merupakan konsekuensi buruk akibat menyangkal Tuhan
Yesus.
Hal itu tidak perlu diherankan
karena dari generasi kegenerasi semuanya sudah tertanam dalam benak pikiran
bahwa Injil "katanya palsu" walaupun tanpa ada bukti yang "sah" , bahkan para pemimpin / ulama melarang umatnya
membaca kitab Injil sehingga mereka umat mu'min enggan membacanya.
Karena tidak membaca “Injil
Kristus” maka semua umat mu'min / Islam tidak akan
tahu makna ancaman-ancaman bagi dirinya yang ada dalam ayat-ayat Al Quran .
Oleh karena
ketidak tahuannya maka semua umat Mu’min / Islam
selama hidupnya tidak akan pernah takut ataupun resah
terhadap ayat-ayat tersebut.
Sebab sifat
manusia kalau tidak tahu atau "tidak
merasa bersalah" maka manusia
tersebut tidak akan pernah takut terhadap "ancaman
apapun !".
55
Jadi mengapa
Al Quran hanya menjelaskan keadaan orang mu'min saja yang menyedihkan pada hari
kiamat (Q.36:52)?
Dan mengapa
tidak ada penjelasan tentang keadaan yang “menyedihkan” bagi orang-orang diluar
mu'min pada hari kiamat?
Jawabannya:
Karena Allah Maha Adil dimana kitab-kitab
lain yang sudah ada sebelum zaman “Yesus
Kristus” tidak ada pemberitahuan tentang Tuhan
yang berkuasa diakhir zaman untuk
membangkitkan para pembacanya, oleh karena mereka belum tahu tentang Tuhan tersebut, maka isi dari semua kitab
suci sebelum Injil tidak ada peringatan akibat dari penyangkalannya
terhadap Tuhan.
Sedangkan kitab Al Quran diturunkan setelah Injil sehingga isinya menyinggung tentang
nabi pembawa Injil / “berita gembira” yang tidak lain menyinggung tentang
Tuhan Yesus Kristus (yang berkuasa pada hari berbangkit).
Karena Al
Quran diturunkan untuk
orang-orang Mu’min
di jazirah arab maka tidak heran isinya hanya gambaran dari keadaan di
akhirat yang menyedihkan bagi orang Mu’min saja yang diakibatkan dari menyangkalnya
terhadap Tuhan tersebut.
Jadi semua ayat-ayat Al Quran yang bermakna peringatan tentang akhirat mencerminkan bahwa Allah mengasihi orang-orang Mu’min (pembaca Al
Quran) supaya semasa
hidupnya jangan menyangkal Tuhan tersebut agar tidak tertinggal di alam “siksa kubur”
pada saat hari berbangkit tiba!
Sebab kalau
kita meyakini bahwa Allah itu Esa maka pada hakekatnya tidaklah mungkin
Al Quran diturunkan mempunyai cara yang berbeda terhadap keselamatan manusia di
akhirat.
Hal tersebut tidak akan anda ketahui kalau tidak membaca Injil Kristus dengan benar !
Jadi setelah anda membaca penjabaran diatas, maka bisa disimpulkan
bahwa kitab Al Quran sifatnya hanya menyarankan
bagi pembacanya jika nanti disaat hari kiamat agar semua orang di Dunia
mengatakan bahwa Yesus Kristus
bukan lagi “Anak Manusia” melainkan posisi / status "Dia adalah Tuhan".
(tersamar di
Q.34:26)
Kalaupun anda sekarang masih hidup di Dunia tidak mau mengakui Yesus Kristus adalah "Tuhan Yang Maha
Pemurah" hal itu tidak masalah !
Tetapi Al Quran sudah “menggambarkan akan penyesalan” anda nanti dihari kiamat karena menyangkal Tuhan Yang Maha Pemurah tersebut ! (tersirat di Q.36:52).
Oleh karena itu kalau kita sudah memahami bahwa “Isa anak Maryam” yang tertulis di dalam Al Quran adalah figure dari “Yesus
Kristus” yang tertulis di Injil, maka
kita harus berpikir kembali jika masih menyangkal Yesus
Kristus “anak Maria” adalah “Tuhan kita”.
Sebab hanya Tuhan ‘lah yang sanggup / ber’Hak
datang kembali / turun ke Dunia ini di hari
pembalasan untuk mengadili kita semua, kemudian menjadi imam diantara manusia !
Jadi bagai manakah keadaan anda dan saya jika
sekarang menyangkal bahkan menghujat Yesus Kristus “anak Maria” yang akan datang di hari pembalasan
nanti ??
56
Oleh karena itulah Rasul Muhammad sudah memberikan “isarat” yaitu hanya menyebutnya “anak Maryam” tanpa nama “Isa”, di Hadits Sahih
Bukhari no: 1504.
Hadits Sahih Bukhari no: 1504.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Rasulullah
s.a.w. bersabda: ”Bagaimanakah keadaan mu
apabila anak Maryam turun kepadamu dan menjadi imam di anrtara kamu”.
Ket: Jelas sabda rasul
kalau menyinggung kuasa keIllahian dari tokoh
nabi pembawa Injil yang menyangkut “iman keselamatan” setiap
pribadi manusia di akhir zaman terhadap tokoh tersebut, maka perkataannya tidak pernah memakai kata / nama Isa!
Tujuannya supaya pendengar dizaman itu dan pembaca hadits sekarang
ingat siapa “anak Maryam” yang terlebih dahulu
tertulis di Injil?
Hal itu jelas sebab di
Al Quran saja yang kita yakini merupakan Firman Allah tidak pernah menyebut
nama Isa yang akan datang diakhir zaman tetapi menyarankan pembaca
dengan kalimat "Katakanlah: Tuhan kita yang akan mengumpulkan
kita semua,
(tersirat di Q.34:25).
Itulah sebabnya bahwa
Hadits merupakan perincian dan / atau tafsir dari Al Quran. Hadits berlandaskan
Al Quran. Karena Hadits disusun setelah nabi wafat, maka dalam menilai kebenaran pemberitaan Hadits, Al Quran dipakai sebagai batu ujian.
Jadi semua kembali kepada diri anda masing-masing, oleh karena itu
segala peringatan yang ada di Al Quran
membuktikan bahwa tanggung jawab manusia
kelak akan dihadapi oleh yang bersangkutan hanya seorang diri saja !
Sebab tidak ada satupun ayat Al Quran
yang menyebutkan bahwa nabi atau rasul dapat menolong manusia dari azab Allah !
Itulah sebabnya Yesus Kristus
disebut “Tuhan juru selamat” (yang sesungguhnya tersamar dengan nama “Isa” dalam Al
Quran) yang berHak” pada hari kiamat
nanti menyelamatkan manusia (yang percaya kepadaNya)
dari azab Allah dengan cara membangkitkan manusia tersebut supaya jangan
tertinggal di alam siksa kubur yang kekal dan “Dia”
tidak menghiraukan orang yang durhaka karena menghujat ataupun kafir
kepadaNya (tersirat di Q.36:52).
Oleh karena rasul Muhammad tahu siapa “anak
Maryam” yang sesungguhnya, maka rasulpun melarang
para pengikutnya memuji dirinya berlebihan seperti kaum Nasrani / Kristen memuji (memuliakan) “anak
Maryam”, sebab beliau tahu akibatnya kalau dirinya dipuji secara berlebihan
maka “anak Maryam yang sesungguhnya” yang tidak lain bernama “Yesus Kristus”
(yang telah diberi kuasa atas Sorga dan Bumi) pasti
akan dilupakan oleh para pengikutnya dan hal ini sudah terjadi sampai
saat ini! Tersirat di:
Hadits Sahih Bukhari no: 1503.
Dari Umar r.a., katanya: Saya mendengar Nabi s.a.w. bersabda: “Janganlah kamu memuji (memuliakan) saya berlebihan sebagai orang Nasrani memuji (memuliakan) anak Maryam. Saya hanya
hamba Allah. Maka katakanlah “Hamba Allah dan RasulNya
57
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan Al Quran diturunkan
dengan ayat-ayat yang
“bermakna ancaman”,
yaitu ditujukan bagi mereka yang sudah mendengarkan
berita Injil (kabar gembira) tetapi tetap “membangkang
/ menyangkal” terhadap Yesus Kristus yang telah
diberi kuasa akan membangkitkannya !
Seperti tesamar di Q.19:97.
Apa sebabnya hampir
semua pembaca Al Quran akhirnya
menyangkal Yesus Kristus adalah
"Tuhan"?
Sebab hampir semua umat mu'min /
Islam semasa hidupnya meremehkan Al Quran yang
penuh tantangan baik ghaib dan logika.
Hal itu sudah diakui Rasul
Muhammad sebagai orang pertama yang menerima Al Quran,
tersirat di Q.25:29-30 & Q.72:4.
Q. 25. AL
FURQAAN : 29
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran sesudah Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong
manusia.
Q. 25. AL
FURQAAN : 30
Berkatalah Rasul: "Ya
Tuhanku sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran ini sesuatu yang tidak
diacuhkan".
.
Q. 72. AL
JIN ( JIN ) : 4
Dan bawasanya: orang yang kurang akal daripada kami
selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah.
Kesimpulan inti dari
penjabaran diatas:
Semua orang telah mengenal Allah
sebelum rasul Muhammad datang.
Akan tetapi Al Quran diturunkan
kepada rasul Muhammad agar disiarkan kepada orang-orang mu'min / berserah diri
kepada Allah, supaya dipelajari dengan cara dikaji berdasarkan petunjuk yang
ada di dalamnya terutama himbauan untuk membaca kitab sebelumnya dengan tujuan
mengenal siapa sesungguhnya yang disebut-sebut oleh Allah sendiri dalam
ayat-ayat Al Quran : Tuhanmu, Tuhanku,
Tuhan kita, Tuhan kami !
Oleh karena itu kalau anda mengkaji Al Quran tidak hati-hati
terhadap kekuatan / gangguan syaitan maka
akan menjadi fatal, sebab syaitan yang terkutuk selalu berusaha dari Al
Quran bisa menyesatkan anda
seperti
pengakuan rasul Muhammad di Q.25:29,
dengan demikian wajib sebelum membaca Al Quran minta
perlindungan kepada Allah / tersirat di
Q.16:98.
58
Akan tetapi barang siapa yang mengkaji Al Quran dengan teliti dan hati-hati maka mereka
akan tahu bahwa yang boleh disembah hanya ada satu Tuhan yang resmi yaitu yang
ada di samping Allah saja, tersamar di Q.26:213
& Q.27:64.
Q.26:213
yaitu: Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di
samping Allah, yang
menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di’azab.
Oleh karena itulah jin / syaitan mengakui bahwa Al Quran
mena'jubkan, sehingga jin / syaitan membuat suatu pernyataan yang maknanya akan
menghalangi / mengganggu setiap orang yang sedang mengkaji Al Quran (tersirat di Q.72:2), agar
orang yang bersangkutan sulit untuk memahami makna dari ayat-ayat yang
bertujuan mengungkap tentang misteri akan Tuhan yang hakiki, sehingga
orang tersebut tidak menghiraukan ayat-ayat tersebut !
Jadi
pada dasarnya syaitan tidak menyukai orang yang sedang mengkaji Al Quran karena bisa
mengenal / tahu sehingga orang tersebut akan beriman / bersekutu dengan Tuhannya.
.
Akan tetapi Allah sendiri di dalam Ayat Al Quran memberikan
penerangan agar pembaca tahu bahwa syaitan
itu tidak ada kuasanya untuk mengganggu siapa saja yang sudah percaya dan bertawakkal kepada
Tuhannya,
tersirat di Q.16:99.
Q.16:99, Sesungguhnya syaitan tidak ada
kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Oleh karena
itu Al Quran (Q.16:98) merupakan
rambu-rambu peringatan kepada siapa saja yang
belum percaya kepada Tuhannya, yaitu; kalau mau membaca Al
Quran harus'lah meminta perlindungan kepada
Allah dari gangguan syaitan yang terkutuk.
.
Q.16:98, Fa-idzaa qara'tal-qur-aana fasta'idz billaahi minasy-syaithaanir-rajiim
.
Q.16:98, Apabila kamu
membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
Ironisnya sampai dengan hari
ini setiap orang mu'min / Islam kapanpun dan dimanapun berada apabila mau
membaca / mengkaji Al Quran dengan pasti mengucapkan permohonan kepada Allah
supaya jangan diganggu syaitan yang jahat.
59
Ucapan tersebut selalu dilakukan
karena semua orang mu'min / Islam masih dalam taraf pengkajian sehingga belum
mengerti makna hubungan dari Q.16 ayat 98 terhadap ayat 99, yang
sesungguhnya ayat-ayat tersebut bertujuan memicu pikiran pembaca agar
mencari tahu: "Siapa Tuhannya itu ?" yang dikatakan Allah dalam ayat
tersebut / Q16:99 ?
Maka dengan
ucapan permohonan tersebut membuktikan bahwa semua orang mu'min / Islam belum percaya kepada Tuhan
yang sebenar-benarnya Tuhan yang di dalam namaNya ada kuasa dialam alam ruh sehingga ditakuti
oleh syaitan terkutuk /Q.16:99.
Oleh karena itu Q.16:99 bermakna: Supaya
orang Mu’min tahu siapa Tuhanmu!
Karena belum tahu jadi tidak heran semua orang Mu’min belum percaya kepada Tuhan
yang berkuasa atas segala makhluk yang kasat mata maupun yang tidak terlihat kasat
mata.
Disinilah yang harus kita sadari bahwa sesungguhnya jin /
syaitan-lah yang mempengaruhi manusia agar manusia yang sedang mengkaji Al
Quran menjauh dari Injil ! Jadi kalau
sampai pada hari ini kitab Injil dilarang bagi pembaca Al Quran dengan berbagai
macam alasan,
hal
itu membuktikan seakan Injil sangat ditakuti !
Sedangkan Q.5:68
menghimbau pembaca Al Quran untuk membaca Injil, ayat tersebut merupakan perintah tersamar dengan tujuan supaya pembaca
tahu siapa yang selalu disebut oleh Allah sendiri dalam Al Quran: yaitu yang
dijuluki "Tuhanmu !"
Sebab jika orang yang berhati tulus mengkaji Al Quran disertai membaca Injil, maka rahasia atau misteri dari suku kata "Tuhanmu, Tuhannya, Tuhan kita, Tuhan kami"
yang tertulis dalam Al Quran akan terungkap
sehingga manusia yang bersangkutan akan tahu bahwa
"Tuhannya itu" adalah Yesus Kristus yang
tertulis di dalam Injil,
dan yang selalu dikatakan Allah, mayoritas tertulis dalam ayat-ayat Al Quran dengan sebutan "Dia" !
Seperti contoh: Ayat Kursi
(Q.2:255), surat AL IKHLASH :1-4, dll.
Walaupun
demikian tidak semua "suku kata Dia" mengacu figur dari Tuhan
Yesus!
Oleh karena bagi pembaca Al Quran
yang juga membaca Injil akan ada peluang bisa mengetahui tentang
rahasia-rahasia "jalan yang lurus" yang merupakan "misteri Tuhan
kita", maka hal itulah yang ditakuti
Jin / syaitan ! tersirat di surat
AL JIN (JIN) :2
Jadi Jin/
syaitan berusaha mempengaruhi pikiran pembaca Al
Quran supaya tetap menolak Injil, agar tidak mengenal Yesus
Kristus yang sesungguhnya !
Kalau anda sudah membaca
penjabaran diatas seharusnya tahu bahwa Tuhan kita yang disapa dengan Nama
Yesus Kristus yang diwaktu hidup sebagai manusia, ternyata sekarang dan
selamanya "Dia"
mempunyai kekuasan tertinggi atas "dunia alam nyata dan akhirat
alam ruh" serta semua makhluk termasuk syaitan, tersirat di surat AL
JIN (JIN) :3.
60
Jelas ayat tersebut merupakan pernyatan dari Jin / syaitan.
Dimana semua umat Mu'min / Islam tahu bahwa Allah
adalah Zat Yang Maha Suci !
Jadi mengapa dalam ayat tersebut Jin / syaitan harus menyinggung sosok akan Tuhan Yang Maha Tinggi
tentang Istri dan anaknya ???
Jawabnya: Makna dari kalimat dalam ayat tersebut jika dikaji
mendalam dan didukung kitab Injil, maka jelas ayat tersebut adalah "sebuah
sandi" supaya pembaca yang sudah membaca Injil berpikir
kembali untuk mendapatkan kejelasan yang lebih pasti berdasarkan bukti
tertulis, bahwa memang benar Tuhan Yesus Kristus pada saat hidup di bumi
sosokNya sebagai Anak Manusia dan sekarang telah kembali ke asalNya Surga, sejarah
menulis bahwa Dia
selama sebagai manusia tidak beristri dan tidak (pula) beranak !
Dan jika dikaji dengan teliti
ayat berikutnya yaitu ayat 4 surat AL JIN
(JIN).
AL JIN(JIN)
: 4, Dan
bawasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan
(perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah.
Maka pembaca akan tahu bahwa ayat 4 tersebut merupakan "isarat" supaya manusia menggunakan "akal !", yaitu tidak lain carilah kitab Injil agar dapat mengungkap misteri sosok
"Tuhan yang tidak beristri dan tidak beranak ", yang disinggung di
ayat sebelumnya!
Jadi tujuan membaca Injil bagi orang yang mengkaji Al Quran supaya
mengetahui duduk persoalan dasar : siapa nama "Isa"
dalam Al Quran dan siapa nama "Yesus"
dalam Injil ?, agar orang yang bersangkutan tidak terkecoh, sehingga
perkataan yang keluar dari mulut orang tersebut tidak melampaui batas terhadap
Allah Yang Maha Tahu !
Dengan
demikian orang yang sudah tahu, tidak akan mungkin perkataan dari mulutnya
berani menghujat "Tuhan Yesus
Kristus" yang pernah diutus kedalam dunia dalam rupa manusia
disertai penuh dengan kuasa ke-Illahian maka "Dia"
disebut "Manusia Illahi", yang
tertulis dalam sejarah sehingga pasti "Dia"sudah
dikenal oleh manusia, oleh karena itu hanya "Dia"
saja yang patut "disembah oleh manusia" yang di dalam namaNya ada
kuasa untuk menghardik kekuatan syaitan / ghoib jahat yang selalu menganggu
manusia, hal itu tersirat dengan tersamar dan singkat di dalam ayat Al
Quran surat terakhir 114. AN NAAS (MANUSIA)
dengan sebutan: "Ilaahin
naas !" (manusia Ilaahi) / ( Sembahan manusia ).
Oleh karena itu ditegaskan di dalam Al
Quran bahwa nabi dengan nama “Isa” adalah “Kalimat Allah Roh Allah”, artinya semua kalimat
yang keluar dari mulut nabi pembawa Injil adalah
“perkataan Allah” sebab Roh Allah yang mendominasi selama hidupnya.
61
Itulah kebenaran makna dari
sebagian ayat-ayat Al Quran yang telah dijabarkan agar para pembaca yang
meyakini Al Quran adalah Firman / perkataan Allah supaya sadar bahwa yang
selalu disebut-sebut Tuhanmu dalam Al Quran adalah Yesus Kristus yang
mempunyai kuasa atas dunia dan akhirat (terlulis
di Injil Matius 28:18 dan tersamar di Al Quran surat.3:45).
Jadi apakah anda siap dengan
konsekuensi hukuman yang Allah katakan dalam ayat-ayat Al Quran jika anda tetap
berkeras menyangkal Yesus Kristus yang kisahNya tertulis di Injil "sebagai
Anak Manusia" ?, yang ternyata nanti disaat tiba hari kiamat semua
orang harus juga menyebutNya : "Tuhan kita
!"
Kalaupun anda masih ragu, hal
itu tidak masalah karena masih ada hari esok untuk berpikir, yaitu anda
harus mempertimbangkan dan mencerna dengan teliti apa yang pernah dikatakan
oleh rasul Muhammad yang tertulis di dalam Hadits Shahih Bukhari 1577 pada kalimat terakhir,
yaitu: ................Tiadalah tinggal dalam Neraka kecuali orang yang dipenjarakan Qur'an dan mesti kekal di dalamnya.
.Sekarang timbul pertanyaan apa maksud
rasul Muhammad mengatakan seperti itu ?
Jawabnya: Bahwa ucapan rasul
Muhammad tersebut merupakan sebuah "peringatan"
agar pembaca Al Quran harus hati-hati akan
misteri "ayat Mutasyabihat" yang
terkandung di dalamnya, sebab Al Quran bisa membuat pembacanya hanya
memahami "sosok Isa nabi pembawa Injil adalah manusia biasa saja", sehingga pembaca
Al Quran selama hidupnya akan sulit mengakui Yesus Kristus di Injil adalah
Tuhan yang berHak
membangkitkan semua orang!
Dengan demikian yang bersangkutan nanti
sampai tiba hari berbangkit akan tetap tinggal di alam siksa kubur sampai
akhirnya hukuman neraka yang kekal !
Oleh karena itu ucapan rasul
tersebut sudah memprediksikan efek yang terjadi dari setiap orang yang selama
hidupnya hanya membaca Al Quran saja tanpa mau mambaca Injil, maka orang
tersebut selama hidup di dunia pikirannya hanya terpaku pada pemahaman ayat-ayat
"tentang kisah nabi Isa" yang
tergolong "mutasyaabihaat"
yang ditelan mentah-mentah sehingga menyangkal bahkan menghujat Yesus Kristus
yang tertulis di Injil adalah "Tuhannya semua orang / Tuhan kita !".
Oleh karena itu selama hidup di dunia
pikiran orang tersebut bagaikan "terpenjarakan Al Quran" sehingga
tidak mau membaca Injil, yang berakibat
kelak akan "tinggal di neraka" yang
kekal (terisat di Q.36:52), sebab dikarenakan
penyangkalannya maka orang tersebut pada saat tiba hari kiamat tidak ikut dibangkitkan oleh Tuhan Yesus Kristus yang pernah berjanji tentang hal
itu !
Itulah yang
dimaksud “ada pengharapan”
bagi siapa saja yang percaya Tuhan Yesus !
Jadi yang harus
dipahami: Kedua nama
yaitu, Yesus Kristus dan Isa
Almasih menyinggung soal
Injil dan diyakini oleh masing-masing
kelompok Kristen dan Islam yang kelak akan datang kembali ke dunia
di akhir zaman / untuk mengumpulkan umat manusia karena sebagai
Hakim.
Tetapi perlu di ingat Al
Quran 34:26 dengan netral
tidak menyinggung nama Isa maupun Yesus yang
akan datang kembali / untuk mengumpulkan semua orang (termasuk pembaca Al Quran) melainkan
dengan tegas menghimbau pembacanya agar menyebutnya: Tuhan kita akan mengumpulkan kita
semua. Jadi jelas "gambaran" dari kedua nama tersebut berstatus Tuhan.
62
Jadi
sangat disayangkan kalau sampai hari ini ayat-ayat tertentu di dalam Al Quran
yang secara tersamar menjelaskan kebenaran Injil pasti disanggah dengan berbagai argumen yang
dikemukakan, yang akhirnya bertujuan untuk menyangkal Tuhan Yesus Kristus !
Itulah sebabnya mengapa Injil Kristus harus diberitakan
kepada semua orang di Dunia?
Jawabnya : supaya semua orang “mempunyai pengharapan” akan janji yang pernah diucapkan oleh Tuhan Yesus Kristus diwaktu “Dia” masih hidup sebagai Anak Manusia!
Oleh karena itu kalau anda belum memahami "peringatan" yang di berikan
rasul Muhammad kepada umatnya, maka sampai kapanpun anda akan tetap terpaku
dengan nama "Isa"
yang tertulis di Al Quran, maka hal itu
merupakan awal timbulnya rasa anti pati terhadap tokoh "asli" yang
tertulis di Injil, dan akhirnya sampai disitu
saja pengetahuan anda, sehingga anda tidak
akan tahu siapa sebenarnya Yesus Kristus itu “sekarang ini
dan nanti !"
Dan sekalipun anda membaca
Injil maka andapun hanya mendapati kisah Anak Manusia Yesus Kristus yang
tertulis di dalamnya, tetapi setelah disimak dengan hikmat maka kita
akan tahu bahwa setelah "Dia" bangkit kembali ke asalNya Sorga
beberapa ribu tahun yang lalu dengan meninggalkan janji-janjiNya maka kita
harus sadar, bahwa "Dia" sekarang
ini adalah Tuhan dan ditambah lagi penegasan akan wewenang "Dia" dalam Al Quran surat.34:26 bahwa nanti dihari kiamat semua orang siapapun juga
harus mengatakan "Tuhan kita!",
karena "Dia"
yang mengumpulkan kita semua.
Jadi jelas sekarang dan nanti sama saja bahwa
Yesus Kristus adalah "Tuhan kita !".
Dengan demikian selama kita masih bisa melihat dan mendengar dalam
dunia ini maka kita harus sadar akan hal tersebut, karena sebentar lagi, hari
ini, besok ataupun lusa bisa merupakan hari terakhir bagi siapa saja.
Oleh karena itu sebelum ajal menjemput pelajarilah
Al Quran dengan sebenar-benarnya !
Sebab gambaran akan "Sorga
dan Neraka" bukanlah sekedar hadiah
ataupun hukuman bagi manusia, akan tetapi merupakan konsekuensi hasil dari pilihan yang bersangkutan selagi masih hidup di dunia !
Memang sifat kita sebagai manusia
sulit untuk percaya kalau belum membuktikannya.
Oleh karena itu segala prediksi
tentang "akhirat" di dalam Al Quran yang sebenarnya mendukung
kebenaran kitab Injil sangat sulit untuk mempercayainya !
Dari semua penjabaran diatas bahwa kitab Al
Quran sarat dengan peringatan-peringatan yang ditujukan bagi pembacanya,
oleh karena itu Kitab Al Quran merupakan gambaran pedoman perjalanan hidup “seorang manusia” yang berujung
bagaimana keadaan yang bersangkutan diakhir ajalnya, jadi tidak heran kalau Al Quran harus dikaji bagi setiap pribadi semua orang Mu’min untuk
mengambil kesimpulan demi keselamatan pribadinya di akhirat
nanti.
Oleh karena itu makna ayat-ayat Al Quran
lebih menjurus ke pribadi para pembacanya.
Sedangkan “Al Kitab” merupakan gambaran
perjalanan hidup “umat manusia”.
63
Perlu diperhatikan; walaupun anda mengkaji Al
Quran dan membaca Injil Kristus
tetapi hanya untuk mencari perbedaan
maka jelas hasil kesimpulannya akan bertentangan, jadi kajilah Al Quran
dengan mencari persamaan dalam hal yang mendasar yaitu makna “hubungan yang tersembunyi”
antara Al Quran dan Injil, yang tidak
lain tentang satu tokoh yang menyinggung soal Injil tetapi dengan dua nama yang
berbeda ( yaitu nama Isa
dan Yesus).
Sebab kalau kita meyakini bahwa Allah itu Esa maka pada
hakekatnya tidaklah
mungkin Al Quran diturunkan
mempunyai cara yang berbeda terhadap keselamatan manusia di
akhirat.
Contoh ayat yang
sangat popular dikalangan umat Mu’min/ Islam yaitu Q.2:120 sehingga umat Mu,min/Islam beranggapan
sejak dahulu kaum Yahudi dan Nasrani mereka berhati dengki.
Q.2:120 ; Orang-orang Yahudi
dan Nasrani tidak
akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah
itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan
sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka
Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.
Ayat tersebut di Al Quran jika dikaji seadanya tanpa mendalami kitab sebelumnya maka para pembaca akan menelan
mentah-mentah arti yang nyata dalam ayat tersebut, oleh karena para pembaca terpengaruh isi
dari ayat tersebut maka yang bersangkutan bisa
berpendapat orang-orang Yahudi
dan Nasrani/Kristen berhati dengki !
Pendapat tersebut bagi setiap orang Mu’min / Islam tidak dapat
dipersalahkan karena apapun kesimpulan / keputusannya selagi masih
hidup di dunia “berpedoman tanpa paksaan”.
Oleh karena itu ayat diatas
kalau ditelan mentah-mentah oleh umat yang membacanya maka dapat
membuahkan anti pati terhadap gambaran akan
kaum Yahudi dan Nasrani / Kristen
sampai sekarang.
Dengan demikian
sampai kiamat-pun kalau ayat tersebut tidak dipahami dengan bijak maka menjadi
sangat sulit bagi umat Mu’min / Islam dari generasi ke-generasi (turun
temurun) untuk lebih dekat / percaya terhadap
kaum Yahudi dan Nasrani/Kristen.
Coba kita selidiki ayat di Q.2:120
makna dari setiap kalimatnya:
1-
“Orang Yahudi dan Nasrani mereka tidak akan senang
kepada kamu jika kamu tidak mengikuti agama mereka”
Kalimat tersebut bisa menimbulkan kesimpulan bahwa mereka
Yahudi dan nasrani berhati dengki, tetapi perlu diingat dizaman itu di jazirah
arab memang hanya ada mayoritas keturunan kaum Yahudi yang kafir terhadap Isa
(figure Yesus) dan yang percaya / Nasrani, disaat itu mereka saling memberitakan Iman
kepercayaannya masing-masing, dimana hampir semua sifat
manusia kalau kemauannya tidak
diikuti maka hati yang bersangkutan pada umumnya tidak akan senang !
64
2-
Katakanlah:”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”.
Kalimat diatas adalah menegaskan bahwa Al Quran’lah
sebagai petunjuk. Dimana arti dari petunjuk,
yaitu harus dibaca / dipelajari supaya tahu yang
sebenarnya “arah yang dituju”.
3-
Dan sesungguhnya
jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.
Kalimat
diatas kita harus teliti bahwa suku kata
“mereka” tersebut pasti salah satu diantara Yahudi dan Nasrani jadi tidak akan
mungkin kedua-duanya diikuti, oleh karana itu dapat dipastikan mereka (yang
diikuti) dalam ayat tersebut mengacu pada kaum Nasrani sebab tertulis “setelah
pengetahuan datang kepadamu” yaitu membaca Injil maka pembaca Al Quran yang juga membaca Injil
akan mendapatkan kesamaan di dalam kedua kitab tersebut, yaitu mengenai satu
tokoh yang telah diberi kuasa terhadap Sorga dan Bumi, sehingga segala
keselamatan terhadap manusia di akhirat sudah diserahkan kepada seorang sosok
nabi pembawa Injil yaitu Isa (gambaran dari Yesus Kristus) dengan demikian jelas bahwa Allah
dalam ayat tersebut tidak lagi
menjadi pelindung dan
penolong bagimu!
Oleh
karena itu kalau kita tidak mau membaca Injil dengan benar maka kita tidak
akan tahu mengapa dalam kalimat di ayat tersebut menekankan dengan kata “tidak lagi
menjadi …..?”
Jadi jika kita setelah membaca ayat tersebut
kemudian menduga kalau orang mengikuti kaum nasrani maka Allah akan marah tidak
lagi menolongmu, berarti pemahaman kita sangat keliru.
Sebab
berulang-ulang dikatakan dalam Al Quran bahwa Allah Maha Bijaksana dan kitapun
mengakui bahwa “Allah Maha Bijaksana” dengan demikian tidak akan mungkin Allah Yang Maha Bijaksana serta
Maha Pengasih dan Pemurah akan kejam tidak mau menolong
umatNya.
Karena
makna dalam ayat Q.2:120 hanya ringkas adanya, sehingga bagi yang tidak
membaca Injil dengan benar akan keliru karena makna yang sesungguhnya akan
sulit dipahami.
Oleh karena itu pemahaman dalam
ayat Q.2:120
jika ditinjau dengan bijak tentang
hubungan Al Quran
dengan Injil maka maknanya akan
jelas dengan kesimpulan yaitu; Jika kamu
sudah mendapat petunjuk melalui Al Quran
di Q.5:68 supaya membaca Injil, maka kamu akan mengikuti mereka yaitu kaum Nasrani, berarti mengikuti mereka atas
kemauan sendiri karena setelah pengetahuan datang kepadamu dari kitab Injil bahwa Yesus
Kristus telah diberikan oleh
Allah “segala kuasa Sorga dan Bumi” dan
kamu akan lebih yakin bahwa Al Quran surat 3:45
menegaskan kembali hal tersebut, dimana
sosok nabi pembawa Injil yaitu Isa Putera Maryam hanya seorang saja yang terkemuka
dunia dan akhirat, dengan demikian kamu akan sadar bahwa
sejak itulah (600 tahun sebelum Al Quran diturunkan) Yesus Kristus mulai menjadi penolongmu.
Maka
600 tahun kemudian Al Quran mengingatkan kembali bahwa “Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” karena segala
kuasa termasuk keselamatan jiwa’mu (manusia) di akhirat sudah “di tangan Yesus Kristus”, oleh karena itu Dia disebut Juru Selamat manusia.
Itulah penjabaran panjang lebar yang ditinjau dari
“hubungan tersembunyi” antara Al Quran dan Injil, jadi tidak heran kalau ada orang mengatakan
bahwa: “Al Quran ringkasan dari Injil”.
65
Jadi kesimpulan dari Q.2:120 jika ditinjau dari hubungan antara Al Quran dan Injil:
Kalimat 1: Sifat
manusia kalau tidak tercapai akan kecewa / “tidak akan senang”.
Kalimat 2: “Petunjuk” dari Allah adalah Al
Quran, dimana salah satu ayatnya (Q.5:68)
himbauan untuk membaca Injil.
Kalimat 3: Kalau “mengikuti” salah satu dari mereka
yaitu kaum nasrani atas kesadaran pribadinya dikarenakan sudah mendapatkan “pengetahuan” dari kitab Injil bahwa
Allah
tidak lagi menjadi penolong karena segala kuasa atas keselamatan
semua manusia yang ada di bumi menuju ke akhirat sudah diberikan kepada Yesus Kristus (Isa
di Al Quran).
Itulah
salah satu ayat Mutasyabihaat (Q.2:120), dimana golongan ayat Mutasyabihaat
jika diyakini tanpa dipelajari terlebih
dahulu secara mendalam maka yang bersangkutan akan menggunakan ayat tersebut untuk menimbulkan fitnah, ironisnya
hal itu sudah ditegaskan di Q.3:7.
Penjabaran diatas
berdasarkan pemahaman bahwa “Al Quran menegakkan kebenaran” yang berarti: kebenaran terdahulu (yang sudah
ada) ditegakkan kembali, jadi harus diingat
Al Quran bukan menegakkan kesalahan !!!
Oleh karena itu tulisan dalam blog ini merupakan fakta
adanya “hubungan tersembunyi” antara ayat-ayat tertentu di dalam Al Quran terhadap
sebagian dari ayat-ayat yang terdapat di dalam kitab sebelumnya yaitu kitab Injil.
Dimana ayat-ayat tersebut bertujuan membenarkan kitab sebelumnya dan hal
itu sudah ditegaskan dalam Al
Quran surat 12 YUSUF:111.
Q.12 YUSUF : 111 yaitu; Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita
yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk
dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Sekalipun pembaca blog ini tidak
mau mengakui adanya
fakta “hubungan tersembunyi” antara kitab Al Quran terhadap Injil (yang bertujuan membenarkan kitab sebelumnya Injil), berarti pembaca telah mendustakan ayat-ayat di dalam Al Quran yang mengandung makna tersebut.
Hal itupun tidak diherankan sebab “Allah Yang Maha Tahu” sehingga sudah memprediksikan akan isi hati
dan pikiran pembaca Al
Quran yang menyangkal hal itu dikemudian hari (tersirat: Q.69:49).
Q.69:49
Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di
antara kamu ada orang yang mendustakan(nya).
66
Apa sebabnya hampir
semua orang mu’min / Islam tanpa membaca
Al Quran tetap menyangkal Yesus
Kristus adalah Tuhan ?
.
Pada umumnya hampir semua orang mumin /
Islam jarang yang membaca Al Quran bahkan ada yang sama sekali tidak membacanya,
sedangkan yang sudah membacapun enggan membaca AlKitab walaupun sudah dihimbau
di Q.5:68, dengan demikian kurang memahami
sejarah terdahulu.
Sedangkan mereka yang tidak
membaca Al Quran tetap menyangkal “Yesus Kristus adalah Tuhan”.
Penyangkalan tersebut akibat
menelan mentah-mentah kalimat: “Tidak ada Tuhan selain
Allah !”
Oleh
karena itu kalimat tersebut menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi untuk menyangkal mentah-mentah tentang status KeTuhan-an Yesus Kristus
!
.
Akan tetapi kalimat tersebut
hanyalah penegasan bahwa "Tuhan itu adalah Allah sendiri !".
Hal itu dapat dimengerti jika
disimak dengan sangat teliti mulai dari awal isi kitab Taurat kemudian Injil,
dan sampai pada kitab Al Quran di surat
AL IKHLASH !
.
Jika kita sudah menyimak isi dari
Taurat dan Injil maka bisa disimpulkan bahwa pada mulanya manusia mengenal Sang
Haliq dengan sebutan Allah.
Dimana Allah yang telah
menciptakan dan memelihara alam semesta dan makhlukNya yang dikenal sebagai
Sang Pencipta dengan sebutan “ TUHAN Allah”.
Oleh karena itu sejak saat itu
manusia mengenal bahwa Sang Maha Kuasa adalah TUHAN Allah.
.
Akan tetapi setelah Yesus Kristus
hadir di dunia sebagai jelmaan manusia dari Ruh Allah sendiri!
Diwaktu
"Dia" hadir di dalam dunia nyata (alam zhahir),“Dia” telah bersabda
akan "Janji-janjiNya" yang menyangkut dengan "Hak" dari wewenang
Ke'IllahianNya.
Karena “Dia”
berwujud manusia maka kehadiran dan kematianNyapun harus mengalami proses
layaknya sebagai manusia, hal itu semua sudah dinubuatkan dalam kitab Taurat
termasuk harus mati di kayu salib “sebagai manusia” dan bangkit dari
antara orang mati !
Kemudian "Dia"
terangkat di awan untuk kembali ke asalNya Sorga dan disaksikan oleh
saksi hidup yaitu murid-muridNya, maka di wilayah itu semua orang mulai saat
itu percaya bahwa Yesus Kristus yang pernah hadir di dunia sebagai anak manusia
adalah Tuhan !
Jadi mulai saat itu Injil / “kabar gembira” harus diberitakan ke
seluruh dunia supaya semua orang mendengar sehingga mengenal Tuhannya.
.
Oleh karena itu semua orang yang percaya Tuhan
Yesus mempunyai kesimpulan:
Bahwa Allah Sang Haliq yang sejak dahulu tidak pernah dilihat oleh kasat mata
manusia, maka sejak saat itulah "manusia
berdosa" yang mempunyai keterbatasan dapat mengenal secara nyata akan "gambaran Allah Yang Maha Pengasih"
melalui sosok Tuhan Yesus Kristus yang pernah hadir ke dunia dalam rupa manusia !
Maka mereka yang sudah percaya mempunyai kalimat yang berbunyi:
“Tidak ada Allah selain Tuhan!” (kalimat tersebut bukan berarti menyangkal keberadaan
Allah Sang Haliq), hal itu sampai saat ini diyakini sehingga ada sebuah
lagu / nyanyian kaum Kristen
yang berjudul seperti kalimat tersebut.
67
Ironisnya setelah 600 tahun
kebangkitan Yesus kembali keasalNya Sorga, masih banyak orang yang telah
mendengar berita gembira / Injil yaitu berita telah hadirnya “Juru selamat
manusia” ke dunia, tetapi mereka tetap
saja tidak percaya bahwa “Dia” Yesus Kristus adalah Tuhan !
Oleh karena itu sejak awal Al
Quran ada diwilayah itu, hanyalah sebagai bahan "pelajaran"
supaya semua orang yang masih berpikiran "netral" dan berserah diri
kepada Allah mengetahui siapa Tuhanmu itu, dan sebagai "peringatan" bagi orang yang
tetap "membangkang" terhadap
Tuhanmu yang akan membangkitkan kamu di hari
kiamat !
.
Dengan demikian sampai pada
hari ini kalau diselidiki secara mendalam maka kalimat yang diyakini oleh semua
orang mu’min / Islam yang berbunyi: “Tidak ada Tuhan selain Allah” sesungguhnya
bertujuan menegakkan / mendukung makna dari kalimat yang sudah diyakini oleh
kaum terdahulu yaitu Nasrani yang berbunyi : “Tidak ada Allah selain Tuhan”.
Hal itu tersirat di dalam surat 112. AL IKHLASH.
.
Q.112 ayat: 1-4
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa”.
.
2. Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan,
.
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”
Jelas ayat-ayat diatas menekankan
bahwa “Dia”
adalah sosok seorang manusia, hal itu ditegaskan dengan suku kata “setara” pada ayat
4, sehingga jelas dalam ilmu perbandingan dari Yang Maha Adil, suku
kata “setara” tersebut menegaskan
perbandingan yang selaras.
Dengan demikian bahwa yang dimaksud “Dia”
adalah mengacu kepada sosok orang / manusia
juga, oleh karena "Dia" adalah
Allah sendiri maka ditegaskan bahwa posisi / wewenang jabatan dari pada “Dia” adalah “Tuhan”.
Jadi surat 112 AL IKHLASH
menegaskan bahwa “Dia” yang tertulis di dalamnya adalah Allah sendiri di
zaman itu (600 tahun sebelum ada Al Quran) pernah menjelma menjadi manusia
sempurna, oleh karena jelmaan dari "Ruh Allah sendiri" (Allah Esa)
maka "Dia"
berwujud seorang anak laki-laki yang suci". (tersirat di Q.19:17&19).
Hal tersebut di pertegas pada Q.112 : ayat 3, bahwa "Dia" bukan terjadi dari
"proses peranakkan" yang
dibuahi benih manusia biasa pada umumnya dan "Dia" tidak mempunyai anak, karena tidak beristeri, tersirat
di Q.72:3
Dalam Al Quran seorang anak
laki-laki suci dengan nama "Al Masih Isa Putra
Maryam", yang dikenal sosok nabi pembawa Injil.
68
Karena "Hadirat Dia"
dalam rupa manusia, maka "Dia" memiliki silsilah menurut
budaya manusia pada umumnya, dan sebelum kehadiranNya ditengah-tengah
manusia sudah dinubuatkan Allah, bukti terprediksikan dalam kitab Taurat.
Oleh karena itu kedatangan "Dia"
sudah dirancang / ditetapkan harus hadir di tengah-tengah manusia yang
merupakan dari garis keturunan kaum "pilihan Allah juga!" yaitu
umat yang dilebihkan ni'mat oleh Allah dari segala umat di dunia (Q.2:47).
Maka sejak saat itu bahkan sampai dengan hari ini bagi siapapun dan
dimanapun yang percaya kepadaNya menyebut "Dia"
adalah "Allah Yang Hidup!"
Sebab melalui "Dialah" manusia mengenal "figur
Allah yang sejati", karena dari awal mulanya sejarah mencatat bahwa
tidak ada manusia yang sanggup melihat Allah, karena "Maha Suci
!".
Jadi kesimpulannya surat 112
Al IKHLASH merupakan penegasan tersamar dari salah satu atau "sepertiga sebutan"
dalam pemahaman "Trinitas" bagi kaum Nasrani, tentang pengertian
"Allah Tritunggal", yaitu tentang arti
Keesaan Tuhan, bukan Keesaan Allah.
Mengapa disebut "Allah
Putra" ?.
Jawabnya: Karena dalam sejarah
hidup manusia di bumi tercatat bahwa Allah sendiri pernah hadir dalam rupa Anak
Manusia, sehingga sekarang manusia mengenal tentang hal itu dari sejarah yang
merupakan urutan zaman sejak "Adam Hawa sampai kehadiran Yesus", maka "Hadirat Allah dizaman Yesus"
disebut "Allah Putra / Allah
Anak", dengan demikian tidak heran 600 tahun kemudian Al Quran
nenegaskan lagi tentang hal itu dengan tersamar, yaitu untuk menegakkan kebenaran sejarah terdahulu
melalui surat AL IKHLASH, maka dalam ayat-ayatnya ditekankan dengan suku kata "Dia", supaya pembaca memahami bahwa sosok "Dia" adalah
Allah sendiri yang pernah hadir di dunia menjadi seorang (Putra) Anak Manusia
Suci yang disebut dengan kata "Tuhan
!".
Oleh
karena itu dalam surat 3. ALI
IMRAN : 18 ditegaskan pada kalimat awal:
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan "Dia
!".
Jadi ayat tersebut memancing pikiran pembaca : siapa sosok "Dia" yang layak disebut "Tuhan"?
Itulah bukti bahwa surat AL
IKHLASH merupakan penjabaran tersamar tentang salah satu sebutan dalam
"Trinitas" yaitu "Allah Putra / Allah Anak", yang tidak
lain mendukung secara tersamar tentang Ketuhanan Yesus Kristus, karena setelah
600 tahun kebangkitanNya ke Sorga masih banyak orang yang ragu dan
bertanya-tanya: Mengapa di dalam Injil kalau Yesus
Kristus disebut Tuhan, "Dia"
juga berdo'a seperti kita ???
Jawabnya: Karena diwaktu "Dia"
hadir dalam alam zhahir di dunia ini wujudNya manusia, oleh karena
itu "Dia" juga berdo'a bergantung
kepada Allah !
Ingat !
Tulisan ini bukan ditinjau hanya dari
satu sisi saja !
Karena dasar dari tulisan ini
untuk menjelaskan bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya yaitu kitab Injil (tersirat di Q.12:111) .
69
Jadi surat Al IKHLASH jika dikaji
dengan teliti, akan memancing pembaca supaya berpikir: Tuhan siapa yang
bergantung kepada Allah ?
Kemudian kalau pembaca Al Quran
sudah membaca Injil dengan benar, maka akan
tahu bahwa sosok Yesus Kristus pada
saat berada di dunia "Dia"
adalah Allah yang menjadi Manusia dengan kata lain Manusia Illahi ! dengan
sebutan Tuhan.
Kenyataan itulah yang sangat sulit untuk diakui oleh manusia
terutama para pembaca Al Quran. Ingat
bahwa “Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”, dimana Allah
sanggup melakukan apa saja termasuk menjelma menjadi manusia,
tetapi manusia tidak akan bisa menjelma menjadi
Allah, oleh karena itu manusia
diingatkan janganlah melampaui batas dalam agamamu,
agar jangan meremehkan kemampuan Allah !
Penjelasan diatas yang panjang lebar mudah dipahami “kalau kita percaya” yang sudah Yesus katakan
sebelum Al Quran diturunkan, tertulis di Injil Yohanes 12:45 ;
yaitu: dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.
Jadi
kalau disimak isi dari ayat diatas jelas bahwa Yesus
Kristus adalah “gambaran dari Allah Yang Sejati”, oleh karena itu sejak “Dia” (Yesus) bangkit dan sampai 600
tahun kemudian ayat-ayat Al Quran diturunkan bahkan sampai dengan hari ini siapapun juga tidak lazim
menyebutNya
"nabi
Yesus", maka Al Quran pun
untuk menceritakan sosok seorang nabi dengan kitab Injilnya tidak layak menggunakan nama “Yesus Kristus” karena “Dia” setelah bangkit
bukan lagi disebut “Anak Manusia” melainkan harus menyebutNya “Tuhan kita” yang
berhak mengumpulkan semua orang diakhir zaman,
seperti apa yang telah disarankan di ayat Al
Quran surat.34:26.
Dengan
demikian jelas bahwa Yesus Kristus bukan
manusia biasa seperti para nabi yang lainnya,
oleh karena itu tidak ada satupun para pengikut
Yesus Kristus yang bershalawat (berdo'a) untuk Yesus
!
Sebab "Dialah Yesus Kristus"
yang memberikan jaminan keselamatan akhirat bagi para pengikutNya dan siapa saja
yang percaya kepadaNya !
Jadi tidak heran kalau kesimpulan
surat terakhir
penutup dalam Al Quran yaitu
Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan manusia. (Qul a'uudzu birab-bin naas).
Oleh karena itu Rasulullah saw, dalam sabdanya pernah
mengatakan hal tersebut yaitu tentang “Tuhan
manusia”,
tertulis di Hadits SHAHIH BUKHARI no:1661.
70
Hadits SHAHIH BUKHARI no:1661 :
Dari ’Aisyah r.a.,
Rasulullah saw. Kalau
pergi mengunjungi orang
sakit, atau orang sakit dibawa kepada beliau, maka beliau selalu berdoa: ”Hai Tuhan manusia! Hilangkanlah penyakitnya
dan sembuhkanlah ia!
Engkaulah yang mampu menyembuhkan.
Kesembuhan itu hanya karena
Engkau menyembuhkan. Kesembuhan yang
menghilangkan penyakit.”
Mengapa Rasul bukan memohon dengan berkata: “ ya’ Allah ya’ Tuhan kami ?”
Mengapa Rasul selalu “berdoa” perkataannya
memohon kepada “Tuhan manusia?”
(Kalau sudah paham pasti tahu jawabannya ! : Yaitu
mengacu kepada “Tuhan Yesus Kristus” yang pernah melawat bumi)
Dengan demikian apa yang disabdakan rasul Muhammad tentang “Tuhan Manusia”
supaya para pengikutnya tahu bahwa Tuhan Manusia itu tidak lain adalah sosok
manusia yang pernah menampakkan wujudNya ke-dalam dunia dan telah dinyatakan
oleh Allah dalam Al Quran bahwa manusia
tersebut sekarang “hanya dia
saja seorang (hanya satu) yang mempunyai kedudukan” terkemuka
di dunia dan akhirat, (di,
Q.3:45).
Jadi tidak heran kalau rasul Muhammad mengakui bahwa dirinya adalah
orang yang paling dekat dengan anak Maryam,
tersirat di Hadits SHAHIH BUKHARI no:1500
Hadits SHAHIH BUKHARI no:1500
Dari Abu Hurairah r.a, katanya: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: ”Sayalah orang yang paling dekat kepada anak Maryam. Semua Nabi-nabi itu
seketurunan. Tiada seorangpun Nabi dalam masa saya dengan dia”
Sabda rasul diatas tidak lain supaya para pengikutnya berpikir: siapa sesungguhnya nama dari sosok “anak Maryam” yang
sudah dikenal sebelum Al Quran
diturunkan ?
Karena nama anak Maryam sebelum ada Al Quran
yaitu: nama “Yesus
Kristus”, maka kalimat terakhir menegaskan: sesungguhnya “dia”/Yesus
“bukanlah seorang nabi” karena bukan keturunan dari Adam, sebab “dia”/
Yesus tidak
mempunyai bapa duniawi. Jadi
jelas bahwa status kedua orang
tersebut (saya / dia”) “bukanlah nabi”. Diingatkan dalam Azan 5 X sehari bahwa Muhammad rasul !
(Ket: suku kata
ganti “dia” lazimnya digunakan untuk orang yang sedang dibicarakan
belum dianggap Almarhum).
Maka tidak heran kalau pakar
tafsir Al Quran berpendapat bahwa surat
AL IKHLASH mempunyai bobot /
fungsi sepertiga
dari isi Al Quran, yaitu sebagai dasar
tentang pemahaman dan kesimpulan tauhid
"Ketuhanan Yang Maha Esa !".
Itulah bukti bahwa Al Quran
hanyalah pelajaran supaya manusia yang awam (berpikiran netral hanya berserah
diri kepada Allah) harus mengetahui siapa yang selalu disebut-sebut dalam Al Quran:
"Tuhanmu,
Tuhanku, Tuhan kamu dan Tuhan kita !", yang
telah diberi kuasa oleh Allah Sang Haliq atas Dunia dan isinya
yaitu yang berhubungan dengan keselamatan bathin / jiwa setiap manusia
"di akhirat".
Ket: Contoh Ilustrasi tentang
"tiga sebutan"; Seseorang
pada saat masih kecil disebut "anak", setelah dewasa dan menikah disebut "bapak"
dan setelah beberapa tahun kemudian punya cucu disebut
"kakek", jadi masing-masing
sebutan itu ditujukan kepada satu orang saja sesuai dengan masanya.
71
Oleh karena itu dalam
pengertian "Tritunggal" selalu disebut: dengan nama "Bapa dan Anak dan Rohu'lkudus",
sebutan tersebut merupakan dari gambaran sifat "Hadirat
Allah YangTunggal" sesuai dengan masanya ( jadi:bukan
berarti banyak illah ).
Maka jelas bahwa sebutan
"Tritunggal" berdasarkan gambaran "Hadirat
Allah Yang Tunggal" yang dikenal dalam sejarah kehidupan
manusia yang terurai di dalam "Alkitab".
Jadi jelas sebutan tersebut
tidak dapat dipisahkan salah satu dari yang tiga, maka tidak lazim kalau
menyebut tentang "Tritunggal" hanya satu atau dua saja, seperti
menyebut salah seorang dari yang tiga !
Sebab keberadaan Allah adalah
Tunggal bukan seperti kita memisahkan keberadaan orang !
Hal itulah yang harus dipahami
supaya tidak menimbulkan kekeliruan !
Kesimpulan tentang perbedaan: Islam
menegaskan pendiriannya pada konsep keesaan terhadap “Yang Maha Esa” sedangkan Kristen menjabarkan
hadirat dari “Yang Maha Esa” seperti yang tertulis dalam Alkitab yaitu
uraian kisah sejarah hubungan manusia kepada Yang Maha Esa.
.
Karena "Dia"
pernah hidup dalam rupa Anak Manusia, maka "Dia" mempunyai
nama ! Yaitu "NamaNya adalah Yesus Kristus"
.
Oleh karena itu orang yang
sudah mengenal "Dia", apabila
menyapa Allah dalam do'anya selalu berkata: di dalam "nama Yesus
Kristus" yang sifatNya penuh
"Kasih", sebab "Dia" menyayangi umat manusia sehingga "Dia" sosok pemurah karena menerima
Taobat umatNya !
Bagi
orang-orang yang belum mengenal / percaya akan
"Dia" (Yesus
Kristus / di
Injil), maka
orang tersebut tergolong masih awam dengan demikian tidak diherankan kalau yang
bersangkutan hanya tahu bahwa figur Allah adalah "Zat Yang Maha
Suci".
Oleh karena itu ada sesuatu alasan yang tidak disadari maknanya oleh
semua orang mu'min / Islam, yaitu sebuah kalimat yang selalu terdapat di awal
semua surat Al
Quran: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang".
Kalimat tersebut secara tersamar menegaskan
bahwa ada sosok / figur "nama" yang mempunyai sifat: Pemurah, Penyayang dan lain-lain
untuk sebutan sifatNya.
Jadi kalimat: “Tidak ada Allah selain Tuhan”
dan “Tidak ada Tuhan selain Allah”, apabila
dibulak balik mempunyai makna yang sama bagi
orang yang tahu !
Sebab masing-masing kalimat tersebut sebenarnya merupakan sebuah
slogan bagi kaum Nasrani / Kristen dan Mu'min / Islam yang bermakna saling mendukung !
Jadi kalimat tersebut bukan untuk
menyangkal keberadaan Allah Sang Haliq dan bukan untuk menyangkal keberadaan Tuhan yang akan
mengumpulkan kita di akhir zaman !
Tetapi kedua kalimat tersebut bertujuan untuk menyadarkan
orang-orang dizaman itu yang telah terpengaruh kaum Yahudi yang tetap kafir kepada Dia
sosok nabi pembawa Injil serta memperselisihkan
tentang siapa "Dia" sesungguhnya!
Hal itu disebabkan mereka sudah
mempunyai antipati sehingga termasuk kaum yang "membangkang” terhadap berita gembira yaitu Injil
keselamatan.
.
72
Oleh karena itu surat AL IKHLASH bertujuan menjelaskan tentang KeEsaan Tuhan
bukan keEsaan Allah (karena ayat Al Quran jelas hanya menyinggung
supaya manusia jangan menyembah tuhan yang lain / Q.26:213) yang diuraikan dengan rinci bahwa : dimana "Dia"
waktu hadir ke dunia adalah sosok manusia yang terjadi bukan dari hasil
peranakan yang dibuahi benih manusia dibumi, sehingga tidak ada satu manusiapun
yang setara dengan "Dia", oleh
karena itu "Dia" disubut Tuan atas
segala manusia di bumi, karena "Dia"
manusia pasti mempunyai NAMA, dan karena
"Dia" telah diberi
kuasa oleh Allah Sang Haliq atas dunia dan akhirat sehingga "Dia" disebut "Tuhan"
yang bergantung kepada Allah.
Oleh karena itu bagi orang yang
sudah mengkaji Al Quran dengan dilandasi fitrah diri kemudian disertakan dengan membaca kitab
Injil Kristus dengan tulus hati, maka bisa memahami bahwa: "Tuhan
adalah Allah sendiri yang pernah hadir dalam rupa manusia" dengan
nama Yesus Kristus, dan yang tersamar dalam Al Quran "Dialah
Yang Awal dan Yang Akhir" serta dikisahkan secara zhahirnya / nyata
dalam Al Quran sebagai sososk nabi pembawa Injil.
Karena Al Quran diyakini
merupakan perkataan Allah melalui
malaikat jibril, maka apa yang tertulis di surat 112. AL IKHLASH merupakan penegasan tentang sosok siapa "Dia" yang selalu Allah katakan dalam
ayat-ayat yang lainnya.
Ket: Jadi tidak heran kalau dalam surat 43. AZ ZUKHRUF :61 tertulis bahwa "Isa telah memberikan pengetahuan tentang hari
kiamat", isi dari bunyi ayat tersebut supaya pembaca Al Quran
berpikir kristis: Mengapa (Allah berkata dalam Al Quran) hanya "Isa"
saja yang mengetahui hari kiamat ?
Jadi siapa sebenarnya nabi pembawa Injil
anak dari Maryam Itu yang bernama Isa ?
Untuk memahami jawabannya,
anda harus meneliti Al Quran dengan benar, dan
harus extra hati-hati dari gangguan syaitan yang menggoda pikiran anda,
karena ayat tersebut mengarah kepada figur dari sosok asli nabi pembawa Injil
dengan NAMA Yesus
Kristus yang sangat dibenci syaitan !
Maka untuk mengetahui hal
tersebut pembaca agar memperhatikan penjelasan di dalam Al Quran (terjemahan Dept Agama RI / th.1984 pada catatan kaki
no:184 untuk penjelasan surat 3 ALI IMRAN :7), yang menerangkan bahwa
makna ayat Mutasyabihaat hanya Allah yang tahu
! Contohnya "tentang hari kiamat
!"
Dengan demikian kalau anda sudah paham maksud contoh tentang ayat
mutasyabihat "seperti hari kiamat"
: maka anda dapat memahami bahwa Yesus
Kristus (tersamar dengan nama Isa)
saja yang tahu tentang hari kiamat /Q.43:61,
maka tidaklah salah kalau mengacu pada ayat mutasyabihat (ayat samar)
bertujuan menjelaskan secara samar bagi pembaca Al Quran bahwa nabi pembawa Injil yang sesungguhnya "Dia / Yesus"
adalah gambaran dari Allah yang sejati !
Hal inilah yang sangat sulit sekali
diterima bagi orang yang membaca Injil
Kristus tidak dengan hikmat Allah / apalagi bagi
orang yang tidak pernah membacanya sama sekali.
73
Oleh karena itu kalimat “Tidak ada Tuhan
selain Allah” jika langsung ditelan
mentah-mentah maka menjadi boomerang bagi yang bersangkutan sehingga menolak
untuk datang / percaya kepada "Yesus
Tuhan",
sehingga hal itu merupakan “harga mati” yang tidak bisa ditawar lagi.
Dengan demikian orang tersebut
sampai ajal menjemputnya akan tetap menyangkal Tuhan Yesus Kristus yang empunya
kuasa akan hari berbangkit ! Kekeliruan tersebut berakibat menimbulkan
"arogansi bathin" pada pribadi yang bersangkutan terhadap Tuhan yang
keberadaanNya bathin !
Dengan demikian jelas dalam Al Quran itu sendiri digambarkan bahwa:
orang-orang tersebut akan menyesal di hari kiamat karena "celaka" tidak dibangkitkan olehNya.
Mereka dalam alam kubur berkata : “Aduhai celakalah kami !”
.
Oleh karena itu sampai kapanpun
kalau anda tidak meneliti dengan dilandasi ilmu pengetahuan sejarah dari kitab
Taurat dan Injil, maka pikiran anda akan sulit bahkan dengan keras hati tetap
menyangkal bahwa Anak Manusia
Yesus Kristus yang tercatat di dalam sejarah, yang
pernah “hidup” berdampingan dengan manusia adalah "Tuhan kita"!
Sekalipun mulai sekarang anda membaca dan meneliti Injil Kristus jika tidak
kembali pada fitrah diri dan ketulusan hati, maka hal itu akan tetap sulit
untuk bisa percaya begitu saja bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, sebab sejak
anda lahir dari awalnya sampai dewasa anda hanya membaca dan mendalami
Al Quran saja
!
Yang perlu di ingat bahwa semua orang
yang percaya Yesus Kristus adalah Tuhan karena memandangnya
setelah Dia
bangkit, sedangkan orang Mu’min jika memandang Yesus
Kristus hanya manusia yaitu sebelum Dia bangkit, hal itu disebabkan Al Quran hanya menggambarkan sosok “seorang nabi dengan Injilnya” yang berarti hanya manusia biasa saja karena
menyinggung “Injil” jadi asumsi pembaca:“Isa adalah Yesus”
Sehingga sudah sekian
lamanya / bertahun-tahun, pikiran anda "terpola / tertanam" pengertian bahwa sosok nabi pembawa Injil dengan
"nama Isa hanya manusia biasa !" Pengertian tersebut membawa dampak yang “permanent” bagi semua pembaca
Al Quran, jadi bagaikan “terkesima” dengan
gambaran manusia biasa saja, sehingga
apapun penjelasannya tentang kisah dan sabda Yesus Kristus di Injil
akan sia-sia.
Itulah sebabnya anda yang hanya membaca Al Quran saja akan sangat sulit untuk percaya kepada
Tuhan Yesus yang kisahNya tertulis di Injil disaat Dia menyamar sebagai manusia !
Oleh karena itu sekarang timbul
pertanyaan yang tidak pernah kita tanya pada siapapun !
Siapakah yang menjadi durhaka
dan kafir setelah Al Quran diturunkan ? (Q.5:68)
Jawabnya
: Karena "Allah
Maha Adil" maka tidaklah mungkin orang yang tidak pernah menyentuh
atau tidak tahu menahu tentang Al Quran menjadi kafir apalagi durhaka !
Oleh karena itu mulai saat ini pelajarilah Al
Quran dengan teliti disertai membaca “Injil
Kristus” dengan tulus hati, agar kita tidak
durhaka dan kafir sehingga menambah kesedihan rasul Muhammad seperti yang sudah
dikatakan Allah sendiri pada surat 5. AL MAAIDAH ayat 68
!
Itulah penjabaran singkat berdasarkan "fakta"
yang ada.
SEMUA TERSERAH PADA
PRIBADI ANDA MASING-MASING !
74
Perlu dipahami lagi !
Sejak
Al Quran
diturunkan, kemudian kisah nabi pembawa Injil tidak memakai nama asli (Yesus Kristus yang sudah tertulis 600 tahun
sebelum ada Al Quran) maka hampir
semua pembaca Al
Quran terpola dalam pikirannya bahwa sosok nabi dengan nama Isa hanya
gambaran seorang manusia biasa saja seperti kita. Sehingga semua pembaca Al
Quran sulit untuk
mengakui bahwa sejak bangkit, sekarang dan nanti Yesus Kristus sudah disebut
“Tuhan dan juru selamat manusia”, jadi jelas mulai saat itulah terjadinya penyangkalan / penolakan untuk menyebut "Yesus Kristus adalah Tuhan"!
Jadi tidak diherankan sampai dengan hari ini penyangkalan / penolakan tersebut hanya datang dari para pemegang kitab Al Quran saja !
Jadi tidak diherankan sampai dengan hari ini penyangkalan / penolakan tersebut hanya datang dari para pemegang kitab Al Quran saja !
Penyangkalan
tersebut tidak dapat disalahkan semata bagi pembacanya, sebab dalam Al Quran berisi pernyataan dari “Isa” sendiri
tentang larangan dirinya untuk
disembah, yaitu “Isa”
berkata: bahwa aku hanya hamba sama seperti kamu.
Jadi
pernyataan “Isa” tersebut memang benar dan nyata bahwa apa yang tertulis
dalam Al Quran merupakan jejak rekam dari perkataan
Yesus Kristus sendiri kepada salah seorang muridNya yaitu Yohanes, yang tertulis dalam kitab Wahyu.22:9, sebuah kesaksian dari kisah nyata yang memang dialami
oleh Yohanes sendiri.
Disinilah
bagi semua orang yang membaca Al Quran, jika
menelan mentah-mentah pernyataan dari “Isa”
sendiri yang tertulis di Al Quran atau perkataan dari “Yesus Kristus” sendiri yang tertulis di kitab Wahyu.22:9, maka jelas bagi orang Mu’min / Islam yang hanya baca Al Quran menjadi tidak mau bahkan menolak mentah-mentah untuk
menyembah Yesus Kristus, begitu pula orang Kristen-pun banyak yang bingung akan pernyataan yang
dikatakan Yesus Kristus sendiri dalam kitab Wahyu di ayat tersebut !
Jadi ketidak pahaman tentang hal itu tidak perlu diherankan sebab hampir
semua orang apapun agamanya kalau membaca kitab suci hanya mengandalkan
pikirannya sendiri yang tidak lain hanya dari sudut pandang dunia nyata saja,
sehingga sulit untuk membedakan antara yang zhahir dan yang bathin.
Coba
kita perhatian tentang pernyataan “Isa” di Al Quran
dan perkataan Yesus Kristus di kitab Wahyu:
1.
Pernyataan dari Isa yang tertulis di Al
Quran memang sama dengan apa yang dikatakan
Yesus
bahwa diriNya tidak boleh disembah, berarti kesaksian oleh Yohanes di kitab Wahyu dibenarkan
dalam kitab Al
Quran (Itulah salah satu bukti kebenaran Al Quran surat 12:111).
2.
Inilah
yang perlu dipahami, bahwa memang pernyataan Isa
di Al Quran terlebih dahulu sudah dikatakan
oleh Yesus Kristus (600 tahun sebelum ada Al Quran).
Tetapi perkataan tersebut waktu itu diucapkan kepada Yohanes pada
saat roh jiwanya dibawa malaikat untuk
bertemu Yesus Kristus yang posisiNya sudah berada di Sorga,
sehingga pada saat Yohanes tersungkur di depan kaki malaikat untuk menyembahNya,
maka Yesus Kristus-pun berkata "melarang diriNya untuk disembah",
sebab di Sorga disisi "Dia (Yesus)" ada "Allah Yang Maha Tinggi”!
( Ket: Mengapa Yohanes tersungkur / terjatuh ? )
( Sebab tidak layak baginya untuk mendekati Yesus Kristus yang sudah berada di Sorga Yang Maha Suci ! )
( Sebab tidak layak baginya untuk mendekati Yesus Kristus yang sudah berada di Sorga Yang Maha Suci ! )
75
Contoh ilustrasi: Jika anda seorang warga suatu daerah kemudian
diundang oleh seorang gubernur yang bersangkutan untuk datang ke “Istana
Negara”, disaat anda sampai di Istana kemudian berjumpa dengan gubernur tersebut (yang telah "berjanji") untuk melakukan hormat kepadanya, maka
jelas gubernur tersebut berkata untuk
melarang anda hormat kepadanya karena saat itu
di “Istana Negara” ada sosok “Presiden” yang
lebih tinggi jabatannya.
Itulah ilustrasi yang
menggambarkan mengapa Yesus melarang diriNya
untuk disembah, jadi kalau kita asal baca
saja semua kitab tanpa didasari hati yang tulus dan teliti maka kita tidak
memahami kebenaran dari duduk persoalan
yang sebenarnya nyata.
Jadi pada waktu itu kalimat tersebut yang
diucapkan “Yesus
Kristus”, membuktikan kebenaran bahwa Yesus
Kristus telah
diberikan kuasa di
dunia dan akhirat yaitu: berkuasa terhadap
roh jiwa stiap manusia (disaat ajal) untuk dibawa ke-tempat
yang telah dijanjikanNya / di akhirat (tertulis di Matius.28:18
& Yohanes.14:3 serta tersirat di Q.3:45 & Q.23:29). Tentang perkataan tersebut jika memang ucapan dari Yesus
Kristus sendiri yaitu "melarang diriNya disembah” hal itupun merupakan “pemberitahuan
tersamar” bahwa: Adanya dua oknum yaitu “keberadaan Dia
/ Tuhan dan adanya keberadaan
Allah Sang Haliq” tersirat di Q.7:206 & Q.26:213.
Dengan demikian apa yang telah tertulis
di Al Quran bahwa “Isa”
berada disisi Allah karena dia saja yang
tahu hari kiamat (tersirat di Q.31:43 - Q.43:61), hal itu untuk
membenarkan bahwa Yesus Kristus
berada di sebelah kanan Allah Bapa di sorga.
Oleh karena itu kesaksian Yohanes di kitab
Wahyu bermakna nubuat / yang akan terjadi dan untuk membuktikan pesan dan janji dari Yesus Kristus yang pernah dikatakanNya pada saat "Dia" masih hidup berdampingan dengan manusia di dunia nyata.
(di
Yohanes 14:1-3) :
“Janganlah
gelisah hatimu; percayalah kepada Allah
percayalah juga kepadaKu.
Jadi jelas bagi orang yang
sudah paham akan kedua kitab tersebut, berpendapat bahwa: sebagian ayat ayat
penting dalam Al Quran yang menyinggung tentang “isa”
(gambaran Yesus) tidak bertentangan dengan Injil.
Akan tetapi karena semua ayat Al Quran
yang bertujuan membenarkan isi dari Injil (kitab
sebelumnya) bersifat samar-samar yaitu tertulis hanya sepenggal saja kalimat
dari ayat Injil, maka bagi umat yang tidak mau membaca Injil, ayat-ayat tersebut bisa menimbulkan kekeliruan
dan bisa menimbulkan keraguan bahkan menyangkal atau
kafir kepada Tuhan Yesus Kristus.
Hal itu tidak diherankan sebab sudah tersirat
di dalam Al Quran di Q.5:68;
Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) akan menambah kedurhakaan dan kekafiran…. .
Sekali lagi diIngatkan !
Kita tahu bahwa Allah Maha Bijak
maka tidak akan mungkin mengadakan / meng izinkan kitab-kitabNya yang ada
sampai sekarang akan membuat manusia di muka bumi ini menjadi berselisih
dikarenakan Kitab-kitabnya saling bertentangan !
Akan tetapi hal itu terjadi
dikarenakan sifat ego manusia yang dipengaruhi ghaib yang jahat sehingga timbul
keangkuhan diri: "akulah yang paling benar",
oleh karena itu maka timbulah kekeliruan dalam hal memandang kitab Al Quran dan
kitab Injil jadi bertentangan !
.Maka
jika hati anda tidak tulus dan tidak teliti serta hati-hati dalam membaca kitab
Al Quran serta membaca kitab Injil begitu pula sebaliknya, akibatnya sangat
mudah sekali timbul kekeliruan dalam pikiran anda masing-masing !
76
Jadi karena kekeliruan pikiran anda
sendiri sebagai orang Mu'min / Islam sehingga timbul prasangka buruk maka bisa
"memfitnah
Injil yang
sekarang adalah palsu!"
Begitu pula sebaliknya karena kekeliruan
pikiran anda sendiri sebagai orang Kristen sehingga timbul prasangka bahwa
"Al
Quran bagaikan boomerang terhadap Injil !"
Kekeliruan dari semua pihak akibat tanpa
melihat latar belakang kenyataan dari sejarah dizaman yang bersangkutan, maka
perdebatan selalu terjadi tanpa kesudahan !
Ditambah lagi sifat manusia
apabila memandang kitab yang diyakini oleh orang lain selalu dari sudut pandang
kitabnya sendiri, sehingga timbul "pembenaran
diri !", yang berakibat
fanatisme sempit pada diri yang bersangkutan apapun agamanya, dengan
demikian sulit untuk menciptakan komunikasi dua arah yang bertujuan saling
bicara dan mendengar dengan dilandasi hati yang tulus / jiwa yang besar.
Hal itulah yang tidak disadari
sehingga melampaui batas kodrat diri sebagai manusia, sebab kita semua tahu
bahwa "Allah Maha Tahu !" akan sejarah masa lampau.
Dimana semua kitab sudah ada
ribuan tahun yang lalu, jadi mengapa kita tidak mengakui bahkan harus mendustai
adanya fakta tentang ayat-ayat Al Quran yang secara tersamar mendukung kebenaran
tentang "Ketuhanan Yesus Kristus" pada kitab sebelumnya / Injil !
Jadi di zaman sekarang
perdebatan bertambah-tambah rupanya akibat dari
"manusia'lah yang terlampau tahu
!" dari pada "Allah Yang
Maha Tahu !"
Kalau keliruan tersebut selalu
terjadi bagi hampir semua orang di dunia ini dikarenakan manusia merasa "akulah yang paling benar !",
maka kekuatan ghaib jahat / syaitan akan bergembira, sebab tidak akan mungkin
terciptanya suasana kehidupan "damai di bumi ini
bagaikan gambaran di sorga" yang selalu didambakan umat
manusia !
Oleh karena itu setelah Al Quran
diturunkan: Kalau ada orang Kristen yang telah membaca Al Quran kemudian membantah tentang kisah sosok nabi pembawa Injil dengan "nama Isa" di
dalamnya karena tidak sesuai dengan Injil Kristus, hal itu adalah
suatu “kebodohan”
orang yang bersangkutan karena orang tersebut tidak tahu duduk persoalan dasar
sehingga ikut terkecoh dengan "nama" tersebut (Isa).
Sebab “nama” Isa secara
hakiki tidak bisa disamakan dengan "nama"
Yesus !
Karena hanya di dalam "nama
asli" Yesus
Kristus ada kuasa di alam ruh !
Jadi karena Allah Maha Tahu kepada "nama" siapa yang "HAK !".
Maka kisah
sosok dengan "nama Isa"di Al Quran
tidak akan sama dengan
kisah
tentang sosok "nama Yesus" saperti di Injil, dengan demikian Al Quran pun tidak
melampaui batas dari Injil, karena
hal itu menyangkut “Hak” akan wewenang Ke'Illahian dari "nama Asli" yang bersangkutan.
Dengan demikian jelas bahwa Al
Quran untuk mengisahkan kembali tentang sosok
/ tokoh utama yang tertulis di Injil tidaklah mukin memakai nama “Yesus Kristus”.
Sebab memang tidak layak lagi Yesus Kristus setelah bangkit
disebut “nabi”.
Karena “Dia” sesungguhnya adalah Tuhanmu!
77
Begitu pula setelah Al Quran
diturunkan kalau ada orang Mu’min / Islam memper-masalahkan
tentang keTuhanan Yesus Kristus di Injil, hal itu adalah “kecerobohan” yang bersangkutan karena lalai terhadap Q.5:68 himbauan untuk membaca Injil, atau
yang bersangkutan tidak mempunyai pendirian sehingga termakan isue "katanya Injil yang sekarang palsu !", sehingga yang bersangkutan sampai kapanpun tidak memahami
bahwa "Allah
Yang Maha Tahu" pasti ada maksud dan tujuan tertentu yang
dilandasi dari sejarah terdahulu sehingga Al Quran
memakai "nama
Isa Al Masih !”.
Oleh karena itu dari kedua belah pihak baik Kristen maupun Mu’min / Islam harus tahu duduk persoalan dasar tersebut yang tidak lain:
Siapa tokoh dengan “nama” Yesus Kristus di dalam Injil !
Siapa tokoh dengan “nama” Isa Al Masih di dalam Al Quran !
Walaupun kedua nama tersebut (“Isa atau Yesus”) untuk satu sosok
pribadi,
tetapi “kharisma” dari masing-masing nama tersebut berbeda
!
Karena Kitab Suci berhubungan dengan kuasa Allah / Tuhan yang
keberadaannya adalah "Ruh Yang Maha Suci" / “Maha Kudus”.
Maka masalah bunyi dari “sebuah nama”
sangat berperan dalam “Alam ruh / ghoib !”.
Hal itu sudah tertulis di Yohanes 4:24; Allah itu Roh dan barangsiapa yang menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.
Hal itu sudah tertulis di Yohanes 4:24; Allah itu Roh dan barangsiapa yang menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.
Jadi semua
orang tanpa terkecuali harus sadar akan hal tersebut !
Sebab
memperdebatkan antara Isa dan Yesus adalah kesia-sian bagi semua pihak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kitab Al Quran sejak awal diturunkan di
jazirah arab merupakan sarana "pelajaran" tentang misteri Allah yang
sarat dengan "peringatan", dan
bertujuan memberikan kebebasan bagi orang
"Mu'min" yaitu orang-orang berpikiran "netral"
yang berserah diri kepada Allah, untuk
menilai yang mana yang benar antara "Yahudi"
dan "Nasrani" setelah
Yesus Kristus kembali ke asalNya Sorga!
Oleh karena bermakna pelajaran
tentang misteri Allah maka Al Quran memberikan "rambu-rambu
peringatan" yang merupakan juga sebuah prediksi (tersirat di Q.3:7).
Rambu-rambu "peringatan"
tersebut sangat penting.
Sebab kalau orang yang
mempelajari Al Quran mempunyai penyakit di dalam hatinya yaitu condong kepada
kesesatan maka orang tersebut akan mengikuti ayat "Mutasyaabihaat"
tanpa menggunakan "akal" !, sehingga mereka menilai bahwa keduanya
antara "Yahudi dan Nasrani" tidak ada yang benar yaitu salah semua !
78
Jadi jelas karena sampai pada
hari ini hampir semua orang mu'min hanya membaca Al Quran saja, maka semua
orang mu'min hanya tahu bahwa nabi pembawa Injil bernama Isa adalah manusia
biasa, hal itulah yang menimbulkan kekeliruan terhadap penilaian segala
ayat-ayat yang bermakna "peringatan"
di dalamnya, sehingga beranggapan bahwa ayat-ayat "peringatan" tersebut hanya untuk orang
nasrani / Kristen karena salah mempertuhankan manusia, sehingga menuduh orang
nasrani telah menduakan Tuhan !
Walaupun
demikian tuduhan tesebut bisa dimaklumkan karena
semua orang mu'min belum mengenal siapa Tuhanmu itu, akan tetapi hanya tahu sebatas Allah adalah Tuhan.
Dengan
demikian ketidak tahuan tersebut maka semua ayat-ayat “mutasyabihat”
di dalam Al Quran masih merupakan “misteri”,
sehingga bisa menjadi bumerang bagi semua orang mu'min
yang masih hidup di dunia, akibatnya
"ikut menyangkal" Tuhan Yesus Kristus
yang berkuasa di hari kiamat untuk membangkitkan semua orang yang "tidak menyangkalNya !".
Jadi yang perlu dipahami supaya
tidak menimbulkan kekeliruan tersebut, yaitu kita harus tahu bahwa Injil adalah
kisah nyata tentang kehidupan Yesus Kristus, sedangkan Al Quran baru diturunkan
600 tahun kemudian setelah Injil, maka jelas bahwa Al Quran hanyalah
merupakan kisah sekilas dari figur/sosok nabi pembawa Injil dengan nama Isa,
oleh karena itu di dalam Al Quran tidak terdapat
pesan-pesan dan janji-janji dari Isa itu sendiri, apalagi janji-janji yang menyangkut wewenang keIllahian
seperti yang telah dikatakan Yesus Kristus di dalam Injil !
Oleh karena itu salah satu tujuan
Al Quran secara tersamar adalah memberikan penerangan kembali bahwa "Putera Maryam bernama Isa" adalah
sosok nabi pembawa Injil, dengan demikkian Al Quran menegaskan kembali bahwa
apa yang tertulis di dalam Injil adalah "benar-benar perkataan manusia Yesus disaat ada di dunia", yang dicatat dan
disusun kembali oleh murid-muridNya sehingga menjadi sebuah "kisah kehidupan Yesus Kristus"
berikut sabda dan janji-janjiNya yang menyangkut unsur keselamatan manusia di
akhirat sehingga merupakan "kabar gembira!".
Karena merupakan sebuah "kisah nyata maka bisa disebut
karangan" walaupun demikian bukan berarti dikarang-karang atau rekayasa ! Hal itulah yang harus dipahami.
Dengan demikian jelas seperti apa
yang sudah tersirat di Q.36:69 bahwa Al Quran itu suatu pelajaran dan kitab
yang memberi penerangan, sehingga begitu pentingnya Al Quran diturunkan setelah
600 tahun Injil beredar di jazira arab, karena dizaman itu sudah banyak kaum
yang membangkang terhadap "berita gembira / Injil !".
Kalau pembaca blog ini sudah menyimak dengan teliti hubungan ayat-ayat Al Quran terhadap Injil, maka kita akan tahu: Ayat-ayat
tertentu dalam Al Quran bertujuan untuk membuktikan secara tertulis bahwa “Yesus Kristus yang tertulis di dalam Injil adalah Tuhan kita”, sebab di dalam Injil tidak ada tertulis pengakuan dari Yesus dengan gamblang “Akulah
Tuhan!”
79
Jadi karena Allah Maha Tahu supaya semua orang mu'min berpikir
tentang ayat-ayat bermakna "peringatan"
yang memberikan gambaran akan hukuman di akhirat kelak akibat menyangkal "Tuhanmu" yang berkuasa atas hari
berbangkit, oleh karena itu jenis ayat-ayat tersebut jelas sebagai
peringatan bagi orang yang tidak mau membaca Injil !
Kalau anda
sudah menyimak penjabaran diatas sampai akhir, maka anda akan tahu bahwa
“hanya ada dua kemungkinan keputusan yang
diambil oleh setiap pribadi” yang mengkaji / membaca Al Quran sambil membaca
Injil, yaitu :
1. Yang
bersangkutan bisa mengetahui siapa yang selalu disebut 'Tuhannya yang tidak lain adalah "Yesus Kristus", sehingga percaya bahwa "Dialah"
yang menguasai hari berbangkit untuk mengumpulkan semua orang yang percaya
kepadaNya.
2. Yang
bersangkutan bisa menyangkal bahkan menghujat "Yesus
Kristus" Tuhannnya yang berkuasa untuk membangkitkan semua
orang yang tidak menyangkalNya.
Walaupun
demikian sesungguhnya kemungkinan yang kedua tersebut sangat kecil terjadi kalau tidak di interfensi dari awal dengan isu bahwa Injil yang sekarang "katanya
palsu".
Maka dapat disimpulkan bahwa setiap orang
yang mengkaji Al Quran dapat meng hasilkan “pilihan
yang sempurna” dari dalam hatinya apapun
pilihannya: baik percaya atau menyangkal
terhadap Tuhannya
yang berkuasa atas hari berbangkit.
Jadi yang perlu dipahami makna
masing-masing antara kedua kitab yang kerapkali dipertentangkan yaitu:
Sesungguhnya Al Kitab itu menggambarkan kisah perjalanan kehidupan umat manusia sejak dunia
dijadikan sampai dengan saat ini.
Kitab Al Quran menggambarkan kisah perjalanan kehidupan pribadi seorang manusia dari lahir sampai
kelak di akhirat yang merupakan akibat hasil dari pilihannya sewaktu hidup di dunia, maka tidak diherankan ayat-ayatnya banyak bermakna
anjuran dan peringatan bagi si pembaca .
Ket: perlu dipahami lagi!
Kalau
kitab Al Quran menyatakan
bahwa nabi Isa disalib berarti:
“ Allah Bukan Maha Tahu”
“ Allah Bukan Maha Tahu”
Sebab
kalau nama Isa di Al
Quran disalib berarti memfitnah kisah nyata dari sosok nama Yesus Kristus yang tertulis
di Injil.
Oleh
karena itu berulang-ulang tertulis bahwa “Allah Maha Tahu !”
Maka tidak
mungkin kisah dalam Al Quran menyatakan “nabi pembawa Injil”
bernama Isa telah disalib, sebab 600 tahun
sebelum Al Quran ada, yang disalib adalah nama asli yang sudah
terlebih dahulu tertulis di Injil yaitu Yesus Kristus.
80
Alasan
yang lebih penting harus dipahami yaitu:
Karena
Al Quran diturunkan untuk mengulangi kembali kisah sekilas dari gambaran para nabi dengan
kitabnya, dengan demikian secara tidak langsung Al
Quran membuktikan bahwa mulai disaat itu sampai dengan saat ini memang sudah tidak
layak lagi nama Yesus Kristus disebut: “nabi Yesus dengan Injilnya !”
Dengan
demikian tidak diherankan kalau nama nabi pembawa Injil dalam Al Quran berubah
dengan nama samaran yang disebut “Isa putra
Maryam”.
Jadi kalau
kita meyakini Al Quran wahyu Allah maka
tidaklah mungkin ada kesalahan dalam hal yang “Hak”, yaitu kepada / atas nama
siapa (kisah asli) yang menyangkut dengan wewenang ke IllahianNya
akan dinyatakan / diberikan !
Itulah sebabnya karena “Alah
Maha Tahu” maka tidak
satupun ayat Al Quran yang menyatakan bahwa “nama nabi Isa” akan
datang / turun ke dunia pada akhir zaman !
Sebab yang “ber-Hak” datang adalah sosok “nama yang
berstatus Tuhan”
Oleh karena itu hanya tertulis di kitab Hadits saja bahwa Isa akan turun ke-dunia
pada akhir zaman, sebab keterangan tersebut hanya
merupakan perkataan rasul Muhammad.
Jadi kita
harus paham siapa Yesus dalam Injil dan siapa Isa dalam Al
Quran.
Walaupun kedua
nama tersebut untuk satu tokoh yang berhubungan dengan Injil tapi kita harus
perhatikan bahwa orang yang sudah membaca Injil
dan percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru
selamatnya, sehingga yang bersangkutan percaya
janji dari anak
Maria yang bernama Yesus (tersirat
di Wahyu.22:12) yaitu; Sesungguhnya Aku datang
segera dan Aku membawa upahKu untuk membalaskan kepada setiap orang menurut
perbuatannya.
Karena mayoritas pengikut rasul Muhammad
dari awalnya sudah meremehkan Al Quran
(tersirat di Q.25:30) sehingga tidak akan mau membaca Injil walaupun sudah dihimbau dalam ayat Q.5:68. Maka pengikut rasul Muhammad mayoritas menyangkal Yesus
Kristus sebagai juru selamat yang berkuasa atas Surga dan Bumi. Oleh
karena itu beliau mengatakan bahwa Isa anak Maryam
akan datang diakhir zaman bukan untuk membagikan upah (seperti kepada para
pengikutNya) melainkan Isa (figur Yesus) akan datang sebagai
“Hakim” diantaramu !
Karena
di Al Quran tidak tertulis bahwa Isa akan
datang di akhir zaman , maka perkatan rasul
membuktikan bahwa beliau sudah membaca Injil.
Ingat sosok “Hakim” menjatuhkan
hukuman! Itulah “kalimat peringatan”
yang tidak dipahami.
Catatan: Di-awal ayat-ayat Al
Quran diterima oleh rasul Muhammad disaat itu hanya
ada pemahaman “Islam” (yang tertulis di Al Quran) yang artinya “Tunduk
/ patuh berserah kepada Allah”, dimana
kelompok orang-orang "Islam" disaat itu berpikiran "netral" belum terpengaruh ajaran apapun sehingga tidak berpihak kepda Yahudi maupun Nasrani, dengan demikian "Islam" disaat itu belum menyangkal "Yesus Kristus" karena tidak tahu menahu tentang hal itu.
Maka disaat itu orang-orang "netral" tersebut disebut: “kaum Mu’min”, dengan demikian disaat itu belum ada “ Umat Islam yang memegang syariat” berdasarkan kitab Al Qur’an dan Hadits seperti saat ini, sebab jelas disaat itu (di awal itu) belum tersusunnya kitab Hadits.
Maka disaat itu orang-orang "netral" tersebut disebut: “kaum Mu’min”, dengan demikian disaat itu belum ada “ Umat Islam yang memegang syariat” berdasarkan kitab Al Qur’an dan Hadits seperti saat ini, sebab jelas disaat itu (di awal itu) belum tersusunnya kitab Hadits.
81
Oleh karena
itu sekarang ini kalau kita mau membahas / mengkaji ayat-ayat Al Quran
secara hakiki maka kita harus menanggalkan segala atribut diri dengan kata lain
kembali kepada “fitrah diri” masing-masing dengan dilandasi hati yang tulus dan
pikiran jernih / netral.
Hal itu yang
harus dipahami !
Kalau saja kita
sebagai pembaca / pengkaji Al Quran tidak
memahami makna tujuan diturunkannya Al Quran dizaman itu, bahkan kalau kita tidak
memahami pengertian “Islam” yang tertulis pada ayat-ayat Al Quran (sebelum ada
kitab Hadits), maka hal itu akan
menimbulkan kerisauan pada diri kita sendiri
(karena fanatisme / “aku yang benar”) sehingga bisa keliru dalam memandang keyakinan terhadap
orang lain.
Hal inilah yang
terjadi disaat sekarang !
Jadi hal ini yang harus dipahami bagi siapa saja tanpa
terkecuali yaitu :
Bahwa setiap
orang yang mengkaji Al Quran adalah pertarungan diri terhadap pengaruh dari kekuatan
dunia lain (ghoib) untuk mengambil keputusan secara pribadi.
1. Bahwa
setiap orang yang mengkaji Al Quran disertai dengan Injil mempunyai hak apakah
mau percaya dengan
pendapatnya : bahwa “Isa Al Masih”
yang tertulis di Al
Quran sesungguhnya hanyalah figur dari Yesus Kristus di
Injil yang telah diberi kuasa atas Dunia dan Akhirat / Sorga dan Bumi, dan
yang telah kembali ke AsalNya (Sorga)
kemudian
akan datang kembali ke Dunia sebagai Hakim Yang Adil
sehingga
yang bersangkutan mengakui bahwa “Dia” Yesus Kristus adalah Tuhan !
2. Dan
setiap orang sekalipun mengkaji Al Quran
disertai dengan Injil, mempunyai
hak untuk menyangkal
mentah-mentah dengan pendapatnya :
bahwa Isa Almasih dengan Injilnya yang dikisahkan di
Al Quran adalah manusia biasa sehingga orang
yang bersangkutan berkeras juga bahwa Yesus
Kristus-pun yang ada di Injil bukan Tuhan !
Hal ini
tidak diherankan apalagi bagi orang mu’min yang tidak mau membaca Injil,
sehingga tidak
akan ada peluang untuk memahami siapa Isa dan siapa Yesus Kristus ?
Karena Allah Maha Adil maka segala keputusan untuk
memilih :
mau percaya atau menyangkal adalah “hak” bagi setiap orang yang mengkaji Al Quran.
Hal itu
sudah ditegaskan bahwa Al Quran adalah kitab
yang “hak” dari Allah
agar manusia
bebas memilih segala petunjuk yang terdapat
di dalamnya.
Ingat !
Tulisan ini bukan ditinjau hanya dari
satu sisi saja !
Karena dasar dari tulisan ini
untuk menjelaskan bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya yaitu kitab Injil (tersirat di Q.12:111) .
82
Jadi untuk
mengikuti ayat-ayat “muhkamaat atau mutasyaabihaat” (Q.3:7)
terserah
pribadi setiap orang yang telah
mengkajinya, dengan demikian untuk
percaya atau menyangkal kepada
Tuhan yang telah diberi kuasa di dunia dan akhirat
adalah hasil pilihan yang “sempurna” karena murni dari dalam
hatinya.
Oleh karena
itulah mengapa di dalam Al Quran ditegaskan :
“bahwa Islam adalah agama yang disempurnakan dan masuk Islam tidak ada paksaan”
bagi semua
orang mu’min ?
Hal itu membuktikan karena
tanpa paksaan maka apapun pilihannya sempurna !
Dengan
demikian kita harus sadari hal tersebut, karena dapat dibuktikan hampir semua
orang mu’min yang mengaku “Islam pemegang syariat”
kenyataannya sempurna dalam hal penyangkalan terhadap sosok Yesus Kristus yang telah diberi kuasa oleh Allah
diakhir zaman supaya membangkitkan semua orang (yang
percaya) untuk dikumpulkan.
Jadi semua terserah pembaca apapun pilihannya, karena :
“Iman mu menyelamatkan mu”
Oleh karena itu Al Quran memang harus
dikaji dengan disertai membaca “Injil Kristus” dan bukan asal dibaca saja, maka sepantasnya Al Quran hanya layak
bagi orang pandai yang barhati tulus dan berpikiran "netral",
sebab orang tersebut menggunakan "akal
sehat" dalam mengkajinya ! Sehingga suatu saat orang tersebut akan mengetahui
makna dari "kebenaran" yang hakiki di dalamnya.
Jadi hal itu jelas bahwa membaca Injil bagi semua orang
mu'min mutlak
harus dilakukan, sebab tanpa membaca Injil maka bagaimana
mungkin para pembaca Al Quran bisa membuktikan bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya / Injil !
tersirat di Q.12.YUSUF
: 111.
Q.12 YUSUF : 111 yaitu; Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita
yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab)
yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Karena “Allah Maha Tahu” maka tidak
heran hal tersebut sudah terprediksi di dalam Al Quran itu sendiri, seperti
sudah tertulis di Q.38:88.
Al Quran surat 38. SHAAD :88,
Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran beberapa waktu lagi.
.
Ayat Q.38:88 merupakan jawaban bagi setiap pembaca
yang sudah memahami tulisan dalam blog ini, sehingga sekarang sudah mengetahui bahwa Al Quran membenarkan kitab
sebelumnya / Injil !
83
Oleh karena itulah sekali lagi perlu
di’ingat dan diperhatikan: kalau
seseorang menyangkal “Dia/ Yesus Kristus” yang berada di sisi Allah serta telah diberi
kuasa atas Sorga dan Bumi, maka dihari penghakiman nanti di dalam Al Quran surat 25:23 sudah
memberikan gambaran bahwa segala amal perbuatan yang bersangkutan akan
sia-sia.
Hal
itu sudah tersirat di surat.25 AL FURQAAN :23, yaitu;
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang
berterbangan.
Coba perhatikan sekali lagi ayat Q.25:23 diatas !
Mengapa dalam ayat tersebut tersirat hanya
menyinggung soal prilaku perbuatan terhadap hubungan sesama manusia dan
lingkungannya, yaitu dengan tertulis “amal
yang mereka kerjakan”? dan tidak menyinggug
soal ibadah yang dikerjakan ?
Walaupun amal adalah bagian dari ibadah,
tetapi ibadah itu sendiri lebih condong kepada penyambahan kepada Allah dalam
bentuk ritual.
Oleh karena setiap agama mempunyai tata cara ibadah yang saling berbeda untuk menyembah Allah Sang Haliq, tetapi jelas pada
dasarnya semua agama mengajarkan kebajikan yaitu lebih dominan yang berhubungan dengan
perbuatan.
Oleh karena itu isi dari ayat di Q.25:23 menjelaskan:
walaupan manusia telah mengerjakan amal
perbuatan baik dengan ikhlas, tetapi segala perbuatannya tergambar sia-sia bagaikan debu berterbangan!
Hal itu dikarenakan sewaktu orang yang bersangkutan hidup di Dunia tidak
mau percaya Wewenang yang sudah diberikan
Allah kepada Yesus Kristus (yang berada disisiNya untuk membangkitakan semua orang).
Sehingga apapun amal perbuatan yang dikerjakan orang tersebut tidak akan sampai
dihadapan Allah karena tidak ikut dibangkitkan oleh Yesus
Kristus (yang telah berjanji dengan tujuan supaya ikut mendapatkan hak-pahala
dari Allah “Yang Maha Adil”).
Jadi Q.25:23 makna isinya merupakan
kebalikan dari apa yang sudah tertulis di
dalam Al Kitab / di YAKOBUS.2, yaitu: isinya ditujukan
bagi mereka yang tidak melakukan perbuatan walaupun
sudah percaya Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan juru selamatnya!
YAKOBUS.2:17&26
17- Demikian
juga halnya dengan iman: jika iman tidak
disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati.
26- Sebab
seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah
mati
84
Itulah ayat-ayat dalam Al Quran dan
Alkitab yang mempunyai tujuan memperingatkan manusia sesuai dengan apa yang
belum diketahuinya.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa:
- Rasul
Muhammad dengan Al Quran memberikan peringatan bagi mereka yang belum
mengenal Tuhannya, supaya jangan sia-sia amal
perbuatannya.
- Rasul di Al
Kitab dengan pesannya memberi
peringatan bagi mereka yang sudah ber iman kepada Tuhannya (Yesus Kristus) supaya jangan
sia-sia imannya.
Oleh karena itu Al Quran diturunkan di jazira arab setelah Injil dengan tujuan sebagai bahan pelajaran
untuk kaum “NETRAL” yaitu kaum Mu’min
dan sebagai peringatan untuk orang-orang yang kafir kepada Tuhannya! (Tersirat di Q.36:69).
Sebab
Allah itu Esa jadi tidaklah mungkin Allah mempunyai cara yang berbeda untuk
menyelamatkan jiwa manusia di akhirat.
Jadi kalau diteliti dengan mendalam dari beberapa
ayat-ayat Al Quran terhadap Injil, maka ayat-ayat yang tersamar di dalam Al Quran merupakan pelajaran yang bermakna:
-Pemberitahuan
/penjelasan tentang siapa Tuhanmu
yang terkemuka di dunia dan akhirat.
-Peringatan akibat dari penyangkalan terhadap Tuhan yang telah
diberi kuasa.
-Penegasan dan jawaban yang membenarkan karena keraguan
terhadap kitab yang sebelumnya.
-Petunjuk kepada jalan yang lurus, yang bertujuan supaya kaum "NETRAL" / Mu'min mencari tahu kepada siapa arah yang dituju tentang jalan itu, oleh karena itu dihimbau membaca Injil.
Itulah kebenaran Al Quran yang merupakan “hubungan tersembunyi”
terhadap Al Kitab.
Jadi hanya waktu yang bisa menjawab bagi
para pengkaji Al Quran untuk mengetahui dan mengakui sebuah kebenaran yaitu sesuatu yang tidak dapat disangkal lagi !
Jadi kalau tidak tahu duduk
persoalannya maka perdebatan antara Al Quran
dan Injil merupakan "kebiasaan" karena selalu tidak
akan mendapatkan titik temu !
Akan tetapi mengkaji Al Quran disertai baca Injil Kristus, hal
itu sangat "luar biasa" karena
akan membuka tabir yang menyelubungi pikiran pembaca, sehingga menemui
titik temu menuju kepada pengertian yang hakiki tentang "Tuhan" Yang Esa !
85
Ringkasan akhir penjabaran panjang diatas:
AL
Quran diturunkan 600 tahun setelah Injil
beredar di jazirah arab, dimana semua umat manusia yang berpedoman pada kitab
Al Quran meyakini bahwa Allah sendiri yang berkata-kata yang disampaikan
melalui malaikat jibril.
Oleh
karena itu Al Quran bertujuan memberikan
pelajaran serta peringatan kepada semua
orang awam dan kepada orang-orang Mu’min kususnya yaitu orang-orang yang berserah diri kepada
Allah tetapi belum mengenal siapa sesungguhnya “ sosok Dia” yang selalu
disebut-sebut oleh Allah dalam ayat Al
Quran dengan sebutan: Tuhanmu, Tuhan kita,
Tuhannya, Tuhanku !
Selain
itu Al Quran merupakan pelajaran dizaman itu yang memberikan petunjuk kepada
pembacanya dalam mengambil kesimpulan disaat
mengkajinya untuk memahami antara
kebenaran atau kebohongan akibat
pengaruh "ucapan orang kafir" terhadap kisah yang sudah tertulis di
dalam kitab sebelumnya / Injil. Pada
dasarnya kitab Al Quran mendukung kebenaran dari kitab sebelumnya / Injil hanya saja di sampaikan
secara tersamar, dengan demikian
kalau pembaca Al Quran tidak pernah
membaca Injil
maka tidak akan mungkin bisa membuktikan
bahwa Al Quran kitab yang mendukung kebenaran
dari kitab sebelumnya / Injil.
Oleh
karena itu segala ayat-ayat yang tergolong samar-samar disebut "
ayat mutasyabihat", dan apabila
orang yang mengkajinya mengikuti ayat-ayat mutasyabihat (Q.3:7) tanpa dikaji
mendalam maka mereka akan memfitnah
kisah yang ada pada kitab sebelumnya, contohnya mereka menelan mentah-mentah
kalimat utama yang mempunyai "pengertian
tersembunyi" seperti kalimat: “tidak ada
Tuhan selain Allah” maka akibatnya secara
bathin menjadi fatal karena menyangkal
Tuhannya yang akan membangkitkan yang bersangkutan, yaitu Tuhan yang bernama Yesus Kristus yang terlebih
dahulu dikenal sebelum ada Al Quran ! Oleh karena itu Allah sendiri
memerintahkan kepada rasul Muhammad agar
menyebut nama Tuhanmu pada waktu pagi dan
petang (Q.76:25), dimana ayat tersebut tergolong mutasyabihat jadi untuk
memahami tentang siapa nama Tuhan itu maka harus diselidiki dengan mendalam pada saat
mengkajinya. Sebab Al Quran untuk membenarkan kembali kitab sebelumnya yaitu
tentang sosok kisah nabi pembawa Injil tetapi
bukan memakai nama asli Yesus Kristus melainkan
dengan menggunakan nama samar yaitu
"Isa". Karena Allah Maha Tahu
maka Allah lebih tahu kepada nama siapa
yang "HAK" atas sebutan Tuhan yang berkuasa atas
dunia akhirat (Q.2:91). Jadi karena Al Quran menceritakan
kembali sosok nabi pembawa Injil hanya dari sudut pandang sifat raga
kemanusiaan saja, maka tidak akan mungkin Allah keliru sehingga tidak
mungkin melampaui batas dalam penjelasan kembali yang menyangkut /
menyinggung wewenang terhadap nama asli
Yesus Kristus yang sudah terlebih dahulu tertulis di Injil. Oleh karena Allah Maha Tahu bahwa manusia enggan mengkaji
dengan mendalam maka di dalam Al Quran banyak tertulis ayat-ayat bernada
peringatan yaitu gambaran akan hukuman-hukuman akhirat atas konsekuensi dari
penyangkalan terhadap Tuhanmu itu, bahkan ayat-ayat tersebut yang bernada
peringatan bisa dibilang menteror manusia yang pembacanya, hal itu bertujuan
agar para pembaca sadar mencari tahu siapa Tuhan yang sekejam itu ( contoh Q.19:71) ! Hal itu pasti tidak akan diketahui yang bersangkutan
kalau tidak membaca kitab sebelumnya / Injil. Jadi kalau sekarang
Injil dianggap palsu, sehingga tidak mau membacanya maka tidak akan tahu alasan
tersebut diatas selama-lamanya , akhirnya hanya kebenaran “siksa kuburlah”
yang diyakini oleh yang bersangkutan !
Dengan demikian “Imanmu menyelamatkanmu” artinya kebenaran yang kamu yakini menjadi kenyataanmu. Jadi perlu diingat: Dalam Injil Yesus Kristus
diwaktu hadir ke dunia sebagai Anak
manusia berkata: Dirumah Bapaku banyak tempat tinggal, aku menyediakan
tempat bagimu !
86
Setelah 600 tahun kemudian
sampai sekarang Allah menghimbau siapa saja pembaca Al Quran agar:
Berdo’alah: “Ya
Tuhanku, tempatkanlah aku pada
tempat yang diberkati, dan
Engkau adalah sebaik-baik
Yang memberi tempat.”(Q.23:29)
Jadi jelas
Yesus dahulu disaat hadir kedunia sesungguhnya hanya wujudnya saja'lah “sebagai Anak Manusia” jadi setelah Yesus bangkit dari antara orang mati
(dimasa itu) tidak ada salahnya sampai sekarang “Dia” disebutan
Tuhan kita , bagi yang paham
!
Oleh karena itu
setelah nama sosok nabi pembawa Injil tidak ditulis dengan nama aslinya (Yesus),
maka setelah Al Quran beredar
keseluruh penjuru dunia tidak diherankan timbul perbedaan pendapat
tentang siapa Tuhan Yang Esa (dan perlu diingat "bukan siapa
Allah Yang Esa" yang diperdebatkan), perbedaan pendapat tersebut dikarenakan semua
ayat-ayat Al Quran yang ada tertulis suku kata "Tuhan" tidak disertakan dengan nama jelasNya (yaitu Yesus Kristus), oleh karena di dalam
Al Quran tidak tertulis inisial dari “nama Tuhan” maka kitab Al Quran
disebut universal karena tidak berpihak kepada Yahudi maupun Nasrani
sehingga Al Quran merupakan pelajaran terutama memberikan penjelasan kembali
tentang gambaran sekilas sosok nabi
pembawa Injil dengan netral, supaya dikaji oleh masing-masing pembaca untuk memilih
secara bebas dari hasil penilaian ayat yang menegaskan antara makna kebenaran maupun kebohongan, itulah cermin
demokrasi (contoh; ayat tentang kebenaran Q.19:33-34 dan ayat tentang
kebohongan Q.4:156-157. Itulah yang
dimaksud ayat di Q.38:88 yaitu kebenaran yang suatu saat akan diketahui
pembaca Al
Quran). Perbedaan pandang tersebut bukan
karena kesalahan Al Quran akan tetapi diakibatkan karena manusia dalam
mengkajinya tidak teliti dan tidak
disertai ilmu pengetahuan kitab-kitab sebelumnya dan tidak hati-hati terhadap gangguan yang pasti dari
kekuatan syaitan yang jahat (Q.72:2), sebab
sesungguhnya pembaca Al Quran kalau dilandasi dengan hati yang tulus maka
pembaca akan tahu siapa sosok Tuhanmu yang harus disembah / yang telah dikatakan Allah (Q.3:18 & Q.19:65). Oleh karena itu sampai hari ini kitab Al Quran adalah kitab
suci satu-satunya di dunia yang mutlak harus dikaji untuk ambil kesimpulan bagi
semua orang yang berpegang pada kitab tersebut !
Jadi intinya Al Quran
diturunkan pada zaman itu di daerah
konflik antara kaum Nasrani yang
percaya Yesus
Kristus dan kaum Yahudi yang kafir kepada Yesus Kristus nabi pembawa Injil (Q.4:156), dimana ayat Al Quran pertama
diturunkan hanya kepada rasul
Muhammad saja jadi disaat itu hanya ada kaum “Mu’min” dan belum ada umat Islam
pengikut rasul Muhammad yang menerapkan peraturan hidup berdasarkan syariat
Islam karena disaat itu belum tersusunnya kitab Al Quran dan kitab Hadits ( Hal ini yang perlu dipahami).
Oleh
karena situasi konflik disaat itu maka
Allah Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana bahwa nama nabi pembawa Injil
yang bernama Yesus Kristus sudah terlebih dahulu dibenci oleh kaum Yahudi, maka
unuk menghindari antipati terhadap nama tersebut semua ayat Al Quran yang mengisahkan nabi-nabi terdahulu
ditulis dengan nama aslinya kecuali untuk sosok nabi pembawa Injil memakai nama samar
yaitu :Isa Almasih, dengan demikian ayat-ayat tersebut tergolong samar atau
disebut "mutasyabihat”.
Sejak saat itu rasul Muhahammad diperintahkan Allah supaya dengan susunan ayat-ayat yang
diterimanya bertujuan memberikan pelajaran
dan penerangan (Q.36:69) kususnya
kepada kaum "Mu'min" yaitu kaum yang berserah diri kepada Allah tetapi belum ber-iman kepada Tuhannya (Q.16:98-99) dan memberikan
peringatan kepada kaum yang membangkan terhadap berita gembira / Injil (Q.19:97), jadi jelas pada awalnya ayat-ayat Al Quran yang
bernada ancaman ditujukan kepada kaum Yahudi yang membangkang terhadap Injil / berita gembira.
Setelah berjalannya waktu sekian lama dimana ayat-ayat yang
telah diterima rasul Muhammad kemudian
tersusun menjadi satu kitab yang disebut "Kitab Al Quran". Maka mulai dizaman itu kaum Mu'min wajib membaca "Kitab
Al Quran."
87
Kenyataan yang terjadi mulai dizaman itu
sampai hari ini hampir semuanya orang Mu'min yang masih berpikiran netral
kemudian mereka setelah mengkaji Al
Quran mereka lebih condong untuk mengikuti / ber-iman kepada ayat
mutasyabihat (Q.3:7)
akibatnya “mereka” menjadi keliru sehingga menganggap hanya kaum “mereka” saja yang sempurna sedangkan semua kaum
yang lain dinyatakan sesat “bagi mereka”, memang “mereka” taat memuji-muji kebesaran Allah Yang
Maha Agung. Karena “mereka” beriman kepada ayat mutasyabihat tanpa dikaji lebih
mendalam maka “mereka” memegang pengertian harfiah saja
terhadap kalimat "tidak ada Tuhan selain Allah", akibatnya “mereka” dengan
sadar dan nyata menjadi
kaum yang menyangkal sosok
Tuhan yang telah diberi
kuasa membangkitkan semua orang dari alam kubur yang percaya kepadaNya (guna
dikumpulkan untuk dibawa menuju "pengadilan Allah" pada hari
penghakiman). Karena selagi masih hidup di
dunia “mereka” menyangkal sosok Tuhan yang berkuasa maka keadaan “mereka” pada hari kiamat "celaka" karena tidak punya pengharapan lagi untuk ikut dikumpulkan (Q.25:23) agar mendapatkan pahala atas amal ibadahnya masing-masing dari Allah Yang Maha Adil.
Dengan demikian “mereka”
termasuk orang-orang yang merugi karena amal ibadahnya sia-sia belaka (Q.34:26) sebab tidak ada
yang membawanya kepada pengadilan Allah sehingga tetap tertinggal dalam
"alam siksa kubur yang kekal."
Sekalipun diantara kita setelah
mengkaji Al Quran ada yang sependapat dengan “mereka” maka hal itu tidak bisa dipersalahkan, karena hasil
pilihan tersebut adalah “yang Hak” bagi setiap pikiran orang yang memang sesuai dengan isi
hatinya. Oleh karena itu Al Quran harus dikaji berulan-ulang
selama “orang yang bersangkutan”
masih hidup di alam nyata/zhahir, supaya “mereka”
yang
telah keliru menyangkal Tuhannya menjadi
sadar setelah memahami ayat-ayat yang merupakan "peringatan" (Q.68:52). Ayat peringatan
tersebut nyata tersirat di dalam Al Quran
itu sendiri. Dimana ayat-ayat tersebut jelas sebagai gambaran tentang keadaan “orang Mu'min yang keliru” karena semasa hidupnya telah menyangkal sosok Tuhan yang berkuasa atas
hari berbangkit, yaitu
menggambarkan pengakuan “mereka” setelah terlambat ada di alam kubur yang kekal (Q.36:52). Oleh karena itu kita
harus sadar begitu pentingnya Al
Quran diturunkan di masa itu dengan tujuan
memberikan sarana pelajaran (Q.36:69) dan “peringatan” kepada orang-orang yang membangkang terhadap kitab
sebelumnya yaitu “kabar gembira/Injil” (Q.19:97), akan tetapi kenyataannya hampir semua orang yang
mengkajinya tidak teliti serta tidak waspada akan gangguan dari kekuatan
syaitan yang terkutuk (Q.16:99-98)(Q.25:29), akibatnya makna yang hakiki dari tujuan Al Quran yang
sesungguhnya menjadi terabaikan sehingga semua ayat mutasyabihat merupakan "Misteri Al Quran" selamanya bagi
pembaca !
Oleh karena itu tulisan dalam blog ini
mengajak para pembaca berpikir kembali, apakah kita sudah meneliti Al Quran dengan benar? Agar kita tidak keliru seperti “mereka”!
Jadi hanya satu persoalan
yang dihadapi oleh semua orang Mu’min.
Yaitu: Belum percaya akan anugrah dari Allah (Q.43:15), kehadiran sosok
“Sang Juru Selamat”
yang merupakan rahmat dari
Allah yang nyata yang
sudah
ditegaskan pada Q.19:21 suatu perkara yang sudah diputuskan.
Dengan tujuan agar semua
umat manusia tidak ada yang tertinggal
pada saat hari
berbangkit.
88
Jadi yang perlu dipahami bahwa dari awalnya di dalam Al Quran
"nama nabi pembawa Injil" tidak ditulis dengan "nama aslinya" / seperti di Injil.
Maka setelah Al Qura beredar ke seluruh dunia, mulai saat itulah timbul sebuah dilema bagi hampir semua orang yang hanya membaca Al Quran saja.
Sehingga memperdebatkan lagi "siapa Tuhanmu !"
Bukan siapa Allahmu yang dipermasalahkan !
Dengan demikian kalau semua orang memahami begitu pentingnya
arti yang "HAK" dari sebuah nama disaat menyebut statusnya,
maka perdebatan antara Al Quran dan Injil tidak akan pernah terjadi lagi !
"nama nabi pembawa Injil" tidak ditulis dengan "nama aslinya" / seperti di Injil.
Maka setelah Al Qura beredar ke seluruh dunia, mulai saat itulah timbul sebuah dilema bagi hampir
Sehingga memperdebatkan lagi "siapa Tuhanmu !"
Bukan siapa Allahmu yang dipermasalahkan !
Dengan demikian kalau semua orang memahami begitu pentingnya
arti yang "HAK" dari sebuah nama disaat menyebut statusnya,
maka perdebatan antara Al Quran dan Injil tidak akan pernah terjadi lagi !
Sebab jelas sejak Al Quran diturunkan sampai hari ini bahwa: nama "Isa Al Masih"
hanya untuk nama seseorang dalam "kisah manusia suci" / nama nabi pembawa Injil.
Sedangkan sekarang dan nanti nama "Yesus Kristus" sebutan nama Tuhanmu !
Sedangkan sekarang dan nanti nama "Yesus Kristus" sebutan nama Tuhanmu !
Contoh, kalau saja nama “Isa” di Q.3:45 ditulis dengan nama asli yaitu
“Yesus Kristus” seperti di Injil (memang hal itu tidak mungkin,
tersirat di kitab Wahyu 22:19) ,
maka tidak akan pernah
terjadi perdebatan karena jelas, tidak lagi tersamar.
Oleh karena Al Quran kitab yang “Hak” maka cerita tentang
“Isa Al Masih” tidak mungkin sama dengan kisah “Yesus Kristus”
Sebab Allah Maha Tahu
kepada nama siapa yang berhak di sebut “Tuhan”.
Jika hal tersebut tidak dipahami
maka akan menjadi sebuah
dilema dari generasi ke generasi !
TAMAT.
Copyright
©2010 hubungantersembunyi.blogspot.com
Terima
kasih atas waktunya untuk membaca blog ini. Kalau ada waktu bacalah sekali lagi
dari awal sampai akhir.
Penulis. SP62
Penulis. SP62
Ref: Al Quran dan terjemahannya - Dept. Agama
RI . 1983 / 1984.
TERJEMAH HADITS SHAHIH BUKHARI I-IV.
TERJEMAH HADITS SHAHIH BUKHARI I-IV.
Alkitab. Lembaga Alkitab Indonesia . cetakan 1982.
Link Update: http://updatehubungantersembunyi.blogspot.com
89